Hari ini adalah bagiannya Haruto untuk menjaga Junghwan.
Seperti biasa mereka ada di tempat favorit Junghwan dulu dan sepertinya akan menjadi tempat favorit Junghwan yang sekarang.
Dia suka tapi tidak dengan bunga yang ada di taman itu, kebanyakan bunga mawar putih yang ada sedangkan Junghwan suka mawar merah.
Karena mengingat bahwa Junghwan dulu sangat boros dan suka minta itu pada kakak kakaknya, Junghwan penasaran bagaimana rasanya meminta sesuatu yang besar pada mereka.
Dan targetnya sekarang adalah Watanabe Haruto yang sibuk dengan leptonya sedari tadi.
Junghwan juga tidak masalah toh dia sedang asik juga main hpnya Haruto.
Game di hp itu banyak dan Junghwan tidak bosan di buatnya.
Karena sekarang dia punya pemikiran gila hp yang di pegangnya ia simpan di meja samping tempat duduknya.
Haruto yang duduk di sampingnya juga masih tidak bergeming, dia masih sangat fokus.
"Kak?"
Junghwan panggilnya pelan banget, tapi Haruto masih bisa dengar.
Dia cepat tutup leptonya kemudian atensinya penuh ia berikan pada Junghwan.
Junghwan juga sedikit gugup di tatap begitu intens oleh Haruto.
Jika dia seorang waita kemungkinan besar dia akan sangat jatuh cinta pada pemuda ini.
"Aku mau bunga mawar merah."
"Maksudnya?"
"Bisa tidak bunga di taman itu di ganti dengan mawar merah?"
"Kenapa? Bukannya Junghwan lebih suka mawar putih di banding merah?"
"Tidak papa tapi aku mau yang baru, maksudnya suasana yang baru, melihat putih terus menerus sedikit membuatku kebosanan."
"Baiklah jika seperti itu, aku akan menyuruh orang untuk mengubah kebun ini."
"Aku juga mau yang lain kak."
"Apa itu?"
"Tapi tidak merepotkan kakakkan?"
"Astaga Junghwan kenapa kamu bisa berfikir seperti itu?"
"Aku takut nanti biaya yang kakak keluarkan sangat besar hanya karena keinginan ku yang kekanak-kanakan ini."
"Jangan berkata seperti itu, apapun yang kamu inginkan akan menjadi milikmu walau harus ku berikan semua yang aku miliki akan aku lakukan, itu gunanya aku bekerja siang malam agar kamu tidak kurang suatu apapun."
Astaga Junghwan malu mendengarnya, jika dia seorang wanita dia benar-benar akan jatuh cinta pada Haruto.
"Jadi kamu mau apa Junghwan?"
"Aku mau di tanami pohon apel hijau dan pohon pir di sana, kalau bisa tanam masing-masing di sisi kanan dan kirinya 10 pohon."
Haruto mengangguk mengerti, dia meminta waktu pada Junghwan untuk berbicara pada sekertarisnya.
Dan selang beberap saat Haruto kembali.
"Aku sudah beritahu sekertarisku, besok semuanya akan di mulai, kamu bisa melihatnya setelah sebulan, jadi bersabarlah."
Junghwan tersenyum cerah, ternyata enak ya jadi Junghwan ini, apapun yang dia inginkan bisa ia dapatkan tanpa kerja keras.
Bahkan tidak harus merengek saat seperti dirinya dulu.
Tapi tetap saja dia masih merindukan dirinya yang dulu.
Hmmm apa sih yang sebenarnya di lakukan Junghwan dulu? Apakah keluarganya baik-baik saja? Padahal di sini dia berperan dengan baik tapi bagaimana dengan dirinya yang entah berada di mana.
Junghwan kembali fokus pada hpnya yang sempat ia acuhkan karena keinginan anehnya itu.
Sedangkan Haruto dia pergi mengambil minum, memberikan pada Junghwan satu.
"Kak."
"Hemmm."
"Aku boleh bertanya tidak?"
"Bertanya apa?"
"Pekerjaan Kak Haruto apasih?"
Haruto termenung, Junghwan yang tidak kunjung dapat jawaban juga langsung mengalihkan wajahnya dari layar hp.
Dia melihat Haruto seperti menimang-nimang apakah harus memberi tau Junghwan atau tidak.
"Apakah kamu sangat ingin tau?"
"Tidak juga, jika kakak tidak memberi tau juga tidak apa kok."
Haruto mengangguk, dia akan memberitahu yang salah satunya saja.
"Kakak bekerja sebagai guru di SMA berlian."
"SMA berlian?"
Haruto mengangguk, membahas soal sekolah Junghwan kok rindu ingin pergi sekolah ya?
"Apakah menyenangkan menjadi guru kak?"
"Menyenangkan, kakak menyukainya oleh karena itu kakak menjadi guru."
Junghwan diam dia ingin mengatakan sesuatu lagi tapi sepertinya tidak perlu, tanpa sekolah sepertinya bukan hal yang buruk juga pikirnya.
Jadi dia kembali fokus main hp sampai Haruto mengatakan ingin pergi ambil beberapa berkas yang di antar sekertarisnya kemarin.
Junghwan oke, di tinggal sendiri tidak membuat Junghwan takut, dia malah senang.
Dia jadi bisa berlatih jalan lagi, sambil menunggu Haruto kembali, dia berlatih jalan tanpa tau bahwa Jeongwoo sekarang sedang melihat apa yang di lakukan Junghwan.
"Siapa sebenarnya kamu So Junghwan?"
....
Tbc...
KAMU SEDANG MEMBACA
Bahagia Yang Palsu✓
De TodoGimana kalau permintaan Junghwan yang awalnya iseng-iseng malah jadi kenyataan? salah satunya? "semoga besok aku hidup kayak di drama-drama ya tuhan, kayaknya seru."