"Minta dia untuk makan dengan baik. Jangan menari sampai mau mati, dia harus bernapas untuk bisa menari."
"Hei, kamu harusnya mengatakan itu sendiri." Tukas Jieun. Kemudian melirik curiga Heejin di sampingnya, "Kalian nggak putus, kan?"
Tak lagi merespon, Heejin sibuk menghisap sedotan minuman rasa stoberi di tangannya.
Heejin dan Jieun duduk di bangku stasiun kereta, tengah menunggu Daewoo yang sedang membeli sesuatu. Hari ini Heejin akhirnya memantapkan diri berangkat ke Seoul untuk mengejar mimpinya. Harusnya hari ini ia bersemangat, tapi masalahnya dengan Jimin belum sempat diselesaikan membuat hatinya merasa sedikit berat untuk pergi. Mereka bahkan tak saling bicara apalagi berucap sampai jumpa.
Tidak, jika situasinya seperti ini mungkin tepatnya selamat tinggal?
"Kamu harus bicara lagi dengannya. Jangan malah menghindarinya, menurutku itu hanya akan memperburuk hubungan kalian." Jieun mencoba memberi saran, ia juga sebetulnya sedih dengan apa yang terjadi pada temannya itu.
Heejin mengulas senyum tipis, "Bicara apa? Aku merasa semua sudah jelas. Aku ingin kami fokus ke jalan masing masing."
Jieun hanya menghela napas pasrah mendengar tanggapan Heejin. Sepertinya memang tidak ada harapan.
Tepat saat itu Daewoo kembali membawa barang yang ia perlukan. Daewoo buru-buru meraih koper yang Heejin bawa. "Maaf ayah terlalu lama, kita harus bergegas."
Gadis itu mengangguk, lantas turun dari bangku.
"Ahgasshi, aku janji akan segera kembali. Jaga dirimu baik-baik." Ujar Daewoo, mengusap rambut Jieun.
Dan Jieun mengangguk kalem. Daewoo dan Heejin segera menuju kereta, lalu Jieun melambaikan tangan hingga keduanya berlalu masuk ke dalam kereta.
*******
"Kamu punya suara yang unik IU-sshi~"
"Aku menonton kamu di festival minggu lalu, kamu sangat cantik ㅋㅋㅋㅋ"
"Apakah kamu akan mengunggah lagu lainnya? Aku suka tipe suaramu, kamu juga tipeku hehe >_<"
"Aku menontonmu di festival musim semi Daegu, kamu trainee dari agensi mana?"
"Aku sangat menyukainya! mendengarkan lagumu berulang kali karena teringat pacarku ㅋㅋㅋㅋ terima kasih sudah membuat lagu yang indah~"
Hampir setengah jam Jieun tersenyum di depan layar komputer. Bagaimana tidak, sudah hampir satu bulan berlalu ia masih mendapat banyak komentar positif dari unggahan lagunya di platform musik.
Sementara Yoongi yang baru selesai dialisis tengah berbaring di kasurnya, memandangi Jieun yang sibuk dengan komputer.
"Heejin dan Jimin, jadi mereka putus?" Ujar Yoongi, memecah sunyi ruangan.
"Jangan bilang begitu." Celetuk Jieun tanpa mengalihkan perhatiannya. "Aku yakin mereka akan baik-baik saja. Dalam hubungan, sesekali konflik memang harus ada untuk lebih saling memahami."
Hening sejenak. Yoongi bergumam tak yakin. "Hmm... Sepertinya kita tidak pernah ada konflik. Kita belum saling memahami?"
"Kenapa?" Jieun memutar kursinya seraya tersenyum menunjukan kepalan tangan. "Kamu ingin bertengkar denganku?"
Yoongi bergegas menggeleng untuk menghindari kesalahpahaman. "Sepertinya konflik Jimin dan Heejin bukan untuk saling memahami, tapi berpisah. Jika sejak awal salah satu mengatakan untuk berjalan di jalan masing-masing lalu memutus komunikasi, menurutmu apa akhirnya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Crescendo
FanfictionJieun kehilangan orang tuanya, ekonomi keluarganya ambruk, bahkan kehilangan sang Kakak saat melalui krisis terbesar dalam hidupnya. Impian Jieun untuk bergabung dalam tim nasional basket juga kandas setelah kecelakaan menimpanya sebelum pertandinga...