Nine.

1.4K 258 58
                                    

Malam menegangkan bagi Taehyung itu berlalu. Setelah tiga hari dia bekerja di sini, tampaknya laki-laki itu mulai terbiasa sedikit demi sedikit. Dia masih memiliki rasa takut, bahkan bingung saat Jungkook memerintahkannya untuk melakukan ini dan itu.

Seperti sore ini. Di karenakan Mona yang sedang sibuk mengisi sebuah acara sebagai seorang penyanyi, Taehyung di minta menemani Jungkook untuk acara gala premier film yang dia bintangi di sebuah bioskop besar kota Pulo.

Dia mengurus beragam macam keperluan Tuannya, dari makanan Hinga minuman kecil yang tak luput dari perhatian Taehyung. Seperti mengurus seorang balita, dia bahkan menghitung asupan gizi yang Tuannya butuhkan hari ini.

"Kau lelah?" Tanya Jungkook, yang kini duduk di sebuah kursi bersebelahan dengan Taehyung.

Hoseok tampak sibuk menelpon, entah berbicara apa laki-laki itu sibuk mengurus semua jadwal artis yang berada di bawah managementnya.

"Taehyung, aku bertanya padamu."

Masih tidak ada suara, Jungkook melirik apa sebenarnya yang pekerjanya lakukan. Sejak tadi bahkan Taehyung membiarkan Jungkook berbicara seorang diri.

Laki-laki yang baru bekerja tiga hari itu tampak memejamkan mata. Meski keadaan duduk mengharuskan Taehyung tetap siaga, lengan laki-laki itu bahkan tak lepas dari tas kecil juga beberapa keperluan Jungkook yang lain.

"Jungkook-"

mematikan telpon, hendak mendekat namun laki-laki itu memberi isyarat agar dia tidak berisik dan membuat Taehyung terganggu dari tidurnya.

Hoseok datang perlahan. Dia bahkan berbisik, menatap keadaan Taehyung dan bertanya apa yang harus dia lakukan.

"Harus aku membangunkannya? Ini masih jam kerja kan?"

"Biar aku saja, katakan pada Yoongi untuk membawa barang-barang ku ke mobil."

Hoseok mengangguk, meninggalkan Taehyung dan Jungkook di kursi tempat para artis beristirahat.

Laki-laki itu mendekat ke arah telinga Taehyung. Jungkook bahkan menggenggam pergelangan Taehyung sedikit kuat sebelum membisikkan sesuatu yang menyadarkan pekerjanya itu.

"Jika kau ingin tidur, bukan di sini. Perlukah aku membawamu tidur di pangkuan ku?"

Bisik laki-laki itu. Jelas terdengar, membuat Taehyung mengerjapkan mata seketika mendengar sesuatu yang membuatnya terganggu. Apa itu tadi? Bisik-bisik terdengar jelas, namun Taehyung tidak terlalu paham apa yang sedang mereka bicarakan.

"Sudah bangun?" Sapa Jungkook.

Taehyung bergegas duduk lebih tegap. Sayup teringat kata-kata yang membuatnya tersadar dari kantuk, suara berat laki-laki yang dia kenal sebagai bosnya masih mengalun merdu dalam ingatan Taehyung.

Matanya kini melirik ke arah Jungkook sedikit canggung. Sorot mata itu terlihat mengintimidasi, namun ada makna lain yang entah tidak bisa taehyung jelaskan.

"Melelahkan bekerja dengan ku?"

Taehyung menggeleng kecil. Berusaha terlihat baik-baik saja, karena dia tahu betul, betapa Taehyung membutuhkan pekerjaan tersebut.

"Tidak Tuan, aku baik-baik saja."

"Sungguh?"

"Iya."

Jungkook mengulurkan tangannya. Mengusap kecil, sesaat kantung mata Taehyung yang sedikit menghitam.

"Ini, tanda kau telah bekerja keras."

Taehyung hanya diam. Hoseok melihat, dia bahkan mendengar jelas perbincangan antar dua laki-laki itu dari jarak tempatnya berada.

Yoongi yang datang hendak mengabari mobil telah siap sedia. Lengannya di tahan oleh Hoseok, membuatnya sedikit kebingungan dengan maksud pria itu.

"Aku saja yang mengatakannya, bawa barang-barang itu dan tunggu di mobil." Ucap Hoseok.

Mengangguk, Yoongi membawa beberapa barang bosnya dan kembali menunggu di mobil. Hoseok berjalan mendekat, perlahan dan membuat Jungkook sadar akan kedatangannya.

"Mobilnya sudah siap, kita akan kembali."

"Tidak ada agenda apa-apa setelah ini?"

"Hanya bertemu EO, untuk acara kejutan sederhana ulang tahun pernikahan mu besok." Jawab Hoseok.

"Tidak bisa kah kau yang mengurusnya saja? Aku lelah, dan ingin segera beristirahat di rumah." Ucap laki-laki itu.

Hoseok menggeleng. Dia menunjukkan kalender pada Jungkook, memperjelas jika hari ulang tahun pernikahan itu tersisa kurang dari sehari.

"Kau harus datang, melihat sendiri apa yang kurang dari pekerjaan mereka. Besok pagi adalah hari bahagia untuk mu dan Mona, jadi berikan yang terbaik Jungkook."

Hoseok sudah menyebutkan nama laki-laki itu. Kini dia berbicara bukan lagi sebagai seorang manager, Hoseok memposisikan diri sebagai seorang kakak yang tahu betul kehidupan rumah tangga sang adik.

Taehyung hanya diam, dia bahkan tidak mengerti dan tidak ingin coba untuk mengerti. Biar saja, baginya pembahasan tersebut di luar dari pekerjaannya.

"Kalau begitu pesan kan kamar, aku ingin beristirahat setelah ini dan jangan ganggu aku." Jelas Jungkook.

Hoseok tentu mengangguk. Dia paham, Jungkook bukan tipe manusia yang suka berpergian, dia bahkan keluar rumah hanya untuk bekerja, bekerja, dan bekerja.

Sisanya Jungkook lebih suka berdiam diri, inilah alasan mengapa setiap Mona mengisi jadwal menyanyi, sang suami tak pernah turut hadir menemani. Jungkook lebih memilih mengirim Yoongi, sebagai laki-laki yang dia percaya untuk menjaga sang istri.

"Baik, Yoongi mengatakan mobil mu sudah siap."

Mengangguk tanpa reaksi. Dia berdiri, berjalan dan pergi begitu saja. Meninggalkan Taehyung dan Hoseok, yang kini turut pergi mengikuti kemana laki-laki itu melangkah.

Jungkook tampak memasuki mobil pribadinya, di susul oleh Taehyung yang kini duduk di depan sejajar dengan Yoongi. Hoseok menemani laki-laki itu di kursi belakang, meski terlihat sibuk memesan kamar yang Tuannya minta.

"VVIP room?"

"Mmm."

Itu saja jawabannya. Hoseok lantas memesan kamar yang sebenarnya sudah ada pemilik. Bukan masalah besar, nama Jungkook yang di pakai sebagai brand ambassador tentu mempermudah segala urusan mereka.

"Eariox hotel." Ucap Hoseok.

Yoongi mengangguk, dia melajukan mobil itu keluar dari parkiran bioskop. Menyusuri jalanan yang telah gelap, alunan musik santai mengiringi perjalanan ke empat laki-laki itu pergi.

Melihat notifikasi pesan dari sang istri, sesuai rencana bahkan laki-laki itu mengabaikan pesan singkat yang dia terima. Atas permintaan Hoseok, Jungkook hanya ingin Mona terkejut bahagia atas semua kejutan ulang tahun pernikahan mereka yang ke lima.

Di sebuah rumah yang megah, Mona yang baru saja kembali dari pekerjaan menyanyinya itu tengah merebahkan tubuh. Setelah membersihkan diri, Mona memilih untuk berbaring seraya menunggu balasan pesan singkat dari sang suami.

Namun ada hal lain, Mona tampak tersenyum senang. Wanita itu tengah membalas pesan seseorang lagi dan lagi, yang tidak di ketahui oleh siapapun siapa sebenarnya laki-laki itu.

Mengirimkan sebuah photo dada yang bidang, hal yang begitu amat sangat Mona sukai. laki-laki itu juga memberikan sebuah kotak hadiah, berisikan gaun merah yang diletakkan oleh Rosella di sisi ranjang tidur bosnya itu.

Sebuah gaun tidur yang terlihat begitu indah dan elegan. Tidak lupa, terselip untaian kalimat pada secarik kertas yang sengaja juga dia kirimkan.

"Pakailah gaun pemberianku di hari ulang tahun pernikahan mu. Di depan suami mu, tunjukkan betapa menggodanya tubuh itu. Buktikan, jika seleraku lebih bagus darinya. Sayang, jangan buat suami mu curiga, aku sungguh senang bisa bermain seperti ini. selamat hari pernikahan, tetaplah bersamanya, dengan aku juga di dalamnya."









TBC.

Maaf ya semua, gatau ini wp eror kenapa lagi, baca chapter sesuai urutan nomer aja ya. Susunannya acak, udah di benerin malah balik acak acakan terus😭😭

Ikutin aja susunan yang ada okay? See you again, ketemu di weekend depan ya🥰💖

Great Addiction.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang