part44. Elvina kembali

1.3K 59 7
                                    

Hari ini tepat satu tahun Elvina mengalami koma,  sang mama yang selama ini telah setia menemui El setiap hari dirumah sakit berharap sang putri bangun dari tidur panjangnya, Sang mama yang tak pernah bosan selalu mendoakan sang putri berharap sebuah mukjizat dari Tuhan akan membangunkan Elvina.

Wanita paruh baya itu menyisiri rambut terakhir sang putri yang telah rontok, akibat reaksi obat kimia yang selama ini telah diberikan.

Mama kemudian kembali menutupi kepala Elvina yang telah gundul itu dengan sebuah topi terbuat dari woll lembut yang ia buat sendiri. Setelah itu ia mencium dahi Elvina sembari menggumamkan agar Elvina segera sadar.

"El, kau ingatkan besok ulang tahunmu yang ke 22 tahun. Mama harap kita bisa merayakannya bersama ya, mama akan buatkan makanan kesukaanmu sayang, kau pasti sangat merindukan makanan yang mama buat,kan? Cepatlah bangun kalau tidak maka Ryan yang akan menghabiskan semuanya." Ucap mama sambil menatapi wajah Elvina.

Ceklek
Suara pintu dibuka.

Mama memalingkan wajahnya melihat siapa yang datang. Ia kemudian tersenyum kala melihat anak sulungnya Ryan berada disana.

"Lihat el, Kakamu sudah datang. Mintalah suatu hadiah untuk ulang tahunmu besok ya"

Ryan tersenyum kikuk, sambil melihat ekspresi mamanya saat itu.

Ia perlahan melangkah mendekati sang mama.

"Ma ada sesuatu yang harus kita bicarakan ini tentang El"

Mama kembali mengarahkan pandangannya ke Ryan.

"Tentang El? Ada apa nak?Apa kau berpikir juga ingin melepas alat bantu putriku ini."

"Dokter bilang tak ada harapan lagi bagi El untuk kembali,alat alat ini hanya menunda kematiannya yang kelak akan terjadi. Obat obat kimia yang terus ketubuhnya sedikit demi sedikit merusak organ dalamnya. Mungkin ini waktunya kita untuk menyerah membiarkan Elvina pergi untuk selama-lamanya."

Mama menatap Ryan sayu, airmatanya bahkan telah kering sejak beberapa bulan lalu.

"Tidak Ryan! Mama tak akan menyerah,El pasti akan kembali bersama kita"

"Mau sampai kapan ma? El sudah terbaring disana selama 1 tahun. Ia seperti mayat tapi bernafas, menunggu perlahan lahan obat kimia ini merusak tubuhnya.Percayalah ma! Aku juga sangat menyanyangi Elvina.Melihat El yang terus-menerus berbaring di bed ini rasanya sangat sakit seakan ada belati yang menusuk hati Ryan."

"Sudah cukup Ryan. Mama tak mau mendengarnya lagi. Kau harus percaya bahwa adikmu pasti akan segera sadar, mama mendapatkan firasat bahwa Elvina akan sadar "

Ryan terdiam,Matanya mulai berkaca-kaca.
Tak sanggup lagi rasanya ia menahan airmatanya  yang kini semakin mendesak untuk keluar.

Ryan melangkahkan kakinya keluar ruangan. Ia berlari menyusuri koridor rumah sakit.

Seorang perawat memanggil nama Ryan, namun Ryan menggubrisnya. Ia tetap berlari menuju arah luar.

Ryan menutup pintu mobil nya keras, meluapkan emosi dirinya pada benda mati tersebut. Air mata yang berusaha ia tahan kini tak lagi terbendung. Ryan menelungkupkan kepalanya ke stir mobil, menyalahkan dan malu pada dirinya.
Kenapa ia bisa menyerah kepada adiknya? Saat sang mama begitu yakin bahwa adiknya itu akan sadar. Apa yang akan adiknya itu katakan saat nanti ia membuka matanya dan mengetahui bahwa kakanya sendiri menyerah untuk menunggunya kembali.

Seorang wanita berpakaian perawat membuka pintu mobil Ryan yang tak terkunci itu. Dilihatnya pria disampingnya dengan tatapan sendu, seakan ia juga bisa merasakan apa yang saat ini pria itu rasakan.

Antagonist Become To A Good Person.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang