🐻✨[20. Rumah atau Sekolah]✨🐻

20.7K 2.3K 60
                                    

Sekembalinya dari rumah sakit Shaka belum melihat Reyna dimansion, kini karena tidak ada Reyna, Shaka terus menempel pada Ravn, membuat teman-temannya merasa jengkel, apalagi Jayden.

"Shaka main game yuk!"ajak Devan pada Shaka yang tidak digubris sama sekali.

"Nggak mau!"jawab Shaka, tangannya kembali sibuk pada tali hoodie milik Ravn, mengikatnya lalu melepasnya kembali.

"Mau biskuit?"tanya Alister, untuk yang satu ini Shaka tidak menolaknya, bangkit dari tidurnya lalu mengampiri Alister dan Jayden yang sedang memegang biskuit.

Shaka memakan biskuitnya dengan tenang, Deran menggeram gemas ke arah Shaka, dia mendekat lalu mencubit pipi Shaka dengan kencang.

Alis Shaka langsung menukik, biskuit yang sedang ditangannya langsung terlempar mengenai wajah Deran. Mengusap pipinya kasar lalu memeluk Jayden, merengek kepada kakaknya agar mengusir Deran.

"Siapa sih yang ngajarin lo ngomong kaya gini!"ucap Deran pada Shaka sambil mencubit bibir Shaka yang maju.

"Bu guru! Kenapa?! Jangan lupa kalau Shaka sama kak Deran masih musuhan!"Deran semakin gemas, hendak mencubit pipi Shaka lagi sebelum tubuhnya ditarik mudur oleh kembaran Shaka.

"Pulang lo!"ujar Shaga pada Deran, dia menarik Shaka.

"Yang sopan cil sama yang tua!"ucap Deran, dia mengambil jaketnya lalu mengajak Ravn dan Devan pulang.

Shaka yang melihat wajah Deran menjadi merasa tak enak, dia mendekat lalu menarik ujung hoodie yang dikenakan oleh Deran, menundukan kepalanya setelah Deran menoleh ke arahnya.

"Kak Deran nggak marahkan? Shaka sama Shaga tadi cuma bercanda kok!"ucap Shaka, tangannya juga sibuk memilin kaos kebesaran yang sedang dipakainya.

Deran bersorak dalam hati, sepertinya mengerjai Shaka akan menarik."Gue pamit Jay,"Shaka segera memeluk Deran dari belakang, memohon agar Deran jangan pergi sebelum memaafkan dirinya.

"Shaka minta maaf, Shaka cuma bercanda tadi! Kak Deran nggak boleh marah sama Shaka, kita nggak jadi musuhan,"ucap Shaka, tanpa tau jika orang-orang yang berada dibelakangnya sedang menahan gemas.

"Awas!"

"Kak Deran!!!"Shaka semakin mengeratkan pelukannya, tak lupa kakinya juga ikut melingkar dikaki Deran.

"Maafin Shaka dulu!"

"Maaf! Maaf! Maaf!"Shaka semakin brutal.

Deran yang tak kuasa menahan gemas akhirnya menyudahi sandiwaranya, dia melepaskan pelukan Shaka lalu menatap wajah Shaka yang sudah memerah, matanya juga sudah berkaca-kaca.

"Gue maafin, tapi nggak boleh kaya gitu lagi, bobo sana! Bocah nggak baik tidur malem-malem ntar digigit Devan!"

"Huum! Shaka sayang kak Deran!"

Lalu anak berumur 17 tahun itu mengantarkan tamu-tamu kakaknya ke depan pintu, melambaikan tangan dan kembali masuk, berjalan ke arah kakaknya lalu memeluk mereka.

"Mommy sakit ya?"tanya Shaka, mereka semua tidak menjawabnya.

Shaka berjalan terlebih dahulu ke kamarnya, masuk ke dalam kamar Reyna dan melihat Reyna tidur dikasurnya, menghampiri sang mommy lalu masuk ke dalam selimut Reyna.

"Mommy!"Shaka mendusalkan wajahnya pada leher Reyna, menikmati rasa hangat pada tubuh mommy-nya.

"Kenapa Shaka? Mau dibuatin susu?"Reyna tiba-tiba terbangun.

Shaka menggeleng, dia hanya memeluk sang mommy lalu menyuruh mommy-nya agar beristirahat saja, Shaka mencium pipi Reyna dan ikut terlelep dikehangatan Reyna.

_

Shaka sudah bangun dari tidurnya lalu merenggangkan ototnya, dia menoleh kesana kemari mencari keberadaan mommy dan daddy-nya. Bangkit dari duduknya lalu pergi dari kamar orang tuanya.

Shaka bergegas mandi, saat masuk semuanya sudah tersedia, Shaka masuk dan melakukan aktivitasnya seperti biasa, dia memakai seragamnya tak lupa memakai hoodienya yang terlihat kebesaran membuatnya dia tenggelam.

"Shaka nggak jadi sekolah apa ya, perasaan Shaka nggak enak, entar kalau ada kak Juna gimana,"monolog Shaka.

Tangannya memilin tali hoodie yang dipakainya, lalu menatap dirinya dicermin, matanya membulat karena dibayangan cerminnya ada sosok Juna dibelangkangnya.

"Sha!"

"Maaf kak Juna, Shaka bakal-!"Shaka menutup wajahnya menggunakan tangannya agar tidak melihat wajah menyeramkan Arjuna.

"Hey Sha! Gue Shaga!"Shaka menggeleng ribut, dengan tenang Shaga membuka tangan Shaka yang menutupi wajahnya, meyakinkan Shaka jika dirinya adalah Shaga bukan Arjuna, bajingan bangsat yang membuat kembarannya trauma.

"Shaka nggak mau sekolah,"ucap Shaka pada Shaga sambil memeluk tubuh kembarannya.

"Kita satu kelas sama Abizer,"ucap Shaga pada Shaka.

Shaka melepas pelukannya, menatap mata Shaga mencoba mencari kebohongan dimata Shaga, bagaimanpun Shaga adalah manusia yang pandai berbohong.

"Shaga nggak boong kan?"tanya Shaka, Shaga mengangguk mantap lalu mengajak Shaka untuk sarapan karena yang memasak adalah Reyna dengan resep cinta miliknya.

Setelah semuanya sarapan, sesuai permintaan Shaka, Shaga menaiki mobil bersama Xavier. Sampai mereka tiba disekolah, Shaka menatap Xavier agar tidak jadi bersekolah, beringsut memojokan tubuhnya kesudut pintu.

"Shaka nggak mau!"

Shaga menjulurkan tangannya, Shaka awalnya hanya menatap tangan itu, saat melihat tatapan Xavier akhirnya anak itu meraih tangan Shaga.

"Janji ya jangan tinggalin Shaka,"ucap Shaka.

Shaga mengangguk mantap, dia menutup kepala Shaka dengan tudung hoodie yang dipakai Shaka, merangkul pundak sang kembaran dan menuju kelasnya.

_

Jangan bingung-bingun sama kematian Syela, karena ini cerita Shaka, siapa taukan kalau Shaka pelaku aslinya

♡ buat kalian, inget bentar lagi ujian

WHY ME [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang