Chapter (08) Lepas Beban

2K 271 11
                                    

"Harusnya kamu langsung balas saja tamparannya. Aku tidak bisa asal tampar orang begitu saja, Lee Jaemin. Lihat, aset milikku jadi merah begini." Omelan Jeno ditanggapi oleh Jaemin dengan tatapan polosnya. "Berhenti menatap aku begitu! Aku sedang kesal sekarang. Jadi aku tidak akan terpancing. Ya... Kecuali kalau aku melihat semuanya."

"Oh ya..." Maka dengan sengaja Jaemin melonggarkan pakaiannya hingga memperlihatkan sebagian tulang selangka yang menggiurkan untuk disentuh.

"Heh!" Dengan wajah panik Jeno kembali membenarkan pakaian istri nakalnya. "Kita sedang berbicara serius, oke?"

"Hem, oke." Jaemin kembali duduk tenang dan bersikap baik.

"Jadi, bisa jelaskan?"

"Bukannya kamu bilang ingin mengusirnya?"

"Tapi bukan dengan cara begini."

"Aku juga sebenarnya belum ingin, tapi sudah terlanjur. Padahal aku belum mempermalukannya karena bersikap seolah rumah ini adalah rumahnya."

"Kenapa kamu tidak bilang?"

"Terus kamu mau memberikannya kesempatan kedua setelah kejadian tadi?"

"Tidak!"

"Nah.."

"..."

"Sudahlah... Segeralah mandi sana." Usir Jaemin, "jangan menjulang dihadapanku begitu."

"Kenapa? Apa aku terlihat aneh?"

"Sebaiknya jangan mempertanyakan perintah istrimu, Tuan Lee. Aku menunggu di ruang kerja milikku."

"Ruangan yang mana?"

"Ailee akan mengantar kamu nanti."

Membiarkan suami pemaksanya itu terlihat penasaran, Jaemin melenggang pergi tidak perduli.

Sesampainya di depan ruang kerja barunya, Jaemin dibuat bingung dengan ramainya orang-orang berdiri di depan sana. Apa yang mereka lakukan?

"Nyonya Lee" sapa pak Shin yang merupakan supir pribadi Tuan Lee.

"Kenapa ramai sekali?"

"Em.." pak Shin bingung sendiri bagaimana menjelaskannya. Toh ini memang sudah biasa terjadi, karena tuan mereka semua ada di rumah yang sama. Jelas saja semua bawahnya ikut.

"Ya sudah kalau tidak tahu.." Jaemin mengibaskan tangannya abai, kemudian kembali beranjak ke tujuan awalnya.

"Nyonya mau kemana?"

"Ruang kerja."

"..."

Tidak ada yang tidak terkejut. Yang mereka tahu bahwa ruangan itu semula adalah gudang, kini sudah disulap menjadi ruang yang layak pakai. Namun begitu, ini tidak bisa dibiarkan. Apa pendapat keluarga lainnya nanti soal ini!

"Kenapa kalian bergerumbun begitu?" Jaemin tidak bisa untuk tidak bertanya, karena pintu miliknya terlihat penuh dan sesak oleh orang-orang berwajah tegas namun ada taburan konyol disana.

Ternyata dari mereka ada yang lebih terkejut lagi. Siapa lagi kalau bukan sang suami. Terlihat dari wajah paniknya yang terpampang jelas. Sama seperti tubuhnya yang tidak terbungkus oleh apapun. Jaemin cuma melongok melihat itu.

"Kenapa ruangan kamu di sini?" Nada suara yang terdengar... Syok.

"Kan aku sudah bilang ruangannya kurang."

"Ailee bilang bibi Yejin memberikan dua ruangannya"

"Itu hanya cukup untuk koleksiku. Skincare yang ku pesan itu baru sampai tadi."

Peran Antagonis (nomin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang