📖 Every Season With You

188 34 13
                                    

Sambil menenteng berapa paper bag, Jieun menyapa ramah pada orang orang yang ditemuinya di koridor, hari ini rumah sakit cukup ramai. Sementara Jieun sendiri seperti biasa akan mengunjungi Yoongi.

Sebenarnya sudah tiga hari Jieun tidak kemari karena cukup sibuk sebagai siswa kelas dua belas. Hari ini dia baru bisa datang karena tidak ada kelas malam. Sejak kejadian tempo hari lalu  sebetulnya Jieun merasa tidak tenang tapi Yoongi berjanji akan memberitahu Jieun jika dia merasa tidak baik, jadi pemuda itu meminta Jieun untuk memperioritaskan aktivitasnya dulu dibanding dirinya.

Langkah Jieun berangsur melambat ketika melihat seorang pria yang tak asing dari kejauhan. Pria yang menabrak Jiho, Han Dongki. Sudah lama Jieun tidak mendengar kabarnya, melihatnya dapat pergi dengan leluasa sepertinya dia sudah bebas.

Akhirnya Jieun menghentikan langkahnya. Dan pria paruh baya itu menyadari kehadiran Jieun, lantas menghampiri.

"Nona Jieun? Bagaimana kabarmu?" Tanyanya dengan ramah.

"Bukankah Ahjusshi tinggal di Seoul? Kenapa kemari lagi? Mau mengabariku kalau anda sudah bebas?"

"Bukan begitu—"

"Permisi. Aku tidak ingin bicara denganmu." Jieun tetap berpamitan dengan sopan meski suasana hatinya rusak karena melihat pria itu.

Jieun tidak bisa memaafkan pria itu tapi Jieun berusaha untuk tidak membencinya. Kecelakaan yang dulu terjadi memang berawal dari truk, tapi kecepatan mobil pria yang menabrak Jiho melampaui batas kecepatan di jalanan saat itu. Sedangkan pria itu hanya mendapat hukuman kurang dari satu tahun dengan dalih truk yang lebih dulu menyebabkan kekacauan hingga  kecelakaan beruntun terjadi.

Namun demi kebaikannya sendiri, Jieun tidak ingin membuat masalah itu semakin rumit. Jiho sudah tidak ada, dan pria itu sudah merasakan kurungan. Memperpanjang masalah tidak akan membawa Jiho kembali.

Jieun berlalu menghilang menuju jalan lain. Sementara dari belakang Han Dongki memandangnya dengan sedih. Dia sebenarnya datang kemari dengan sebuah tujuan yang tidak bisa disampaikan pada gadis itu.

******

Jieun meletakan semua paper bagnya di atas kasur, dan Yoongi terkejap begitu Jieun mengeluarkan berbagai macam setelan jas formal dari sana. Tidak banyak terlihat perbedaannya, hanya warna kemejanya yang tidak sama.

"Untuk apa?"

"Untuk ke acara pernikahan Dajung Eonni." Tukas Jieun masih sibuk mengeluarkan setelan.

"Dajung Eonni?" Ulang Yoongi bingung, namun satu detik kemudian mengerti siapa yang dimaksud oleh Jieun, "Ah! Perawat Choi?"

Jieun berdecak miris, "Ckck, kamu lupa nama orang yang merawatmu sejak lama?"

"Bukan begitu."

Tidak menanggapi bantahan, Jieun mendorong bahu Yoongi, mendesaknya, "Pokoknya pilih mana yang kamu suka. Semua ini punya Jiho, kamu cocok menggunakan ukurannya jadi aku pikir lebih baik pakai miliknya. Semua setelan di sini sudah ada versi milikku, jadi kita bisa serasi."

"Terserah, aku suka semuanya."  Ujar Yoongi. Dia tidak terlalu ambil pusing mengenai apa yang dipakai, selama itu layak dia akan memakainya.

"Sepertinya kamu bingung. Kalau begitu coba satu persatu." Jieun menyodorkan satu setel pada Yoongi untuk dicoba.

"....Satu persatu?"

Yoongi memandang Jieun ragu berniat menyatakan keberatan, tapi dia tidak bisa berkilah ketika Jieun menatap dengan delik paksa.

Crescendo Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang