kenyataan

1.2K 118 2
                                    

Ini jam 5 subuh, Junghwan juga masih asik tidur dan gak ada niatan buat bangun, karena yang paling enak sekarang adalah tidur dengan memeluk guling di temani dengan selembar bad cover yang anget pake banget.

Belum lagi kasur yang lebih empuk dari biasanya membuat Junghwan semakin betah berlama-lama tidur di kasurnya.

Cuman beberapa saat selanjutnya, dia merasakan ada usapan lembut di keningnya.

Dia juga ada sayup-sayup dengar orang berkata "cepat sembuh ya"

Apa maksudnya?

Junghwan bingung, cuman tetap mikir mungkin perasaannya aja, tapi kok usapannya bukan sekedar perasaan tapi kenyataan?

Junghwan juga baru buka matanya pas di rasa orang itu ngejauh dari tempat tidurnya.

Pas ngintip sedikit.

Deg

Dada Junghwan berasa terpacu cepat, kayak gak kekontrol.

Sakit tapi masih gak papa, dia bangun terus liat sekeliling.

"Astaga, ini bukan kamarku." Monolok Junghwan pelan

"Junghwan udah bangun."

Junghwan noleh, orang yang ngusap kepalanya tadi kayaknya dia deh.

Tapi dia siapa?

Junghwan diam gak mau jawab pertanyaan orang yang sekarang datang buat dekati dia.

Badan dia tiba-tiba melayang gitu.

"Asem, badanku kenapa bisa Entang gini? Bisa aja di angkat padahal badan dia kalau di lihat-lihat lebih besar aku deh."

Junghwan cuman ngomong dalam hati, tapi nyatanya tetap memperhatikan.

"Junghwan masih lupa ya sama kakak?"

Junghwan ngerutin dahi, jangankan kenal tau aja enggak. itusih yang kembali Junghwan pikir.

"Gak papa, lama-kelamaan juga pasti Junghwan bakal ingat semuanya, ayok kita makan udah waktunya sarapan, tapi sebelum itu kamu harus gosok gigi sama cuci muka dulu ya."

Masih gak ada jawaban, seseorang yang mengaku sebagai kakanya ini bernama Park Jihoon.

Dia adalah anak kedua keluarga Park, tentu saja yang pertama adalah...

"Aku mau jalan sendiri."

Baru aja Jihoon mau gendong Junghwan kekamar mandi, suara Junghwan yang amat kecil tapi masih bisa di dengar itu membuat langkah pemuda itu terhenti.

"Yakin? Bukannya kaki Junghwan masih sakit ya?"

"Udah enggak kok."

Mendengar itu Jihoon tersenyum dia dengan hati-hati menurunkan Junghwan.

Junghwan tersenyum tipis tapi mampu membuat pipi Jihoon merona.

Anak ini benar-benar imut, kalau tidak ingat Junghwan masih sakit? Mungkin dia sudah mencubit habis pipi gembul adiknya itu.

Langkah pertama Junghwan dia masih merasa baik-baik saja tapi setelah empat langkah.

"Akh.."

Tubuh Junghwan hampir oleng, dia bahkan hampir terjungkal jika tidak ada Jihoon di belakang yang dengan sigap menangkap tubuh adiknya ini.

Baru saja akan berbicara suara seseorang terdengar.

"Kenapa lama sekali Jihoon, kita harus cepat."

"Sabar Hyun, aku akan memandikan bayi kita dulu."

"Baiklah aku tunggu di bawah bersama yang lain."

Setelah mengatakan itu orang itu pergi, Junghwan sempat melihat wajahnya. dari mimik wajah Junghwan terbaca sekali kalau dia bertanya-tanya siapakah orang itu?

Dan sepertinya Jihoon peka dengan raut wajah Junghwan yang bertanya-tanya.

"Itu Hyunsuk, Anak keluarga Choi."

Junghwan mengalihkan pandangan.

Dia sih bodo amat dengan marganya hanya saja orang-orang ini membuatnya kesal sekarang.

Karena yang ingin dia tau adalah, DIA DIMANA SEKARANG? DAN KENAPA DIA BISA ADA DISINI?

Bukan nama dari orang yang tidak dia kenal ini.

...

Tbc.

Bahagia Yang Palsu✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang