15. DIA SIAPA?

85 37 44
                                    

Pagi ini SMA Merdeka Nusantara di hebohkan dengan kedatangan seorang siswi yang telah pindah ke kota lain kembali lagi. Siswi yang di rumorkan kekasih Afandra semakin membuat seluruh penghuni heboh.

Brak
Suara pintu di buka dengan sekuat tenaga di iringi suara cempreng bak toa masjid terdengar di seluruh penjuru ruangan. "ILA SAYANG KU DIMANA! GUE ADA KABAR HOT BANGET ANJIR DAN LO HARUS TAU, SUMPAH!"

"Woi ca! Minimal salam dulu lah bos, telinga gue juga mau pecah deh kayaknya," Maki Rani si ketua kelas.

"Eh sori nih ya BuKet, soalnya gue lagi semangat 45! Mau ikut gosip gak lo? Sini lah gabung!" Ujar Caca dengan gaya khas ibu-ibh yang mau gosip.

Rani pun beranjak dari tempat duduknya lalu berjalan ke arah tempat duduk yang berada di depan Caca dan ila. "Boleh juga tuh!"

"Jadi gini! Dengerin baik-baik oke! Gue tadi di kidor denger gosip pacarnya si bangsat tu balek lagi ke sini, eh terus tanpa ada angin dan hujan tiba-tiba kidor tu makin rame, gue dengernya tu gini 'eh itu si pacaran kak Afan tuh!' eh pas gue nengok ke belakang buat mastiin gue langsung syok anjir!"

"Syok kenapa?" Tanya ila.

"Lah iya, kalau cerita mah jangan di gantung-gantung lah!" Rani berdecak kesal.

"Sabar lah buset, tarik nafas dulu gue!" Protes Caca tak terima.

Ila yang juga sudah kesal karena tingkat keponya muncak pun ikut memarahi Caca. "Udah lah ca, astaga! Lanjut lah, lama amat deh."

"Buset iya mbak ila. Nah pas gue gue nengok masa si itu kayak lonte kurang uang!" Heboh Caca menggila.

"Yang bener lo ca!" Balas Rani tak kalah heboh membuat seluruh mata melihat keduanya dengan pandangan kasian 'takutnya gila' untung si ila cuma tetap kalem. "Tapi dari rumornya kayak Tante-tante anjir! Ga salah lo!?" Lanjut Rani membuat semua orang cengo, meraka kira Rani akan bilang yang lebih baik dari Caca ternyata lebih buruk. Oh astaga!

"Mereka berdua cocok dijual deh kayaknya, sama-sama gila. Tapi kalau dijual emang ada yang beli ga ya?" Gumam ila dengan batin yang cecikikan.

"Buset dah. Lebih baik kita sebut Tante-tante lonteee!" Girang Caca lalu bertos ria dengan Rani.

"Emang kalian berani?" Tanya ila menatap keduanya malas.

"Oh tentu saja tidak!" Ujar keduanya bersamaan. Ila pun menepuk jidatnya lelah. Bisa gila kalau dia lama-lama, batin ila sungguh tertekan luar biasa.

Kringg
"Assalamualaikum anak anak beban! BuNa cantik janda ini datang untuk membuat hari kalian suram." Bu Nina si guru Fisika yang paling asik dan paling top saat memberi nilai dan soal yang luar binasa.

"Astaghfirullah, kapan jandanya? Pasti kalau husbandnya si BuNa tau pasti ibuk gak di kasih uang gajian." Ujar Anton si cowo brandal di kelas.

"Oh anak yang malang! Kalian tidak tau saja kalau saya yang pegang uang, kalau bukan saya udah saya tolak jadi suami dianya." Kata Bu Nina bergaya bak orang sombong.

"Iye deh si paling pegang uang." Setelah mengucapakan itu seluruh penghuni kelas pun tertawa.

***

"Ngantin yok besti!" Ajak Rina yang sudah berdiri di samping Caca yang sedang menunggu ila merapikan buku-bukunya.

"Udah deh, ayok lah gas ke kantin" kata ila lalu merangkul pundak Rani dan Caca. Rani Intansari telah resmi menjadi Sabahat Caca dan ila dengan syarat dari Caca yaitu mentraktir untuk makan bakso di kantin.

Sesampainya di kantin mata mereka mendeteksi seluruh kantin untuk mencari tempat duduk yang tersisa. Saat mata ila mencari tempat duduk ternyata ada suatu objek yang amat menarik baginya yaitu tempat Afan dan teman-temannya, tapi ada 2 perempuan yang juga ikut duduk bersama mereka.
"Apa itu ya?" Gumam ila bertanya kepada dirinya sendiri dengan mata yang menyorot kesedihan ke arah mereka.

"Woi la! Bengong nape lo!" Ujar Caca dari jarak yang agak jauh membuat ila sadar dan segera berjalan menyusul Caca.

Saat sampai sambil mau menepati kursi Caca menepuk pundak ila." Udah la, coba lupain!" Ucapnya dengan senyuman.

Ila pun tersenyum "Iya ca."

"Udah tau?" Tanya Deon tiba-tiba dengan wajah meremahkah. Ila pun mendongak ke arah depan yaitu tempat Deon berada. Dengan tersenyum tipis dan berbed dengan apa yang ada di dalam hatinya ila berkata. "Iya tau kok. Tapi belum benar-benar tau."

"Muka lo, kondisiin." Desis Shaka dengan raut datar.

"Lah iya, emang beda ya kalau marah gara-gara cemburu. Lo nakutin Yon! Nanti mbak ila kabur nanges." Ledek Cakra.

"Bacot banget lo!" Ujar Deon menatap Cakra tajam.

Cakra pun membuat wajah konyol dibumbui mulut yang menye menye. "Bicit bingit li."

"Bakso dan es teh datang!" Rina datang membawa nampan berisi es teh diikut i cowok tampan yang di minta i tolong untuk membawakan nampan berisi Bakso dengan alasan cowok itu kuat dan tampan.

"Ga tau malu banget loh minta tolong cogan." Caca melirik Rina yang cengengesan tidak jelas.

"Yok lah makan!" Seru Cakra bersemangat.

Saat semua sibuk makan tiba-tiba.

Srek
Bunyi kursi dari tempat lain di tarik terdengar di samping kanan ila.
"Oh jadi ini yang deketin cowoknya orang."

Degg

Tak!
Suara sendok dan garpu bertemu dengan mangkuk bergambar ayam jago. Ila pun menolehkan ke arah samping kanannya.

'eh anjir iya kayak Tante-tante lonte' batin Caca dan Rina yang ikut melihat sambil makan. Mereka mah santai saja tapi kalau si dia bertindak lebih mah langsung pukul, napain takut.

"Gaya banget loh mau ngerebut!" Ujar si cewek satunya yang sepertinya dia dayang dari si cewek pertama.

Dengan tiba-tiba Afan datang dan segera menarik tangan si cewek itu."Ga usah ganggu. Ayo pergi!"

_________

Hai hai! Lama banget ya aku ngelanjutin ceritanya 😭maaf banget semua😭

Sekarang aku mau pake cara target vote sama komen, setuju gak? Kalau setuju komen pake 🐣 ya

Targetnya Komen 40 Vote 50 segitu aja dulu deh😁dan terima kasih sudah membaca.

Aku mau bilang juga kalo ceritanya mau tamat. Lama banget ya aku nulis ceritanya 😭 sedih banget, soalnya kadang aku berpikir kalian ga suka jadi aku agak ragu buat lanjut. Tapi mulai sekarang aku bakal sering update tergantung dengan target ya!

Terimakasih 💗

Hai ganteng Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang