Persahabatan yang tulus itu bisa datang dari mana saja. Cinta yang tulus juga bisa bertemu dengan cara yang tak terduga.
Tapi, kasih sayang yang tulus dari seorang Ayah yang sudah terlihat tidak peduli lagi dengan keluarga? Yang meninggalkan keluar...
Annyeong Janganbosan-bosanketemuAmeyra yang secantikini, yaa
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Happy Reading☙
Seperti biasa, Mawar mengantar Ameyra ke sekolah SMA STARLIGHT.Ia mengantar putri tunggalnya sampai ke depan gerbang. Ketika Ameyra berjalan memasuki gerbang, ia menatap punggung putrinya dengan tatapan iba.
"Ini hari terakhir kamu sekolah di sini, sayang. Maafkan Bunda," ucap Mawar disertai air mata. Karena area depan sekolah semakin ramai, ia bergegas pergi dari sana.
Di kelas. Ameyra yang sedang membaca sebuah novel, dikagetkan dengan sebuah panggilan masuk dari sahabat virtualnya, Ivanya.
Walaupun sedang tidak mood, Ameyra tetap menekan ikon berwarna hijau di ponselnya. "Pagii bestie aku yang cantik, udah sampai di sekolah?" sapa Ivanya dari seberang sana.
Tidak bisa menjawab apa-apa, Ameyra akhirnya menangis. Isakan itu membuat Ivanya khawatir. "Ameyra? Kamu kenapa?" tanya Ivanya. Karena khawatir, Ivanya segera mengubah ke panggilan video. Tapi ditolak oleh Ameyra. Hal itu semakin membuat Ivanya khawatir.
Ivanya terus-menerus spam chat dan telepon walaupun Ameyra mengabaikannya. Sahabat mana yang bisa tenang kalau sahabatnya bersikap seperti ini? Tidak ada. Tapi apalah daya, Ivanya tidak bisa melakukan apa-apa karena jarak yang memisahkan mereka. Banten dan Palembang.
ʚɞ
Jam pelajaran dimulai. Guru mulai menjelaskan materi seperti biasa. Para murid juga menyimak dengan seksama. Namun, berbeda dengan Ameyra yang saat ini sedang menelungkupkan kepala.
Bu Siska yang saat ini mengajar di kelas Ameyra merasa aneh dengan salah satu siswinya. Dan dia tau bahwa itu adalah Ameyra.
"Ameyra, kamu tidur di jam pelajaran saya?" tanya Bu Siska dengan nada tegas.
Ameyra langsung mengangkat kepalanya lemah. Dan saat ini semua pandangan tertuju padanya.
"Saya nggak tidur, Bu."
"Lalu kenapa tidak memerhatikan? "
"Maaf, Bu."
"Baiklah, kali ini saya maafkan. Kembali fokus, ya!"
"Baik, Bu."
ʚɞ
Jam istirahat pertama.
Ivanya kembali spam panggilan ke Ameyra. Ameyra yang rasanya memang butuh meluapkan tangisan itu pun mengangkat panggilan video dari Ivanya.
Seperti yang ia duga. Ivanya akan menghujaninya dengan berbagai pertanyaan.
