Malam berlalu, Taehyung benar-benar tertidur di atas ranjang tempat dimana Jungkook menyiapkan itu sebagai kejutan di hari ulang tahun pernikahannya.
Matahari menembus tebal gorden hotel itu. Mata Taehyung mengerjap, menatap dirinya sendiri yang kini berada dalam dekapan seorang pria.
Dia terkejut. Matanya membulat sesaat dengan sisa rasa kantuk. Hendak menyingkirkan lengan Jungkook yang melingkar di tubuhnya, namun Taehyung takut jika itu akan membuat tuannya terganggu.
Sedekat ini, bahkan hembusan nafas Jungkook bisa Taehyung rasakan. Matanya dengan bulu mata yang lentik, hidung mancung juga kulit yang bersih tak heran mendukung karir keartisan sang laki-laki itu.
Benar yang Jungkook bilang, hanya Taehyung yang takut padanya di saat setiap orang di luar sana berebut hanya untuk sekedar meminta sesi photo bersama.
"Sudah bangun?"
Taehyung tersentak, sontak matanya menutup kembali berusaha terlihat seperti sedang tertidur. Jungkook memperhatikan ulah laki-laki yang kini ada di hadapannya, matanya menatap tajam sosok yang kini berada di dekapannya.
"Jangan berpura-pura dengan ku, aku tahu kau sudah terbangun."
Taehyung membuka matanya separuh, melirik takut pada wajah Jungkook yang kini tengah menatapnya. Lengannya gemetar, meremas bantal guling yang kini ada di dalam dekapanya.
"T-tuan, ini terlalu dekat." Cicit Taehyung, yang masih menatap wajah datar Jungkook di hadapan wajahnya.
Srek!
"Begini?"
Tidak menjauhkan tubuhnya, Jungkook justru menarik tubuh Taehyung kian dekat dan terkunci dalam dekapannya. Matanya kian bersitatap, dominasi yang Jungkook beri justru membuat laki-laki itu memalingkan tatapan matanya.
"T-tuan—"
"Berikan aku morning kiss."
Taehyung tersentak dalam diam. Matanya membulat dengan remasan hebat pada guling di bawah sana. Jungkook meremat kuat bahunya, memberi tanda jika itu bukan pertanyaan, melainkan sebuah perintah.
"Aku—"
"Berikan aku morning kiss, kau tahu caranya?"
"T-tuan."
"Sebuah ciuman, berikan itu padaku!"
Taehyung kini melirik kembali ke arah Jungkook. Menatap dalam wajah itu, yang justru membuatnya kian terasa terintimidasi, Jungkook masih terlihat begitu datar, matanya memejam perlahan seolah memberi tanda jika dia siap menerima kecupan dari Taehyung.
Lengan juga kakinya terasa dingin, ruangan yang masih separuh gelap itu membuat Taehyung kalut entah akan melakukan apa. Nafas Jungkook saling bersautan dengan tarikan nafasnya, Taehyung memejam sebelum akhirnya bergerak mendekat untuk memberikan apa yang Jungkook pinta.
Chup.
Kecupan itu mendarat pada pipi kiri Jungkook. Bergegas menjauh, Taehyung bahkan menarik diri dan membalik tubuhnya untuk memunggungi Jungkook.
Membuka matanya setelah ciuman yang laki-laki itu berikan, Jungkook menatap bahu bergetar Taehyung yang kini memunggungi keberadaanya.
"Malam nanti adalah acara ulang tahun pernikahan ku, tapi pagi ini orang asing telah memberikan ciuman pembuka." Ucapannya, yang membuat Taehyung kian bergetar hebat.
"Taehyung-ssi, ini adalah hadiah darimu?"
"Tuan, a-aku, a-aku hanya melakukan apa yang anda pinta."
"Begitu? Jika aku pinta kau melayani ku, akan kau lakukan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Great Addiction.
Fanfictionmenjadi orang miskin memang tidaklah mudah. harkat martabat, juga kehormatan manusia seperti Taehyung memang selalu menjadi pertaruhan oleh orang-orang besar di atas sana. namun bisakah dia sebut ini sebuah candu yang hebat? bagaimana dia mewajarkan...