24 September 2021
Lampu sorot padam, kembang api bergantian meluncur menghiasi langit malam, sorakan tak luput ikut memeriahkan suasana. Jieun bergegas menuruni panggung ketika perhatian semua orang tengah tersita pada pertunjukan kembang api yang disuguhkan.
Malam ini berjalan dengan sempurna dan tur konser Jieun resmi berakhir.
Ketika Jieun sampai di belakang panggung, para staff bertepuk tangan dan saling mengucapkan terima kasih atas kerja kerasnya hingga penutupan tur berakhir sukses. Selama empat bulan ini banyak hal yang terjadi dalam tur, tapi mereka berhasil mengatasinya dan membuat final tur yang sempurna.
Semua orang bersuka ria. Sebagai pusat utama, tentu Jieun juga bahagia. Meski sebetulnya ada sedikit kecewa karena tidak menemukan orang yang dia dicari. Tapi memang mustahil menemukannya karena orang itu entah sedang berada di bumi bagian mana, tidak mungkin mendadak muncul dengan sihir. Seharusnya Jieun tidak berharap banyak, orang yang dia harapkan bahkan sulit untuk dihubungi.
"Setelah ini pesta daging di kedai Jangga, AKU TRAKTIR!!!"
Ruangan belakang panggung kini penuh sorak setelah kepala staff menyebut kata ajaib. Pesta setelah kerja keras adalah hal terbaik setelah semua hal yang mereka lewati.
Kepala staff kemudian melihat ke arah Jieun penuh harap, "Bintang kita akan ikut, bukan?"
"Aku?" Jieun menunjuk dirinya sendiri, semua orang kini menatap ke arahnya menunggu jawaban.
"Maaf, tidak." Jieun menggeleng, dan itu membuat semuanya kecewa. Tapi detik berikutnya Jieun melanjutkan, "Kalau bukan aku yang traktir."
Kepala staff lantas maju tidak terima, "Tidak, aku duluan yang bilang akan traktir, IU-Nim."
"Sepertinya perang berebut tagihan akan dimulai lagi." Celetuk salah satu staff.
.
.
.
Beberapa orang keluar dari kedai dengan kondisi mabuk, ada yang ribut mencari taksi, ada yang kehilangan keseimbangan dan kepala staff ikut pusing dengan kekacauan. Meski begitu, malam ini mereka sangat puas bersenang senang setelah merayakan kerja keras mereka selama ini.
Jieun hanya bisa tertawa melihat kepala staff kepayahan merangkul dua orang mabuk. Pria itu meminta Jieun untuk segera pulang serta tidak perlu memikirkannya karena dia bisa atasi ini bersama yang lain. Tapi Jieun merasa sedikit tidak enak karena membiarkan mereka menangani kekacauan ini sementara dia malah tidak membantu.
Namun setelah dipaksa yang lainnya, akhirnya Jieun pun menyerah dan pamit untuk pulang lebih dulu. Tak lupa menyemangati kepala staff yang masih sibuk memaksa wakilnya masuk ke dalam taksi.
Sementara Pak Kunwoo sejak tadi berdiri di dekat mobil hanya memperhatikan Jieun yang masih tidak mau beranjak dari sana, ini sudah bukan pemandangan baru untuknya. Dan Jieun yang akhirnya menyadari bodyguardnya tersebut tengah menunggu segera menghampiri dengan cengir disusul permintaan maaf.
Karena ini memang pekerjaannya, Pak Kunwoo tentu tidak mempermasalahkan dan lekas membuka pintu mobil untuk Jieun. Malam semakin larut, mereka harus segera pulang mengetahui hari ini sangat melelahkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crescendo
FanfictionJieun kehilangan orang tuanya, ekonomi keluarganya ambruk, bahkan kehilangan sang Kakak saat melalui krisis terbesar dalam hidupnya. Impian Jieun untuk bergabung dalam tim nasional basket juga kandas setelah kecelakaan menimpanya sebelum pertandinga...