Chapter (23) Jeno x Jaemin

1.3K 136 6
                                    

"Jaemin."

"Hm?" Jaemin ngedongak sebentar melihat orang yang masuk dalam ruangannya, lalu dia kembali sibuk dengan pekerjaanya.

"Apa yang kamu lakukan kali ini kepada Ji-Hyun?"

"Oh, dia mengadu. Dasar wanita pengadu."

"Jaemin, aku serius."

Jaemin menghentikan pekerjaan, ia meyilangkan kedua tangannya dengan masih duduk di kursi kerjanya. Ia menaruh atensi penuh kepada pria yang tampaknya sangat khawatir sekaligus menahan amarah itu.

"Kamu sudah berulang kali mencoba melenyapkannya." Ucap Jeno lagi. Ia mendudukan dirinya di sofa, memijat pangkal hidungnya yang terasa nyeri. Tidak bisa apa sehari saja untuk dirinya merasa tenang?

"Dengan kamu datang ke sini karena begitu mengkhawatirkannya, membuat aku semakin ingin melenyapkannya." Jaemin menatap Jeno yang terlihat kalut, dia suka pemandangan ini.

"Sebenarnya apa yang kamu inginkan?" Jeno mengalah, dia tidak bisa terus-terusan menghalangi Jaemin yang siap kapan saja melenyapkan Ji-Hyun.

"Mudah saja, hapus dia dari kehidupanmu."

"Kamu menaruh hati padaku, eh?" Jeno menatap Jaemin dengan pandangan meremehkan.

"Hahaha ...." Jaemin sontak meledakkan tawanya. Mata indahnya sampai mengeluarkan air mata saking gelinya mendengar penuturan Jeno. "Tuan Lee, dengan atau tidaknya aku mencintaimu, janji dan resiko kamu menikahiku tetaplah berlaku. Kamu ingat dengan janjimu bukan? Hanya aku satu-satunya pendamping dalam hidupmu, dan aku tidak akan melepaskanmu. Cinta, bagiku cinta tidak mempengaruhi. Walaupun aku mencintaimu, jikalau kamu meninggalkan aku, lebih baik kamu mati saja." Ucap Jaemin tegas.

"Aku tidak bilang kalau aku akan meninggalkanmu, hanya saja jangan ganggu dia."

"Kalau begitu ingatkan keledai mu itu untuk tahu diri."

"Kamu juga harus menarik orang-orang mu menjauh dari Ji-Hyun."

"Kenapa? Orang-orang mu juga ada disekitar dia, bukan?"

Jeno mengdengus kesal, "kalau tidak ada orang-orang ku, Ji-Hyun sudah tidak ada lagi di dunia ini."

Jaemin menggidikkan bahunya acuh, "mungkin saja." Ia menopang dagu sembari menatap Jeno serius, "kalau ternyata dia mendatangimu dengan pengakuan kalau dia hamil, bagaimana menurutmu?"

Jeno menyerengit, menatap Jaemin waspada. "Kamu melakukan sesuatu padanya lagi?"

"Entahlah .... Dia sudah berani bermain dengan obat perangsang, aku pikir dia sudah bermain-main dengan banyak orang."

"Ji-Hyun tidak mungkin seperti itu." Tolak Jeno mentah-mentah atas pemikiran Jaemin.

"Terserah kamu mau percaya atau tidak. Dan satu lagi, kalau dia berani menantangku satu kali lagi setelah ini, aku tidak akan menahan Young Hoon untuk menyiksanya, memenuhi dirinya, membiarkannya hingga mengandung, tepat di hadapanmu. Atau, kamu bisa memilih dia mati di hadapanmu dengan cambuk seperti yang aku lakukan terhadap Yejin." Ancam Jaemin telak membuat Jeno membeku.

Jeno menggeram mendengar nada congkak dengan perkataan tidak masuk akal terus keluar dari bibir tipis itu. Jeno beranjak dari duduknya mendekati Jaemin, tanpa berkata apa-apa Jeno mengangkat Jaemin dari kursinya, membuat pria itu seperti karung beras bertengger di pundaknya.

"Hei! Mau apa kamu, hah?!" Jaemin memberontak dengan tangan tidak absen memukul punggung Jeno.

Jeno membawa Jaemin ke kamar mereka, menghempaskan tubuh Jaemin ke atas ranjang. Ia melepas dasi yang melingkar di lehernya dengan cepat, tidak membiarkan Jaemin bergerak mejauh darinya. Jeno tidak perduli dengan makian yang keluar dari mulut orang yang sudah menyandang status istrinya itu. Jeno mengikat kedua tangan Jaemin dengan dasinya, membuat pergerakan pria cantik itu terbatas, pun Jeno menahan kaki Jaemin yang berusaha menyerangnya. Ia memaksa membuka kedua kaki orang dibawahnya, mencengkram wajah itu agar tidak berpaling darinya, dan satu tangannya mencengram kedua tangan Jaemin di atas kepala pria cantik itu.

"Sepertinya kamu sangat terobsesi denganku, bukan? Aku juga bisa melakukan itu, Sayang." Ucapnya dengan suara berat membuat orang di bawahnya semakin memberang."Sebelum kamu melakukan niatmu itu, bagaimana kalau aku memperaktekkan terlebih dahulu padamu? Mengisi dirimu hingga penuh."

"Aku akan membunuhmu!"Geram Jaemin.

"Aku akan memenuhimu!"

"Aku akan membunuh Ji-H-hmmph."

--^

Note

Kelanjutan akan aku beri tahu di chapter depan.

Peran Antagonis (nomin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang