Shaka sudah sampai dikelasnya, sekarang dia satu kelas bersama Shaga dikelas sang kembaran, tangannya masih bertaut dengan tangan Shaga, dengan erat menggenggam tangan yang lebih besar darinya, Shaka menggembungkan pipinya, menahan rasa takut pada dirinya.
"Shaka mau pulang aja,"ucap Shaka pada Shaga, tangan anak itu juga mulai bergetar dan suhunya menurun.
"Tenang saja,"
"Kak Jun-"
"Dia tidak ada, hanya ada Shaga dan Shaka! Jangan pikirkan laki-laki itu!"ucap Shaga dan memeluk Shaka dengan erat.
Shaga mendudukan Shaka disampingnya, mengambil pacifier lalu menyumpalkannya pada mulut Shaka, Shaka menyenderkan kepalanya dibahu Shaga, sesekali membuat gerakan abstrak ditelapak Shaka.
"Shaga nanti kalau kemana-mana bilang ke Shaka ya,"Shaga hanya mengangguk lalu mengusap kepala Shaka.
"Ikut gue!"ucap Haura yang tiba-tiba masuk ke dalam kelas Shaga dan menarik laki-laki itu, dan tidak membiarkan Shaka ikut.
Shaka yang melihat itu beringsut, dan semakin memojokan dirinya, tangannya bertaut memilin satu sama lain, rasa takut pada dirinya mulai menguasai dirinya, kepalanya ia tundukan dalam agar tidak mendengar bisik-bisik dari teman-teman Shaga.
"Beban banget ya, kemana-mana harus sama Shaga, lagian keluarga Travisc kenapa nggak buang aja!"ujar seorang gadis.
"Kayaknya nggak cuma gue doang yang gedeg sama cowok kaya dia! Banci!"ujar gadis yang lain.
"Beda banget sama Shaga yang keren, badas, kece!"
Shaka hanya mampu terdiam, berharap Shaga datang menarik dirinya. Meja Shaka digebrak keras membuat Shaka terkejut, kepalanya dia doangakan agar bisa melihat orang itu.
"Pergi sana! Kelas ini nggak terima orang kaya lo!"Shaka bangkit hendak berjalan keluar mencari Shaga.
"Mau kemana lo?"tanya gadis itu dan menarik Shaka agar menghadapnya.
"Mau nggangguin Shaga sama Haura, pacarnya!"
"Pacar?"gumam Shaka yang masih didengar oleh gadis itu.
Gadis bersurai maroon itu terkekeh sini lalu menjambak rambut belakang Shaka, mendapat perlakuan kasar tiba-tiba itu Shaka hanya mampu meringis, ingin melawan tapi dia tidak bisa menyakiti wanita.
"Akh!"
Gadis itu memegang tangannya yang diputar kebelakang, ia mencoba menoleh dan tatapannya membulat karena melihat pacar Shaga yang menatapnya tajam.
"Bawa Shaka keluar, biar gue urus lonte satu ini!"
Shaga tersenyum, lalu menarik Shaka ke markas Eagle, membawa anak itu ke pelukannya dan mengusap kepala Shaka.
"Shaka mau pulang,"
"Bentar ya,"Shaka menggeleng, isakanya lolos begitu saja walau dia sudah menahannya sekuat tenaga.
"Pacar Shaga jahat!"
Shaga menghela nafas, sepertinya gadis-gadis tadi mengatakan jika pacarnya adalah Haura, rasanya dia ingin mencekik Haura dan memasukannya kedasar lautan agar tubuhnya hancur.
"Shaka mau hiks pulang!"ujar Shaka berulang kali, Shaga tetap diam menunggu gadisnya datang.
Benar saja, pacar Shaga datang membawa satu dot berisi susu, dia mendekat ke arah Shaka, memberikan dot tersebut kepada pemiliknya. Shaka yang melihat perempuan itu mendekat semakin mengeratkan pelukannya.
"Shaga hiks Shaka mau hiks pulang!"keluh Shaka pada Shaga, nafasnya mulai memburu karena terlalu takut.
Gadis bernama Fanni itu mundur, menyuruh Shaga untuk menenagkan sang kelicinya, sekuat tenaga Fanni menahan gemasnya pada Shaka, karena setiap malam Shaga bisa mengirimi foto Shaka yang begitu menggemaskan.
"Pacar Shaga bukan cewe yang narik Shaga, Shaga pacarnya gue!"Shaka menggeleng merasa tak percaya pada ucapan Fanni.
"Yaudah susunya buat Shaga aja ya?"
Fanni terkekeh saat Shaka mulai terpengaruh, dia secepat kilat mencubit pipi Shaka, memberikan susunya pada Shaka dan mengajaknya untuk tidur. Shaga tersenyum lalu ikut duduk disalah satu sofa, kini posisi Shaka sedang tiduran dengan paha Shaga menjadi bantala kepalanya dan paha Fanni sebagai bantalan kakinya.
Fanni melepaskan satu-satu sepatu Shaka, Shaga juga mengusap kepala Shaka agar cepat terlelap. Anggota Eagle yang baru datang merasa gemas dengan tingkah Shaka.
Setelah susu Shaka habis dan anak itu terlelap, Shaga segera memindahkan Shaka ke dalam kamarnya, belum ada yang pernah ke kamar itu kecuali Shaga tentunya.
"Sepertinya kita harus menjaga ekstra Shaka yang mudah sekali terpengaruh,"ucap Fanni.
Dia terkekeh kecil karena merasa menjadi ibu, dia menyenderkan kepalanya dibahu Shaga, merasakan tangan berurat itu mengelus surai hitamnya.
Karena semua guru melakukan rapat untuk ulangan setengah semester, seluruh siswa hanya diberi tugas. Bagi mereka yang lebih suka foya-foya segera menuju kantin atau minimarket depan sekolah.
Berbeda dengan anggota Eagle, mereka hanya duduk dan menikmati cemilan yang ada, Shaka masih terlelap walau ditengah tidurnya dia mengigau sampai menangis.
"Aku ingin kita jalan-jalan bersama Shaka, aku rasanya ingin mempunyai adik seperti Shaka!"
"Nanti ku ajak dia untuk jalan-jalan bersama.
_
Masih bingung siapa pelaku aslinya? Aku kasih clue ya sedikit 🤗🙂🤐
KAMU SEDANG MEMBACA
WHY ME [TERBIT]
Fanfiction[BABY BOY VERS] Shakala Hergio Travisc, laki-laki yang mengakhiri hidupnya karena terlalu lelah dengan keluarganya yang begitu kasar dan kejam. Bukannya menjadi arwah dirinya malah tertarik kedalam sebuah novel yang berjudul IT'S ME, dimana ia menja...