Sense

4.5K 404 15
                                        

Akhirnya, aku bisa update ini lagi 😭

Beneran maaf banget buat yang nungguin, karena ini update bonus lamanya kebangetan. Dan dateng-dateng malah bawa part gini, tapi beneran. Kemarin" mentok banget mau nulis apa. (Setelah lihat moment jaemren akhir-akhir ini barulah agak ada pencerahan dikiiiiit, padahal momentnya banyak. Akunya aja yg aneh.)

Mungkin karena aku sambil nulis noren juga , jadi semua pikiranku kebagi sana sini. Dan inilah alesan aku selalu coba selesaikan satu satu ceritaku, karena aku gak bisa kerjain lebih dari satu judul dalam waktu bersamaan.

Beneran, sekali lagi maaf ya. Mana malah curhat lagi pembukaannya.

Semoga suka part ini, tapi kalo nggak juga gak apa". Kalian pasti lebih sukanya jaemren real life yg lagi ngegas kan? 😅 aku juga kok.

 Kalian pasti lebih sukanya jaemren real life yg lagi ngegas kan? 😅 aku juga kok

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

Beberapa jam yang lalu, Jaemin dan Renjun sudah mengucap janji. Janji dimana mereka akan menerima dan menemani satu sama lain sampai akhir. Ucap mereka kala itu adalah tanda mereka telah menjadi pasangan yang direstui Tuhan, juga satu kerajaan.

Dan sekarang Renjun dan Jaemin tengah berdiri di ruangan raja, setelah acara pemberkatan selesai juga rentetan acara lainnya. Jaemin menarik Renjun untuk segera menghadap ayahnya, bukan Jaemin begitu tergesa atau apa. Tapi ini kesempatannya, menemukan Renjun dengan Raja dengan waktu yang cukup lama. Karena biasanya mereka hanya saling menyapa saja.

Lebih tepatnya Jaemin selalu melarang Renjun bertemu Raja saat ada Lady Rianna, dan hari ini Jaemin sudah meminta seseorang berbuat kekacauan di dekat ruangan milik adik tirinya. Agar Lady Rianna ikut fokus disana sementara Renjun dan Jaemin akan menemui raja secara pribadi.

"Semoga kau betah disini Renjun, dan aku harap kau bisa menyesuaikan diri dengan baik disini." Ujar Raja setelah mereka sempat mengobrol kecil juga.

Renjun dan Jaemin pamit keluar setelah memberi hormat, dan begitu keluar dari ruangan mereka berpapasan dengan Lady Rianna.

"Kalian sudah selesai?"

Renjun sudah membuka mulutnya hendak menyapa, tapi Jaemin lebih dulu bersuara. "Ya, dan aku minta agar kau tak mengganggu kami. Ini hariku dan Renjun, jangan mengacaukannya."

"Kalian belum me—"

"Tidak perlu, untuk apa?" Jaemin tak pernah menutup-nutupi kalau dirinya memang tak menyukai ibu tirinya.

Kalau Lady Rianna tak lebih dulu mengajaknya berbicara, Jaemin tak pernah sudi mengajaknya mengobrol. Dan sekalinya Jaemin mau mengeluarkan suara untuknya itu adalah sebuah peringatan, ancaman, juga kalimat sinis.

Setelah itu Jaemin dengan segera merangkul bahu Renjun, membawanya menjauh dari si ibu tiri. Ia tak mau hari bahagianya dengan Renjun dirusak dengan pertemuan dengan wanita itu.

Sincerely ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang