“Jadi, kau dominus axeldian?”
“Dominus axeldian? Siapa?”
“Kau.”
Chris menautkan kedua alisnya, menatap Mr. Alexander dengan kening yang semakin berkerut dalam. Apa katanya? Dominus axeldian? Dirinya?
Yang benar saja?
Lebih tepatnya, bagaimana bisa?
“Tidak, sir.” Jawab penyihir aquasera itu kemudian. Tatapannya mengarah pada kaca jendela kusam di sisi lain ruangan sana sebelum menggeleng lagi. Tidak, Chris yakin sekali jika ia bukan dominus axeldian. Walau ia sendiri tidak tahu apa yang mendasari sang kepala akademi bertanya demikian.
“Kenapa tidak?” Tapi, Mr. Alexander sepertinya kokoh pada pendiriannya. Pria itu kembali mengajukan pertanyaan dengan tatapan yang tak berpindah sedikitpun dari Chris. Bahkan ketika pemilik manik abu-abu itu menolak untuk menatapnya sama sekali. “Seperti yang sudah aku katakan sebelumnya—entah kau sadar dan mendengarnya atau tidak—bunga lotus berhubungan dengan sayap axeldian. Kau tentu bisa punya tatto bunga lotus itu bukan tanpa alasan.” Lanjut pria itu kemudian.
“Apapun alasannya, aku yakin jika kehadiran bunga lotus ini bukan karena axeldian, sir.” Tapi, Chris juga sama kokohnya dengan sang kepala akademi. “Bunga lotus ini ada sejak aku lahir dan itu tentu tidak berhubungan dengan axeldian dan dominusnya. Dan itu juga yang membuatku yakin jika aku bukan dominus axeldian. Aku tidak berhubungan apapun dengan Minho.”
“Tapi kau penyihir edelweis.” Jika tadi Mr. Alexander yang berbicara, kali ini Changbin yang bersuara. Satu-satunya peri dalam ruang penyembuh itu kini menatap fokus pada Chris yang semakin mengerutkan kening tak paham.
“Apa?” Tanya si penyihir aquasera kemudian.
“Aku membaca banyak buku sejak kecil. Dan semua sumber tentang dominus axeldian menyebutkan bahwa dominus axeldian lahir di hari yang sama dengan hari lahir axeldian. Kau penyihir edelweis juga sudah cukup menjelaskan hubunganmu dengan axeldian.”
“Dari mana kau tahu jika aku penyihir edelweis?”
“Kau populer, Juyeon juga populer, siapapun tahu kalian itu penyihir apa. Sekalipun orang-orang tidak tahu jika Minho adalah penyihir edelweis, saudara kembarnya sudah cukup untuk memberikan informasi itu.”
“Tapi Hyunjae juga penyihir edelweis. Bisa jadi dialah dominus axeldian, bukan aku.”
Kali ini Changbin tidak langsung menjawab ucapan Chris. Peri dwenrodian itu diam lama. Hal serupa juga dilakukan Mr. Alexander. Kepala akadami itu tadinya akan menyela perdebatan dua pelajar itu tapi urung begitu sebuah informasi yang Chris sampaikan ia dengar. Pembicaraan yang tadinya hanya ingin ia fokuskan mengenai Chris sebagai dominus axeldian—juga perihal Roseanne yang menyerang Hyunjae—mendadak membuatnya memikirkan hal lain.
“Berapa perbedaan usiamu dan Hyunjae?”
Saat Changbin terus diam, saat itulah Mr. Alexander mengajukan pertanyaan itu—membuat dua pelajar itu kembali menatapnya.
“Ya, sir?”
“Berapa perbedaan usiamu dan Hyunjae, Chris?” Tanya Mr. Alexander mengulang pertanyaannya. “Kalian memang seumuran, tapi tidak lahir di waktu yang sama bukan?”
Chris tidak langsung menjawab. Di dalam kepalanya masih dipenuhi dengan pemikiran mengenai dominus axeldian yang sebelumnya mereka bahas. Lalu kini, sang kepala akedemi ini entah membawanya dalam pembicaraan entah tentang apa lagi.
“Aku dan Hyunjae berbeda satu minggu.” Namun demikian, pemilik manik abu-abu itu tetap menjawab apa yang diinginkan sang kepala akademi. “Hyunjae lahir satu minggu setelah hari lahirku.”
KAMU SEDANG MEMBACA
DOMINUS AXELDIAN
Fiksi Penggemarbanginho ft. jumil Ratusan tahun sejak penyerangan kembali yang dilakukan penyihir hitam, sesuatu kejadian yang tak pernah dipikirkan terjadi, membuat semua mata tak lagi melihat axeldian sebagai penyeimbang apa yang ada di dunia. from THE LAST AXEL...