🍁 Chapter 21

42 9 3
                                    

Chris dan semua yang ada di halaman akademi masih sibuk untuk membalas serangan elang hantu yang entah kapan akan habis. Begitu banyak yang sudah berhasil mereka jatuhkan—bahkan halaman akademi dan atap-atap bangunan, juga pohon-pohon sudah dipenuhi dengan bangkai mahluk itu. Tapi, semakin banyak pula yang datang.

“Sebenarnya apa yang mereka cari di sini?”

Dan dari semua pertanyaan yang muncul tentang serangan mahluk bersayap mengerikan itu, pertanyaan yang paling dominan datang adalah apa yang dicari di akademi. Itu sudah pasti.

Pasalnya, semua masih berjalan baik-baik saja belakangan ini. Tidak ada hal mengerikan yang terjadi. Bahkan kejadian di luar dugaan yang terjadi hanyalah tentang Hyunjae yang diserang peri berkekuatan sihir hitam tersebut. Belum banyak juga terjadi serangan semacam ini yang menjadi tanda adanya bahaya besar yang akan datang. Semuanya masih terpantau aman-aman saja. Bahkan tidak ada berita apapun dari desa.

Hanya perihal axeldian yang menghilang juga berita kematiannya yang baru saja terdengar.

Lalu, untuk apa serangan ini datang dan apa yang mereka cari?

Bukankah jika penyihir hitam itu mencari batu peri, mereka harus pergi pada dominus axeldian yang sudah mati di desa sana? Lalu, kenapa mereka menyerang ke akademi?

Di tengah pertanyaan-pertanyaan yang muncul, juga aksi membalas serangan yang belum selesai itu, semua penghuni akademi seketika tersentak kaget ketika sesuatu yang asing tiba-tiba terbang melintasi langit akademi. Sesuatu yang asing itu berwarna keemasan—jelas berbeda dengan sayap elang hantu yang berwarna hitam pekat. Terbangnya sangat cepat dan mengelilingi langit akademi dengan seberkas cahaya keemasan di setiap jejaknya, membuatnya terlihat seperti bintang berekor.

“Itu...?”

“Bukankah, dia tidak menjadi peri juga?”

“Chris, bagaimana itu terjadi?”

Chris menggeleng patah-patah. Ia sungguhan tidak tahu apa yang sudah terjadi. Beberapa waktu lalu—di tengah kesibukan melawan elang hantu—dirinya memang kembali mendengar suara si pohon oak. Pohon besar di belakang menara itu baru saja membagi informasi tentang cara tercepat mengusir elang-elang hantu di atas sana.

Pohon oak itu mengatakan bahwa mahluk dari gerbang gelap itu akan lebih cepat dilenyapkan dengan kekuatan axeldian. Chris tentu saja kebingungan. Minho baru saja mati, lalu bagaimana mereka melakukannya? Kata si pohon, Juyeon yang harusnya terlahir sebagai axeldian, mempunyai kekuatan axeldian juga. Hanya saja, kekuatan itu tersegel di dalam tubuhnya. Bagaimana cara membukanya, Chris tidak diberi tahu sama sekali.

Lalu, bagaimana bisa Juyeon kini sudah terbang dengan dua sayap besar berwarna keemasan dan mengeluarkan kekuatan dengan warna serupa?

Siapa yang sudah berhasil membuka segel itu dan bagaimana caranya?

Dalam kepalanya yang terus memikirkan banyak hal tentang itu, Chris juga hanya mampu diam dan menatap Juyeon yang berhasil memukul mundur elang-elang hantu itu dalam satu serangan. Otaknya masih tak berhenti bertanya bahkan ketika Juyeon sudah terbang turun sebelum mendarat di depannya yang berdiri berdampingan dengan Mr. Alexander. Penyihir aquasera itu masih mempertanyakan banyak hal, tapi kedua sayap Juyeon terlihat sungguh nyata di depan matanya saat ini.

Sayap Juyeon besar sekali. Bahkan lebih besar dari sayap milik Minho. Warnanya coklat keemasan, cahaya keemasan juga keluar dari ujungnya. Sayap itu terlihat begitu kokoh dan kuat—sangat berbeda dengan milik Minho yang seperti kain sutra lembut.

“Juyeon?” Mr. Alexander lebih dulu bersuara, membuat Juyeon yang tadinya menatap Chris jadi melempar tatap pada kepala akademi itu. “Bisa kau jelaskan apa yang sudah terjadi? Bagaimana bisa sayap ini ada?”

DOMINUS AXELDIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang