"mafia"
Kata yang menggambarkan 11 orang di rumah ini.
Pikirkan sendiri bagaimana dan apa yang sebenarnya terjadi Junghwan dan aku malas untuk menjelaskan karena yang lebih penting adalah pertanyaan Heeseung.
"Bagaimana cara aku ke Indonesia tanpa harus di curigai?"
Itulah yang sekarang Sedang Junghwan fikirkan, tidak mungkinkan tiba-tiba dia meminta Heeseung kesana tanpa membuat curiga.
Dan Sekarang Mashiho yang bertugas menjaganya sedang sibuk masak makan siang untuknya.
Heeseung di minta untuk istirahat saja karena luka-lukanya yang cukup parah membuatnya terus menerus meringis sakit.
Saat ini Junghwan tampak murung dan pendiam Dia bahkan membuat Mashiho bingung.
"Ada apa?"
Mashiho bertanya sambil meletakkan makanan mereka di meja makan.
Untuk makanan yang di buat Mashi hanya nasi goreng dengan ayam goreng saja.
"Gak papa kak cuman Junghwan bingung aja."
"Bingung kenapa?"
"Bingung kenapa bisa kak Heeseung jadi kayak gitu, padahal dia kayaknya orang baik-baik."
"Hemmm iya juga sih, tapi mungkin ada sesuatu yang buat dia kayak gitu."
"Aku gak tega, besok di bawa kerumah sakit aja kak."
"Boleh, tapi kenapa gak sekarang aja?"
"Tapi siapa yang mau antar kak?"
"Kita yang antar gimana?"
"Boleh deh."
Akhirnya Junghwan di tinggal sendiri di ruang tamu setelah selesai makan siang sedangkan Mashi pergi untuk menyiapkan mobil yang akan mereka gunakan.
Setelah selesai Mashi sedikit berlari menuju kamar tamu di mana Heeseung berada.
Anak itu sedang tidur, sebenarnya Mashi tidak enak mengganggu tapi ada baiknya jika dia pergi ke rumah sakit untuk menyembuhkan lukanya.
"Heeseung."
Dengan sedikit sentuhan Heeseung sadar dan langsung bangun setelah tau siapa yang mengganggu acara tidurnya.
"Ada apa?"
"Kita akan mengantarmu kerumah sakit jadi ayok"
Heeseung paham dia bangun dan jalan dengan perlahan.
Sampainya di luar dia melihat Mashi yang sedang membantu Junghwan masuk kedalam mobil.
Setelah itu Heeseung di minta duduk di belakang, mereka pergi ke rumah sakit.
Selama perjalanan hanya keheningan yang di rasakan.
Bahkan Mashi saja sedikit kesal karena tidak biasanya Junghwan sediam ini.
"Kak nanti kalau kak Heeseung sudah sembuh aku mau kirim dia ke Indonesia boleh gak?"
"Hemmm? Buat apa emang?"
"Aku mau dia yang ngurus taman bungaku di sana."
"Maksud kamu?"
"Nanti kita bicarakan pas makan malam."
Mashi terkejut dengan cara bicara Junghwan.
Dia sedikit melirik pada Heeseung yang ada di kursi belakang menggunakan kaca spion tengah mobil.
Dia melihat Heeseung yang tertidur dan sesekali meringis.
Tidak ada tanda-tanda yang mencurigakan dari pemuda itu.
Padahal yang sebenarnya terjadi pada Heeseung adalah dia dah Dig dug setelah mendengar perkataan Junghwan barusan.
"Oke kalau gitu."
Mereka sampai di rumah sakit dan mengatur semuanya dengan lancar.
Bahkan sekarang Heeseung sudah tidur di ranjangnya dengan tenang dan pulas.
Mashi masih melihat bagaimana Junghwan yang diam, dia bahkan sekarang sedang duduk sambil melihat ke arah Heeseung.
"Sebenarnya ada apa Junghwan apa ada sesuatu yang terjadi?"
Junghwan menoleh pada Mashi yang menatapnya dengan tanda tanya.
"Bukan apa-apa kak, aku hanya ingin di buatkan taman yang besar di Indonesia, aku mau bunga mawar merah di tanam di taman itu, tidak boleh ada bunga yang lain, lalu di tengah-tengahnya di buatkan gubuk kecil untuk bersantai."
"Kenapa tidak bilang dari awal hemm? Kakak akan buatkan untukmu."
Mashi menggenggam tangan Junghwan sambil berjongkok di hadapan Junghwan yang sekarang menunduk sambil menggelengkan kepalanya.
"Bukan itu, aku tau pasti biayanya sangat besar oleh sebab itu aku..."
"Kenapa berkata seperti itu? Kamu tidak harus sungkan dengan kakak, kakak akan berikan apapun yang kamu mau asalkan kamu bahagia sayang."
Mashi mengelus tangan Junghwan dengan sayang, dia tidak tau jika Junghwan masih tidak enak meminta suatu padanya.
"Kakak akan mengurusnya jadi nanti saat kamu mau berlibur ke Indonesia semuanya sudah jadi."
"Tidak kak."
"Kenapa?"
Junghwan terdiam tapi tatapan matanya tertuju pada Heeseung yang tidur.
Mashi yang melihat itu awalnya bingung tapi saat mengingat perkataan Junghwan saat di mobil tadi dia langsung mengerti.
"Kakak paham, kamu mau Heeseung yang mengurus semuanya kan?"
Junghwan mengangguk semangat.
"Apa tidak apa-apa?"
"Tentu saja, kenapa tidak. Jika itu yang kamu mau kakak jadi tidak perlu mencari orang lagi untuk mengurusnya."
"Aku akan beritahu kak Heeseung hal ini, terimakasih kak Mashi."
Junghwan memeluk Mashi dengan erat sedangkan Mashi dengan senang hati menerimanya.
Hanya saja?
"Apa Junghwan sudah tau yang sebenarnya?"
....
Tbc...
KAMU SEDANG MEMBACA
Bahagia Yang Palsu✓
AcakGimana kalau permintaan Junghwan yang awalnya iseng-iseng malah jadi kenyataan? salah satunya? "semoga besok aku hidup kayak di drama-drama ya tuhan, kayaknya seru."