Happy Reading🌺
Kring ....
Bell pertanda pergantian jadwal kegiatan berbunyi."Meyra, ayok!" Olivia menarik tangan Ameyra.
"Ke mana?"
"Lupa? Hari ini kan jadwalnya kelas kita yang mengunjungi perpustakaan. Ngembaliin buku yang minggu lalu dipinjam, elah."
Ameyra melamun untuk beberapa saat. "Oh, yaampun kenapa bisa lupa." Ameyra memukul kepalanya sendiri.
"Dasar."
"Tunggu, aku ambil bukunya di tas." Ameyra mencari bukunya. Cukup lama, tapi hasilnya nihil. Ia tak menemukan buku tersebut.
"Kayaknya buku aku ketinggalan deh, Liv."
"Wajar kalo ketinggalan, kamunya aja lupaa."
"Oliv, gimana aku takut."
"Ayok, aku temenin ngambil. Kalo bilang pasti boleh."
"Tapi ...."
"Ayok!"
Ameyra dan Olivia meminta izin kepada guru piket dan petugas perpustakaan untuk mengambil buku di rumah Ameyra.
Sesampainya di rumah, Ameyra langsung mencari buku itu sampai memberantakan seisi kamarnya. Tapi, ia tak menemukan bukunya.
"Oliv, bukunya nggak ada," teriak Ameyra dari dalam rumah dengan wajah panik.
"What kok bisa? Coba cari lagi." Olivia masuk dan membantu mencari.
"Nggak ada, Oliv. Udah aku cari ke mana-mana." Tubuh Ameyra mendadak lemas dan seketika ia menangis.
Olivia tak tau harus berbuat apa. Akhirnya, ia memutuskan untuk memeluk Ameyra lalu mengajak nya kembali ke sekolahnya itu.
"Ayok balik dulu, nanti aku bantu ngomong baik-baik."
Tinggal Ameyra dan Olivia yang belum mengembalikan buku.
"Liv, takut.""Udah gapapa, ayo masuk sama aku."
Olivia mencoba mengatakan yang sebenarnya kepada petugas perpustakaan yang merupakan adik kandung dari kepala sekolah SMA Trisakti. Itu artinya, dia adalah Paman Ellena.
Petugas perpustakaan itu meminta Ameyra menjelaskan semuanya dan mengingat-ingat kejadian yang lalu.
Ameyra mengingat-ingat kejadian dari awal dia meminjam buku. Semua baik-baik saja hingga hari di mana Ellena dan Karin mengunjungi rumah Ameyra.
Apalagi Ellena sampai masuk ke kamar Ameyra. Spontan Ameyra menyebut nama itu
"Ellena.""Ada apa dengan keponakan saya?" tanya petugas perpustakaan.
Ameyra diam.
"Mey, ada sesuatu?"
Ameyra mengatur nafasnya untuk menenangkan diri lalu ia menceritakan semuanya. Tentu saja Olivia dan petugas perpustakaan itu terkejut mendengarnya. Lalu ia memanggil Ellena ke perpustakaan.
Di sana Ellena diinterogasi oleh petugas perpustakaan. Namun, ia selalu bisa mengelak. Ameyra hanya diam karena tidak tahu harus berbuat apa.
Setelah kurang lebih 30 menit mereka berdebat, akhirnya Ellena mengalah karena kehabisan argumen.
"YAUDAHH IYAA GUA NGAKU GUA YANG NGAMBIL. TRUS KENAPA, HAH?"
"Keterlaluan kamu, Ellena. Siapa yang mengajari kamu seperti itu?"
"Gaada yg ngajarin Ellen. Itu motiv dari diri Ellen sendiri. Paman kan nggak pernah kasih perhatian ke Ellen. Udah Ellen muak."
"ELLEN!" teriak petugas perpustakaan. Ia berniat mengejar Ellena. Tapi berhasil dicegah oleh Ameyra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rest In Love
Teen FictionPersahabatan yang tulus itu bisa datang dari mana saja. Cinta yang tulus juga bisa bertemu dengan cara yang tak terduga. Tapi, kasih sayang yang tulus dari seorang Ayah yang sudah terlihat tidak peduli lagi dengan keluarga? Yang meninggalkan keluar...