Tidak akan ada yang menyangka kalau ke sebelas orang ini akan berkumpul di tempat ini sekali lagi.
Di sebuah tempat yang tak terjangkau baik bagi orang biasa bahkan orang yang terpandang sekalipun.
Hanya segelintir orang yang tau tempat ini bahkan ke sebelas orang ini hanya ke tempat ini jika sesuatu yang mendesak membuat ke sebelas orang di haruskan berkumpul.
"Apa yang mau kamu bicarakan Mashi? Kenapa harus di sini?"
"Sebelum aku memberitahu aku akan bertanya terlebih dahulu pada kalian."
Semuanya terdiam dan mendengarkan dengan seksama.
"Sebelum hari itu terjadi apa Junghwan pernah ke Indonesia sebelumnya?"
"Maksudnya?"
"Maksudnya apa dia pernah tinggal di Indonesia?"
"Tidak, dia tidak pernah kesana, seingat ku dia hanya pernah tinggal di Jepang dan itupun hanya satu tahun setangah setelah itu dia kembali dan barulah kecelakaan itu terjadi."
"Lalu kenapa dia tiba-tiba meminta Heeseung untuk mengurus semua hal tentang taman bunga di Indonesia?"
"Junghwan minta di buatkan taman bunga di Indonesia?"
"Iya."
"Bukankah seharusnya di Jepang? Kenapa bisa berpindah ke Indonesia?"
"Aku sih tidak heran karena tidak ada yang tidak mungkin tapi kenapa harus Indonesia."
"Nah itu, itu yang aku pikirkan."
"Mungkin saja dia memang mau di sana, aku tidak masalah sih."
"Aku merasa tidak masalah juga awalnya tapi entah kenapa aku tiba-tiba takut saja."
"Jangan berkata seperti itu kamu jadi membuat ku offer thinking juga tau."
"Apa kamu tidak bertanya lebih?"
"Tidak, karena keinginannya sesuatu yang biasa."
"Kalau begitu kenapa harus kumpul di sini."
"Karena, aku ingin jika suatu hari nanti Junghwan tau apa yang sebenarnya terjadi aku ingin kalian semaunya tidak gegabah."
"Batul sekali, apalagi keinginannya untuk sembuh sangat kuat."
"Besok, siapa yang memiliki tugas untuk menjaga Junghwan?"
"Aku."
"Jaehyuk tolong besok kau ajak Junghwan pergi kemanapun asalkan jangan di rumah sampai sore, karena kedua orang itu akan datang besok."
"Oke kak."
"Sedangkan Asahi dan Junkyu pergilah kerumah sakit, cobalah interogasi Heeseung tentang masalah ini sedangkan Haruto, Jeongwoo beserta Yedam pergi ke pelabuhan aku rasa mereka kembali memberentok lalu biar aku dan Jihoon yang mengurs kedua orang itu lalu sisanya Yoshi dan Mashi aku punya misi untuk kalian."
..
Setelah pertemuan itu di pagi hari yang Suram, karena dari jam 4 sampai jam 9 pagi ini hujan terus melanda Seoul tanpa ada rasa untuk berhenti.
"Kak aku bosan."
Memang sangat terlihat dari wajahnya jika Junghwan begitu bosan hari ini."
"Mau pergi kesuatu tempat?"
"Kemana? Inikan hujan."
"Kita perginya tidak jalan kaki Junghwan tapi naik mobil, ayok pergi ke kafe kita nongkrong di sana mau?"
"Mau."
Mereka bersiap dengan cepat, pergi dari rumah itu tanpa tau bahwa ada dua orang tua yang ingin sekali bertemu Junghwan.
"Kak kafe yang menurut kakak enak yang mana? Kayaknya dari tadi banyak kafe yang kita lewatin deh."
"Ada kakak punya satu yang enak, kakak biasanya kalau lagi apa-apa hatinya pasti kesana."
"Kenapa kakak milih kesana?"
"Karena di sana bikin kakak tenang."
Junghwan tersenyum, dia jadi penasaran seperti apasih tempatnya.
Butuh waktu cukup lama untuk sampai di tempat itu hanya saja ini sangat memuaskan sih.
Jika Jaehyuk sangat menyukainya apalagi Junghwan dia juga sangat suka.
"Kamu mau pesan apa Junghwan?"
"Aku mau teh hangat saja kak tapi pakai madu terus kuenya yang ini saja."
"Oke sebentar ya."
Setelah tau apa yang di inginkan Junghwan, Jaehyuk pergi untuk mengantri pesanannya.
Hanya beberapa menit Jaehyuk datang dengan pesanan mereka.
"Nah silahkan, kalau kamu mau nambah lagi kuenya bilang ya."
Dan akhirnya mereka menikmati makanan tersebut tanpa tau bahwa di rumah sudah ada keributan.
...
"Kamu tau tuan Choi saya sudah menunggu hari ini jadi BERIKAN SO JUNGHWAN PADAKU."
"Memberikan Junghwan padamu? Itu tidak akan pernah."
Jihoon berdiri di belakang Hyunsuk yang senantiasa masih duduk santai di kursi tunggal nya.
Sedangkan tamu yang tidak di undang ini sedang berdiri dengan wajah yang penuh amarah.
Sebut saja mereka adalah nyonya Jisoo dan nyonya Rose.
Mereka berdua adalah wanita yang begitu terobsesi untuk memiliki Junghwan seperti ke 11 orang di rumah ini.
Beruntungnya dulu junghwan lebih bahagia bersama ke sebelas kakaknya di bandingkan ke 2 orang tua ini.
"Jangan munafik dan serakah kita punya bagiannya masing-masing tuan Choi."
"Apa? Sejak kapan?"
Jihoon masih diam di belakang dia sedang bersiap jika ke 30 orang bodyguard yang di bawa ke dua wanita itu mulai beraksi.
"Ingat kita punya perjanjian bahwa setiap satu tahun kita akan bergantian menjaganya."
"Aku tidak pernah mengingat tentang hal itu dan juga tidak ada surat yang menyatakan hal tersebut jadi pergilah sebelum kesabaran Jihoon habis."
Jihoon mengernyitkan dahinya bingung, kenapa dirinya yang di sebut.
"Kami tidak takut."
"Jangan membuat ku berkata dua kali, aku tidak akan mengampuni nyawa orang dua kali jika aku sudah sangat marah."
Aura ini, aura seorang dominan.
Membuat kedua orang wanita di sana bergetar takut Hanya saja?
"Pergi atau aku akan membunuh kalian semua."
Jika Jihoon sudah berkata seperti itu apa yang bisa kedua wanita itu katakan?
Jihoon itu monster yang sebenarnya, jika Hyunsuk masih bisa mereka tangani berbeda dengan Jihoon?
Dia bahkan pernah bertahan dari 10 peluru yang tertanam di tubuhnya.
"Pergi."
"Aku pastikan Junghwan akan tau semuanya, dan akan aku pastikan Junghwan akan menjadi milik kami suatu saat nanti, camkan itu tuan Choi dan tuan Park."
Kepergian wanita itu membuat Hyunsuk maupun Jihoon menghela nafas kasar.
"Hari ini masih bisa kita tangani bagaimana dengan nanti?"
"Itu urusan belakangan, yang terpenting kita harus siap bawah sebenarnya kitalah yang membunuh kedua orang tua Junghwan dan kita juga yang membuat dia menjadi seperti sekarang, yakni lumpuh."
...
Tbc....
Aku mau tanya, menurut kalian siapa pemeran yang paling jarang betul keluar dan yang paling sering keluar, ada yang tau gak? Maksudnya selain Junghwan ya awkwkw.
Harus jawab kalau enggak nanti aku ngambek.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bahagia Yang Palsu✓
AléatoireGimana kalau permintaan Junghwan yang awalnya iseng-iseng malah jadi kenyataan? salah satunya? "semoga besok aku hidup kayak di drama-drama ya tuhan, kayaknya seru."