Gatau lagi mau basa-basi kayak gimana, jujur. Galau karena gabisa nonton enhypen.
Saat ini, Ameyra sedang berada di kantin bersama Olivia. Mereka bercanda sambil sesekali menertawakan kebodohan mereka sendiri. Hingga akhirnya Olivia berganti topik ke sesuatu yang lebih serius. Hal ini menyangkut kedekatan antara Ameyra dan Arya.
"Mey," panggil Olivia.
"Hmm?"
"Gua heran deh."
"Heran kenapa? Heran sama apa?"
"Gini, ya. Ehm, dari kelas 10, Arya itu dikenal sebagai cowok yang introvert, cuek dan pokoknya dingin banget kalo sama cewek."
"Iya, terus?"
"Nah, dari sifat dinginnya itu, dia jadi disukai banyak cewek di sini. Salah satunya Ellena. Tapi, Arya malah risih sama perhatian Ellena. Alhasil, sifat dinginnya makin parah. Lu bisa bayangin lah, ya cowok kutub utara?"
Ameyra hanya mengangguk pelan sebagai jawaban.
"Nah, pertanyaan yang muncul dalam benak gua saat ini adalah ... adalah ... Aryaaaa?" Olivia menggantung. Gadis itu kemudian meneguk air putihnya.
Hening. Kurang lebih 2 menit Olivia menggantung perkataannya. Hal itu membuat Ameyra yang sedari tadi diam mulai merasa kesal.
"Oliv!""Iya, eh ya ampun baru digantung 2 menit aja udah meledak emosinya. Gimana kalo digantung setahun?" Olivia terkekeh.
"Lo mau curhat apa gimana, sih?" Ameyra memalingkan wajahnya.
Melihat itu, Oliviaa mulai merasa bersalah.
"Udah-udah, jangan ngambek, aku minta maaf," ucap Olivia lembut.
Bahkan kata sapaan 'gua/gue' yang biasa dia gunakan itu ia ganti menjadi 'aku' sekarang."To the point," ucap Ameyra singkat.
"Kok bisa Arya sedeket itu sama kamu, padahal kamu anak baru? Dan Arya bertingkah seolah-olah kalian udah kenal lama? Kalian sebenarnya siapa?"
Ameyra dibuat terkejut dengan pertanyaan Olivia. Matanya yang semula menatap kosong ke tembok di kantin, kini beralih menoleh ke lawan bicaranya.
"Liv?"
"Gimana?"
"Lo ...."
"Mey, are you okay?"
"Lo bikin gue ovt." Ameyra menatap Olivia tanpa ekspresi.
ʚɞ
Sekolah sudah sepi karena bel pulang sekolah telah berbunyi sejak 10 menit yang lalu.
Namun, Ameyra masih setia duduk di gazebo dengan buku-buku di pangkuannya. Rupanya, ia baru saja meminjam beberapa buku pelajaran tambahan dari perpustakaan. Mengingat minggu depan sudah UAS, ia harus lebih banyak belajar agar mendapatkan hasil yang maksimal.
Maklum, secara tidak langsung, anak beasiswa memang dituntut untuk selalu mendapatkan nilai yang sempurna guna mempertahankan beasiswanya tersebut.
Seorang cowok yang baru saja keluar dari ruang kepala sekolah melihat seorang siswi yang sendirian di gazebo.
Karena merasa tak asing, ia menyipitkan matanya untuk memastikan bahwa dugaannya tidak salah. Cowok itu tersenyum ketika tau siapa di sana. Ia segera menghampiri Ameyra.
"Kenapa belum pulang?" tanyanya.
Ameyra menatap ke depan. "Pake nanya. Ya jelas nungguin kamu lah."
Arya terkekeh lalu duduk di samping Ameyra. Tangannya tergerak untuk mengambil salah satu buku di pangkuan Ameyra.
Namun, mata Ameyra justru terfokus pada pergelangan tangan Arya yang di sana terdapat gelang hitam yang tak asing baginya.
Karena penasaran, ia langsung menanyakan pada Arya.
"Arya," panggil Ameyra.
"Hmm?" jawab Arya tanpa menoleh ke Ameyra karena ia sibuk membaca sebuah buku kimia.
"Kamu dapet gelang ini dari mana?" Ameyra menunjuk gelang yang Arya kenakan.
"Temen."
"Siapa?"
"Yang nanya."
Deg.
Ameyra terkejut.
"Aku? Bagaimana bisa? Aku nggak pernah ngasih apa-apa sama kamu, dan kalo emang dari aku, emang kita pernah ketemu sebelumnya?" tanya Ameyra beruntun.Arya yang mengetahui kalau saat ini Ameyra tengah kebingungan itu langsung menutup bukunya. Kemudian beralih menatap Ameyra.
Ia mengingatkan Ameyra tentang kejadian 10 tahun yang lalu.Flashback on
Seorang anak laki-laki sedang bermain bola sendirian di lapangan yang tak jauh dari rumahnya. Arya kecil. Tepatnya di seberang jalan rumah temannya. Ameyra. Ameyra hanya memerhatikan Arya dari ayunan yang ada di halaman rumahnya.
Ketika sedang asyik bermain, bola yang dipegang Arya tiba-tiba menggelinding ke jalanan. Arya berlari mengambil bolanya. Sialnya, saat itu juga ada sebuah mobil melaju kencang. Arya tidak sadar akan kedatangan mobil itu. Ia hanya fokus pada bolanya.
"AWASSS!"
Ameyra yang sedari tadi hanya memerhatikannya, berteriak dan reflek berlari lalu mendorong tubuh Arya yang nyaris menjadi korban tabrak lari.Mereka jatuh menghantam rerumputan di lapangan. Tapi untungnya mereka selamat dari tabrak lari.
"Kamu nggak apa-apa?" tanya Ameyra.
"Nggak apa-apa, kamu gimana?" Arya gantian bertanya.
"Aku baik-baik aja."
"Makasih, ya tadi udah nolongin aku."
"Iya sama-sama, kan kita harus saling tolong-menolong," ucapnya sambil tersenyum manis.
"Mau main bareng aja sama Amey deh."
"Ayok!"
Saat mereka sedang bermain, seorang wanita muda yang merupakan ibu dari Ameyra memanggilnya, "Sayang, ayo berangkat."
Ameyra hanya menoleh dan tersenyum masam.
lalu ia beralih menatap Arya. "Aku pergi dulu, ya mau ke Serang, Banten. Ikut Bunda kerja karena nggak ada yang rawat aku di sini."
Ar"Yah, kita nggak bisa main lagi dong?"
"Nanti kalo udah gede ketemu, yok!"
"Janji?"
"Janji."
Mereka mengaitkan jari kelingking. Lalu, Ameyra berpamitan. Ia meninggalkan Arya yang sudah berkaca-kaca.
Arya yang masih duduk di rerumputan, menatap kepergian Amey. Lalu tak sengaja ia melihat gelang hitam dengan liontin inisial 'A' di tempat yang tak jauh darinya. Ia mengambil gelang tersebut.
"Ini punya Amey," batinnya.Semenjak hari itu, ia sering mengunjungi rumah Amey untuk mengembalikan gelangnya. Namun, ia tak pernah menemukan sosok Amey di sana.
Terhitung 1 bulan sudah. Rumah itu sepi tak berpenghuni. Rupanya, Arya belum mengerti arti kalimat Ameyra kemarin."Amey beneran udah pindah, ya?" gumamnya sambil menangis.
Ia melihat gelang di genggamannya. "Semoga suatu saat nanti, aku bisa ketemu kamu lagi."
Flashback off
Arya menghentikan ceritanya sedangkan Ameyra masih terus menatapnya tanpa ekspresi.
"Heyy." Arya mengagetkan Ameyra yang masih melamun.
Ameyra langsung memalingkan wajahnya karena malu. "Ehh maaf aku nggak fokus.""Tapi, ARYA? Kamu Arya temen masa kecilku? Beneran?"
"Iya, ini aku. Arya Alvaro."
Mata Ameyra tiba-tiba berkaca-kaca. Tanpa aba-aba, ia memeluk Arya erat. "Aaaaaaaaaa kangen! Kangen banget."
Arya membiarkan Ameyra melepaskan rindunya di pelukannya. Ia tersenyum tipis dan merapikan anak rambut Ameyra yang berantakan.
^^bayangin aja
![](https://img.wattpad.com/cover/327149796-288-k204951.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Rest In Love
Ficção AdolescentePersahabatan yang tulus itu bisa datang dari mana saja. Cinta yang tulus juga bisa bertemu dengan cara yang tak terduga. Tapi, kasih sayang yang tulus dari seorang Ayah yang sudah terlihat tidak peduli lagi dengan keluarga? Yang meninggalkan keluar...