📖 Our Happy Ending - IU

171 30 10
                                    


Selama liburan musim panas Jieun dan Daewoo ke Seoul untuk mengunjungi Heejin. Sebenarnya Heejin yang sedang training juga mendapat libur, tapi mereka akhirnya memutuskan untuk ke Seoul saja sebab Jieun ingin berlibur sekaligus mencoba audisi di sana.

Hingga liburan berakhir. Jieun sudah ditolak dua puluh agensi. Karena tidak banyak berharap di awal, dia tidak terlalu terluka. Jieun juga sudah menyiapkan rencana lain sejak lama.

Tapi di hati Jieun masih ada keinginan untuk debut sebagai penyanyi, di kesempatan lain Jieun akan tetap mencoba lagi dengan lebih serius. Tidak boleh ada kata menyerah untuknya.

Hari demi hari Jieun berlatih agar kemampuan bernyanyinya semakin baik. Didampingi Yoongi yang juga ikut membantunya belajar memproduksi lagu dengan kualitas yang bagus. Jieun akan bekerja keras sama seperti saat dia berjuang untuk basket dulu.

Musim gugur tiba dengan cepat. Kini Jieun berdiri di samping makam Jiho dengan membawa bunga di tangannya. Hari ini tepat satu tahun kepergian kakaknya, hari itu cukup buruk dalam hidup Jieun. Tapi Jieun tidak ingin membenci hari ini, dia tidak mau membenci apapun karena itu hanya akan membuatnya terus merasa sedih.

Jujur saja Jieun masih belum menerima kepergian Jiho. Tapi dia masih berusaha melakukannya. Ketika Jieun merasa mulai terbiasa tanpa Jiho, itu membuatnya sedih. Tapi hal tersebut memang harus dilakukan Jieun, dia harus terbiasa tanpa Jiho, dia harus merelakannya agar tidak berhenti di satu tempat karena larut dalam kesedihan. Hidup terus berjalan, dan Jiho pasti ingin Jieun juga tetap melangkah meski tanpa dirinya.

"Jadi ini yang kamu rasakan saat itu." Ucap Jieun.

Yoongi menoleh bingung. Tidak mengerti dengan ucapan Jieun.

"Aku ingin bilang pada Jiho kalau aku berhasil bangkit. Dan ada banyak hal lagi yang ingin aku sampaikan, tapi aku tidak bisa mengatakannya seperti saat kamu mengunjungi ibumu." Jieun menjelaskan tanpa berpaling.

Yoongi mengulas senyum tipis, "Kalau begitu tidak perlu dikatakan, dia tahu semuanya."

Jieun menekuk lututnya, meletakan bunga yang ia bawa sambil menatap nisan Jiho. Dia harap seperti yang Yoongi katakan, Jiho tahu semuanya. Jieun berharap Jiho memaafkannya karena tidak mau memanggilnya dengan sebutan kakak, Jieun sangat menyesal karena hal sederhana itu, semoga Jiho mengetahuinya.

Setelah menghembuskan napas panjang, Jieun kembali bangun. "Ayo pulang, aku banyak PR." Ujar Jieun memasukan tangannya ke saku hoodie.

Sebetulnya dari sekolah dia langsung pergi ke rumah sakit untuk minta ditemani ke makam sebab Daewoo tidak bisa menemaninya karena sedang bekerja.

Jieun kemudian memimpin langkah beranjak dari sana.

"Aku jadi ingat awal pertemuan kita di rumah sakit." Celetuk Jieun menoleh pada Yoongi di belakangnya, "Aku masih penasaran kenapa kamu memanggilku Campanella, Apa aku mirip Lizt?"

"Mana ada." Yoongi tertawa mendengar tebakan Jieun. "La Campanella artinya lonceng kecil. Saat aku pertama kali bertemu denganmu, aku melihat kamu berlari diiringi suara lonceng kecil. Ketika aku pulang, wajah dan suara itu terus berputar di kepalaku, itu sebabnya aku memanggilmu Campanella."

Crescendo Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang