🐻✨[8. Kantin]✨🐻

33.1K 3.4K 32
                                    

Dengan langkah riang Shaka berjalan disebelah Shaga, hinga mereka sampai dikantin Shaga dan teman-temannya langsung duduk ditempat yang biasa mereka tempati.

"Temen-temen Shaka kok tinggal dua, yang banyak tadi kemana?"tanya Shaka dengan berbisik, karena saat berangkat sekolah ada bayak sekali teman-teman Shaga, dan sekarang hanya tersisa dua orang.

"Gue usir,"Shaka menoleh ke arah Abizer lalu mengangguk.

Membuka bekalnya yang berisi bento dengan daging sebagai lauknya, Shaka dengan tenang, melupakan atensi orang-orang yang sedang menatapnya gemas.

"Udah?"

Shaka mengangguk, dia memberikan Shaga kotak makannya yang sudah kosong, meminum air putihnya dan duduk dengan tenang menunggu Shaga menyelesaikan acara makannya.

Brak!

Suara meja yang dipukul terdengar jelas, ada tiga orang gadis sedang berdiri disebelah meja Shaga-Shaka. Bersedekap dada menunjukan sifat angkuhnya.

"Lo!"gadis itu menunjuk wajah Airys, menatap tajam wajah Airys yang masih diam memakan spaghetti-nya.

"Lo habis ngapain?"sekarang Arjuna yang bertanya, laki-laki yang sedari tadi diam hanya mengamati.

"Nggak ngapa-ngapain cuma mukul muka cewek sok kecantikan,"

Gadis yang tadi menggebrak meja menggeram marah, ia mengangkat tangannya siap menampar wajah Airys.

"Lo mau ngapain?"

Abizer menggenggam tangan yang ingin menampar kembarannya, menghempaskannya kuat lalu menarik Airys agar pergi dari sana, Shaka hanya diam menatap Shaga yang hanya cuek.

"Jangan diliatin!"Shaka menoleh kearah teman Shaga ber-name tag Geovano.

"Kenapa? Emang dia siapa?"

"Clay, yang dibelakangnya ada Senia sama Herlina,"

"Wow, pembunuh kaya lo masih bisa sekolah, gue kira sekolah elit kaya gini nggak nerima siswa pembunuh kaya lo!"Clay gadis yang sempat melabrak Airys karena salah satu temannya dipukul oleh gadis itu, menatap sinis Shaka.

"Jaga omongan lo!"Vano, laki-laki itu lantas berdiri menatap tajam Clay dan temannya, Shaga dan Arjuna juga langsung mengalihkan padangannya pada gadis itu.

"Why? Emang itu kenyataannya,"

"Lo nggak cuma lonte tapi buta ya! Jelas-jelas kalau Syela bunuh diri,"Arjuna maju membuat Clay melangkah mundur.

"Inget! Inget ini Clayya Faris Gadia jangan sekali-kali usik anggota Eagle, walau Shaka emang bukan bagiannya, tapi Shaka adik dari ketua Eagle, paham! Atau gue ungkapin semua rahasia adik tiri gue yang paling manis ini,"Clay menegang, ia langsung melangkah pergi setelah mendapat ancaman dari bisikan Arjuna.

"Shaga...,"Shaka mencicit, semua mata menatap ke arah Shaka dengan tatapan tanpa arti.

Shaga segera memeluk Shaka dan membawanya keluar dari kantin diikuti Arjuna dan Vano. Mereka pergi menuju markas Eagle yang terletak dilantai atas, itu permintaan Shaga untuk memberikan ruangan khusus sebesar lapangan basket pada kakeknya.

"Hiks! Shaka jahat!"

Shaga langsung mengangkat Shaka kegendongannya. Sampai di markas Eagle semua mata tertuju pada Shaka yang ada digendongan Shaga, hingga Shaga duduk Shaka masih digendongan kembarannya

Shaga segera memerintahkan salah satu bodyguard untuk membuatkan Shaka susu, anak-anak Eagle menganga, mereka baru tau sosok Shaka karena dari dulu Shaka seperti tak pernah muncul diluar kelasnya, kecuali saat tuduhan pembunuhan itu.

"Dia Shaka?"tanya salah satu anggota Eagle yang hanya dijawab anggukan oleh Shaga.

"Udah jangan nangis,"Shaga mengusap punggung Shaka yang bergetar, tanpa sadar tangan Shaga mengepal erat melihat Shaka yang menangis.

"Jangan nangis Sha,"

Shaka menahan tangisnya, menarik nafasnya agar sesegukannya mereda, Shaka menatap tangan Arjuna yang sedang memegang botol dotnya.

"Shaga itu dotnya Shaka!"Shaka berbisik, atau lebih tepatnya berbicara, karena keadaan hening membuat semuanya mendengar ucapan Shaka barusan.

"Ini punya kak Juna!"

Shaka menatap Shaga dengan memelas, memeluk kembarannya dengan erat, Shaga menatap tajam Juna agar memberikan botol dot itu pada Shaka. Juna memperlihatkan giginya lalu memberikan dot itu pada Shaka.

"Makasih,"

Shaka segera menyesap niple silikon itu dengan kuat, pipi bulatnya naik turun mengikuti irama sesapannya. Anak Eagle menahan gemas, mereka tidak tau jika ada manusia selucu Shaka, mereka seperti baru keluar dari goa selama bertahun-tahun.

"Shaka mau masuk kelas,"Shaka berdiri dari pangkuan Shaga hendak keluar tetapi masuk ke dalam lagi.

"Ayo anterin Shaka ke kelas!"Shaka merengek didepan Shaga karena laki-laki itu hanya diam menatap dirinya.

"Shagara!!! Kak Vano ayo anterin Shaka! Shaga nyebelin!"

Shaka menghentakan kakinya, menarik Geovano membawanya keluar, Shaga segera mengejar keduanya tak akan membiarkan Shaka bersama Vano.

"Shaka lucu,"ujar Nishi, anggota termuda Eagle.

"Najis homo!"ujar Keneth membalas perkataan Nishi.

"Anjing lo! Gue masih doyan cewek!"Keneth tertawa mendengar ucapan laki-laki blasteram negara sakura itu.

"Gue bercanda kali,"

_

Shaga masih dikesali oleh Shaka, laki-laki itu masih setia bergelayut pada lengan Vano membuat Shaga menghela nafas lelah, ia bangkit dan meninggalkan Shaka disana.

"Kak Shaga mau kemana?"tanya Shaka pada Vano, karena tubuh mereka yang memiliki tinggi yang jauh beda Shaka harus mendongak.

"Shaka nggak ada ponsel, boleh teleponin Shaga nggak?"

Tanpa mengatakan apapun, Vano segara mengambil ponselnya, mengetikan sesuatu lalu wajah Shaga muncul dilayar ponselnya.

Shaka tersenyum lalu melambaikan tangannya kearah wajah Shaga, Shaga masih menatap datar Shaka. Tanpa aba-aba dia mencium layar ponsel Vano.

"Hihihi Shaka minta maaf,"

Shaga tersenyum sedikit, ia juga menutup sambungan video call karena wajahnya mulai memerah. Vano mengusak surai Shaka, bisa saja anak itu membujuk kembarannya.

"Kak Vano tunggu kak Abizer dateng ya,"

Vano mengangguk, akhirnya keduanya diam cukup lama menunggu Abizer datang.

_

Kalau mau lanjut jangan lupa komen, kalau ada typo tolong dikoresi, Terimakasih >_<

WHY ME [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang