Setelah kontak tak kasat mata yang dibuat Chris diputus, Hyunjae mengerjap beberapa kali. Manik kebiruannya lalu mengarah pada Jacob—seorang teman perinya—yang kini sedang sibuk membolak-balik lembaran sebuah buku. Sesaat setalahnya, manik indahnya itu bergerak ke sisi lain ruangan itu—mereka kini ada di salah satu ruangan yang ada di perpustakaan—yang mana ada seorang peri lain di sana.
Itu Kevin. Hyunjae tidak mengenalnya dengan baik. Ia hanya tahu jika peri charusmitadian itu adalah salah satu dari dua teman dekat Juyeon. Oh, jangan berpikir jika ia terlalu sering memperhatikan Juyeon sehingga tahu siapa saja yang sering bersama saudara kembar axeldian itu! Mereka bertiga hanya terlalu menonjol sehingga siapapun dapat tahu mereka—satu peri dengan dua penyihir yang salah satunya adalah saudara kembar axeldian dan satunya lagi dengan penampilan mirip peri.
Oh ya, selain mereka bertiga, tidak banyak yang mengisi perpustakaan. Hanya seorang penyihir perempuan dari tingkat satu—yang Hyunjae tidak tahu namanya—dan dua peri lain—yang kini ada di sudut ruangan.
“Jacob?”
Berjalan pelan sambil memanggil nama teman perinya, Hyunjae dapat melihat jika peri dwerodian itu mendongak untuk menatapnya heran.
“Ada apa?” Tanya balik Jacob saat jarak mereka sudah lebih dekat.
“Kau sudah menemukan bukunya?”
Tapi, bukannya menjawab pertanyaan Jacob, penyihir aquasera itu malah mengajukan pertanyaan lain lagi. Langsung dijawab Jacob dengan gelengan kecil.
“Tapi, aku menemukan sesuatu yang menarik di sini.”
“Kalau begitu, bisakah kau membacanya terlebih dahulu. Aku ingin berbicara sebentar dengan dia.”
Tatapan Jacob bergerak mengikuti arah yang ditunjuk kecil oleh Hyunjae dengan jarinya. “Kevin?”
Dijawab Hyunjae dengan anggukan kecil, “kau kenal dengannya?”
“Tidak begitu dekat.” Jacob menjawab pelan. “Kami ada di kelas yang sama dan tinggal di menara yang sama. Selebihhnya tidak ada karena dia lebih sering bersama saudara kembar axeldian itu. Kau tahu kan?”
“Ya, aku tahu dan aku ada sebuah urusan dengannya.”
“Baiklah, aku akan menunggumu di sini.”
Setelah jawaban itu beserta anggukan kecil yang Jacob berikan, Hyunjae lantas berbalik dan melangkah tenang untuk mendekati Kevin. Peri charusmitadian itu masih di tempat yang sama dengan sebuah buku yang tak asing di tangan kanannya.
“Permisi. Boleh aku berbicara sebentar denganmu?”
Saat sudah dekat, tanpa keraguan apapun, Hyunjae langsung berucap begitu saja. Ia terlihat tenang—terlampau tenang malah—bahkan ketika manik kebiruannya bertemu dengan manik Kevin.
“Aku?”
Peri itu terlihat mengerjap beberapa kali. Maniknya juga sempat melirik ke sekeliling sebelum kembali lemparkan tatapan pada Hyunjae. Si penyihir memang tidak bisa membaca pikiran, tapi ia dapat menduga jika peri di depannya itu tentunya heran mengapa ia tiba-tiba datang dan ingin bertanya. Dan pertanyaan yang baru saja diajukan itu adalah bentuk kepastian yang tengah dicarinya.
Maka penyihir itu mengangguk pasti setelahnya. “Aku Lee Hyunjae.”
“Aku Kevin Moon.”
“Aku tahu namamu.” Hyunjae mengangguk lagi. “Kau salah satu teman Juyeon bukan?”
“Kau tahu Juyeon?”
Sekali lagi Hyunjae mengangguk, “dia memang bukan axeldian, tapi seluruh dunia lebih memilih untuk memperhatikannya dari pada memperhatikan axeldian. Tidak ada yang tidak tahu Juyeon.”
KAMU SEDANG MEMBACA
DOMINUS AXELDIAN
Fanfictionbanginho ft. jumil Ratusan tahun sejak penyerangan kembali yang dilakukan penyihir hitam, sesuatu kejadian yang tak pernah dipikirkan terjadi, membuat semua mata tak lagi melihat axeldian sebagai penyeimbang apa yang ada di dunia. from THE LAST AXEL...