Meninggalkan malam di hotel yang menyimpan banyak cerita untuk Taehyung, kini 2 bulan berlalu laki-laki itu berusaha seperti tak pernah terjadi apapun di antara keduanya.
Dia bekerja sepenuh hati, bahkan Taehyung kini sudah banyak tahu hal apa saja yang harus dia kerjakan. Dia mulai paham pekerjaannya, juga lingkungan kerjanya termasuk bibi Rosella wanita paruh baya itu yang memimpin.
Pagi ini Mona sedang berada di rumah, dia tidak memiliki jadwal karna Minggu yang akan datang membuatnya sibuk karena mengisi acara di beberapa kota.
Jungkook hendak pergi bekerja. Selain menjadi seorang artis, Jungkook juga memiliki bisnis properti yang ayahnya turunkan sejak meninggal dunia. Karena itu, tak heran kekayaannya di usia muda sedikit tak masuk akal.
"Sayang, pulang jam berapa?"
"Secepatnya, aku belum tahu kapan urusannya selesai." Jawab Jungkook.
Mona mengantar kepergian sang suami hingga di depan mobilnya. Yoongi tengah berdiri, tubuh tegapnya selalu siap sedia kala Jungkook membutuhkan sesuatu. Mona tersenyum bermaksud menyapa, yang tentu saja di balas senyuman hangat Yoongi.
"Sudah sarapan?" Tanya Mona.
"Sudah Nyonya." Jawab Yoongi, mengangguk kecil menanggapi pertanyaan bosnya itu.
Yoongi bergegas mendekat, membukakan pintu mobil untuk tuannya dan mempersilahkan Jungkook untuk masuk.
Sebelum menaiki mobil itu, Jungkook melirik ke arah belakang. Dia ingat betul jika jam segini, Taehyung akan berada di halaman depan untuk sekedar menyapu beberapa sudut di rumahnya.
Benar saja kan? Laki-laki itu terlihat tengah asik dengan beberapa daun yang berjatuhan sampai tak sadar keberadaan Jungkook juga yang lain kini bisa menjangkau keberdayaan. Taehyung menunduk sesekali, memungut daun yang tak bisa di sapu untuk memindahkan itu ke dalam tempat sampah yang dia bawa.
Laki-laki yang menyita perhatian Jungkook tanpa sengaja. Bertingkah apa adanya, yang justru membuat laki-laki itu tak bisa memalingkan mata.
"Taehyung-ssi, tolong minggir sebentar aku akan keluar dengan tuan." Pekik Yoongi, yang meminta Taehyung meminggirkan peralatan kerjanya.
Taehyung menoleh, dia bergegas menarik tempat sampah juga sapu yang masih dia genggam. Hanya memberikan jempol sebagai jawaban, itu terlihat lucu karena sarung tangannya yang terlihat kebesaran.
Memastikan Jungkook berada dalam mobil dan menutup pintunya dengan benar, Yoongi kini menyalakan mesin dan bersiap untuk pergi.
Kaca di tempat Jungkook duduk terbuka, laki-laki itu melambaikan tangan pada sang istri dengan senyuman yang terukir. Hal yang biasa dia lakukan, meski tak besar namun membuat Mona merasa di hargai.
Mobil itu berlalu pergi. Jungkook yang tadi melambangkan tangan pada sang istri, kini berpapasan dengan sosok Taehyung yang masih setia berdiri.
Lambaian tangan itu, mengiringi kepergian mobil sedan hitam yang Jungkook tumpangi. Dengan sorot mata yang saling terkunci, sebelum Taehyung meremat tangannya sendiri yang hendak membalas lambaian tangan Jungkook tanpa dia sadari.
"Kau berpikir apa? Taehyung jangan bodoh."
Gumam Taehyung dalam hati, yang melihat mobil Jungkook menghilang dari halaman rumah besar itu.
Jungkook menutup kaca mobilnya. Mengukir senyuman tipis penuh makna, dia melihat wajah Taehyung yang begitu polos kini mulai terikat padanya.
"Akan aku buat kau mengangkat tangan mu untuk membalas lambaian tangan ku, Taehyung-ssi." Gumam Jungkook dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Great Addiction.
Fanfictionmenjadi orang miskin memang tidaklah mudah. harkat martabat, juga kehormatan manusia seperti Taehyung memang selalu menjadi pertaruhan oleh orang-orang besar di atas sana. namun bisakah dia sebut ini sebuah candu yang hebat? bagaimana dia mewajarkan...