Junghwan demam

632 84 1
                                    

Kayaknya karena menaruh harap dengan Mashi yang tidak kunjung datang, Junghwan akhirnya terkena demam tinggi.

Hari ini bagian Jeongwoo yang jaga Junghwan.

Dia dengan telaten dan hati-hati menjaga adik kesayangannya itu.

Tadi pagi sebenarnya sudah Jihoon ajak buat kerumah sakit, tapi Junghwan nolak halus.

Katanya istirahat sebentar pasti sembuh juga tapi nyatanya enggak sama sekali.

Malah makin parah yang ada.

Jeongwoo yang jaga udah sawan dan panik sendiri padahal yang sakit biasa-biasa aja walau badannya panas dingin gak jelas, Junghwan cuman punya keinginan satu aja.

Pingin cepat-cepat ketemu Mashi gak tau kenapa rasa rindunya menggebu-gebu.

Jadi dengan tiduran di kasurnya Junghwan udah setengah sadar, Jeongwoo juga udah kasih dia kompres penurun panas bayi itu gak tau apa namanya yang pasti Jeongwoo selalu ada di sisinya.

Kalau dalam hitungan jam , dua jam lagi Mashi seharusnya udah sampai di rumah cuman masih lama banget.

Jeongwoo GEREGETAN.

Dia duduk di samping Junghwan yang tidur, masih sadar anaknya tapi kayak udah mau kelelep aja.

Tapi sayup-sayup Jeongwoo dengar Junghwan manggil nama Mashi.

Gak tau apa yang buat Junghwan kayak gini, tapi ini parah sih.

Gak biasanya Junghwan kepingin sesuatu sampai sakit kayak gini apalagi cuman makanan Odeng doank.

Pasti ada sesuatu yang buat dia kangen banget sama Mashi.

Tapi gak papa selagi dia baik-baik aja Jeongwoo merasa itu hal yang logis karena orang di rumah ini yang paling jarang di temui Junghwan adalah Mashi.

Kadang jika bukan bagiannya yang menjaga Junghwan, Mashi bisa tidak terlihat sama sekali.

Selagi Jeongwoo menemani Junghwan yang tidur Yedam datang dengan dua minuman berasa di tangannya.

Satunya ia lempar dan di tangkap baik oleh Jeongwoo.

"Gimana keadaan Junghwan?"

"Rada mending sih walau masih panas banget."

"Dia beneran gak mau di bawa kerumah sakit?"

"Gak mau, dia tetep kekeh nunggu kak Mashi di sini."

"Tumben banget."

"Gak tau juga, mungkin dia kangen sama kak mashi."

"Bisa jadi."

"Btw kak Dami gimana? Kakak  jadi ikut sama kak Jaehyuk ke pelelangan?"

"Gak jadi soalnya ada urusan lain aku."

"Terus temannya kak Jaehyuk siapa kesana?"

"Sama kak Yoshi dia."

"Tumben kak Yoshi mau ikut?"

"Ada yang mau dia cari katanya."

"Terus urusan kakak gimana?"

"Udah selesai Kok aman, jadi kak Mashi jam berapa baru sampai sini?"

"Sekitar dua jam lagi lah paling cepetnya."

"Hemmm gitu."

Setelah kedua orang itu selesai berbicara mereka akhirnya diam-diaman.

Tapi gak lama setelahnya Yedam kembali buka suara.

"Kamu serius Woo ikut balapan itu?"

"Serius, lumayan tau hadiahnya."

"Iya juga sih, tapi ada lagi loh balapan yang lain cuman hadianya barupa barang gak uang."

"Emang apa hadianya."

"Lee Heeseung."

"Heeseung? Dia?"

"Iya si culun, seangkatan dulu sama kak Jihoon."

Plak

Satu geplakan berhasil mulus kena kepala Yedam, si empu cuman diam aja tapi tau maksud kenapa Jeongwoo mukul dia.

Cuman rada kurang ajar si Jeongwoo ini tapi gak papa, kali ini Yedam gak masalahin tapi lain waktu bakal dia balas awkwkwk.

"Dia bukan barang kak."

"Iya kakak tau, cuman kamu gak ada niatan gitu mau nolong dia."

"Siapa lawannya."

"Nisimura Riki."

"Dia?"

"Kak."

Suara Junghwan yang lemah banget terdengar oleh keduanya membuat mereka menoleh secara bersamaan.

Karena Jeongwoo yang paling dekat dia langsung sentuh tubuh Junghwan yang mau bangun.

"Jangan bangun, tidur aja, Junghwan mau apa hemm? Biar kakak yang ambilin."

Junghwan menggeleng pelan, dia kembali tiduran dengan mata yang beberapa kali mengerjap.

"Maaf Kak, Junghwan tadi gak sengaja dengar pembicaraan kalian."

"Gak papa Hwan, emang Junghwan kenapa?"

"Junghwan gak tau kak setelah dengar nama Heeseung? Tadi Junghwan ngerasa lain. Kak Jeongwoo ayok terima balapan yang itu, aku mau Heeseung."

Keduanya terdiam, merasa tidak yakin dengan ucapan anak satu ini tapi tetap di iyakan oleh Jeongwoo.

"Emang Junghwan mau apakan Heeseung kalau misalnya Jeongwoo berhasil menang."

"Gak tau tapi Junghwan pingin dia."

"Ok oke kamu tenang aja, kakak bakal usahain Heeseung bakal jadi milik kamu tapi kamu sekarang tidur lagi ya?"

Junghwan ngangguk dan berusaha tidur lagi cuman gak bisa dia minta air putih dan dengan cepat di kasih Jeongwoo.

Setelah itu baru dia bisa tidur lelap.

Setelah dua jam lebih berlalu akhirnya Mashi datang juga.

Dia gak ke kamarnya dulu, dia pergi ke kamarnya Junghwan yang anaknya masih anteng tidur.

Yedam juga masih di sana temani Jeongwoo mereka serius bahas gimana cara supaya bisa menang balapan yang hadianya Heeseung itu.

"Gimana keadaan Junghwan."

Mashi buka pintunya gak Selo, dia buka langsung tanpa ngetuk sama sekali buat Jeongwoo sama Yedam kaget bukan main.

Cuman ketara banget di wajah Mashi kalau dia capek bukan main.

"Kak Mashi buat kaget tau, Junghwan udah gak papa kok."

"Ouh syukurlah, aku mau bersih-bersih dulu kalau gitu."

"Iya kak tapi nanti kesini lagi ya soalnya ada yang mau Yedam bahas."

"Okey."

Setelah kepergian Mashi Yedam dan Jeongwoo saling tatap.

"Apa Junghwan mau jadiin Heeseung kakaknya juga?"

"Masasih?"

"Harus di cari tau."

"Betul."

....

Tbc...

Bahagia Yang Palsu✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang