HAMBURG, 2013
Sedang nikmat-nikmatnya tidur siang di hari kelima liburan musim dingin, suara bel apartemen yang ditinggali oleh dirinya dan omahnya berbunyi tiga kali berturut-turut. Usai membuka mata dan menggeliat di balik selimut, Dewa mengucek kedua matanya dan berdiri dengan kaos dan celana panjang beserta kaos kaki, dia berjalan sempoyongan ke arah pintu sambil berteriak, "ich komme".
Lupa mengecek lubang intip di pintu apartemen karena masih mengantuk, Dewa langsung saja membuka pintu. Wangi makanan langsung menyeruak ke lubang hidungnya sebelum sebuah suara perempuan berteriak di depannya.
"Guten abend!" (*Selamat sore!)
"Lho? Kamu sama siapa?" Dewa kaget dan matanya langsung terbuka sempurna memandang perempuan cantik dengan coat pink pastel selutut membalut kaos putih panjang dan celana jeans hitam. Sebuah koper besar diletakkan di sebelah kakinya yang ditutupi boats bludru pendek warna cokelat.
"Surprise!!!" Dia lalu merentangkan tangan sambil memiringkan kepala. "Kaget, gak?"
"Biasa aja, sih, gak sampe jantungan," jawab Dewa.
Perempuan rambut pirang itu tertawa. "Aku gak disuruh masuk, nih?"
"Kopernya?" Dewa memandang koper silver itu. "Kamu dari bandara langsung ke sini?"
"Iya, emang aku sengaja gak booking hotel kok."
"Terus?"
"Emang gak boleh bobo di sini?"
"Omah gak ada."
"Udah tau, tadi aku kan telfon Omah dulu sebelum ke sini." Perempuan itu menjulurkan lidahnya.
"Ya terus? Udah tau Omah gak ada kenapa kamu gak langsung cari hotel?"
"Emang gak boleh bobo di sini?" ulang perempuan itu lagi sambil tersenyum.
"Yaa, Lun, bukannya apa-apa, ya, walaupun kita bukan di Indonesia, tapi kan aku masih laki-laki normal."
"Hahaha!" Luna mengeluarkan ponselnya dari saku mantel. "Omah pulang nanti malem kok, kalo kamu gak percaya coba telfon lagi aja, nih."
Waktu disodorkan ponsel, Dewa tidak langsung mengambil. Dia hanya memandangi ponsel Luna sambil berpikir, kemudian tangannya bergerak ke arah Luna. Bukan untuk mengambil ponselnya tetapi untuk mengambil gagang koper Luna untuk dibawa masuk ke apartemen.
"Kalo sampe nanti malem Omah belum pulang juga, aku anter kamu ke hotel sebelah!" ucap Dewa berjalan di depan Luna.
"Siap, capt!"
Selagi menunggu Dewa meletakkan kopernya di kamar belakang tempat Dewa biasa tidur, Luna duduk di sofa tengah sambil melihat-lihat isi apartemen mewah yang sudah dibeli oleh Omahnya sejak tahun 2003 itu. Bukan kali pertama Luna datang ke apartemen itu, dan sampai saat ini dia masih tidak menemukan satu foto pun tertempel di dinding apartemen.
"Kamu sendirian ke sini?"
Luna berhenti meneliti isi apartemen setelah Dewa datang dengan dua kaleng minuman soda dingin yang diletakkan di atas meja.
"Keliatannya gimana?" Luna bertanya balik.
"Ya kali aja asisten kamu ada di hotel, gitu."
"Gak ada kok. Aku ke sini bukan untuk kerjaan."
"Tumben?" Dewa menatap Luna sambil meneguk sodanya.
"Emang sengaja mau liburan bareng kamu," jawab Luna tersenyum lembut.
![](https://img.wattpad.com/cover/107761384-288-k558045.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Goodbye, Memory! [SEKUEL HELLO, MEMORY!]
RomanceKetika kisah mereka telah menjadi masa lalu bagi orang lain, tapi baginya hanya seperti kemarin. Banyak hal berubah, tapi ia masih tetap di perasaan yang sama. Kedatangannya kembali ingin mengulang kisah yang dulu ia tinggalkan. Mengejar lagi seseor...