“Hyunjae?”
Di tengah kepanikan yang terjadi setelah Juyeon memakan apel yang semalam diberikan Minho, Hyunjae mendengar sebuah suara yang jelas tidak asing. Posisinya masih setengah duduk dengan menahan tubuh Juyeon yang tengah berteriak kesakitan dengan banyak sekali cahaya ungu gelap yang menyelimuti tubuhnya. Baik dirinya, Chanhee dan Kevin sama sekali tidak tahu apa yang harus mereka lakukan untuk menolong Juyeon. Chanhee tadinya sudah akan menolong sahabatnya itu, tapi tidak bisa menyentuh tubuh Juyeon begitu saja. Kevin juga sudah ikut mencoba tapi seperti ada dorongan kuat dari dalam tubuh axeldian itu sehingga mereka berakhir terhempas ketika ingin menyentuhnya. Hanya Hyunjae yang bisa melakukan itu sehingga keadaannya seperti sekarang ini.
“Chris?”
Di antara kepanikan itu, Hyunjae arahkan tatapannya pada sumber suara. Memang benar, ada Chris yang berlari cepat mendekati mereka. Kehadiran Chris itu tentu mengundang tanya di kepala Hyunjae. Ia dan Juyeon meninggalkan sahabatnya itu semalam di kediaman nyonya Kang bersama Minho. Lalu, kapan Chris kembali sehingga sekarang ada di hutan ini juga?
Tidak ada jawaban yang Chris berikan. Penyihir aquasera itu hanya diam dengan tatapan yang tak Hyunjae pahami. Ia sendiri masih menahan tubuh Juyeon yang masih berteriak kesakitan.
“Hyunjae?”
Saat Chris bersuara lagi, saat itulah Hyunjae kembali menatap ke arah Juyeon. Itu bukan tanpa alasan karena axeldian itu baru saja menguatkan cengkramannya sehingga membuat perhatiannya kembali pada saudara kembar Minho itu.
“Ya?” Barulah setelah itu, penyihir bermanik kebiruan itu menjawab Chris.
“Letakan mahkota bunga wisteria itu ke atas dada Juyeon.” Ucap Chris kemudian. Sahabat Hyunjae itu sempat mengulurkan tangannya untuk menyentuh Juyeon—tapi langsung menarik kembali tangannya sambil meringis kecil.
“Mahkota bunga wisteria?”
“Ya.” Menjawab cepat, tangan Chris kini bergerak untuk menunjuk ke atas kepala Hyunjae. “Jangan bertanya dulu dan cukup lakukan itu jika tidak ingin sesuatu terjadi padanya!”
Hyunjae menurut. Tanpa mengeluarkan berbagai macam pertanyaan yang mampir ke kepalanya, penyihir aquasera yang satu itu bergerak cepat untuk meraih mahkota bunga di atas kepalanya. Ia sempat menatap bunga berwarna keunguan itu sesaat sebelum dengan hati-hati meletakannya ke atas tubuh Juyeon yang dalam posisi setengah berbaring.
Ketika mahkota bunga itu sudah menapak di dada Juyeon, teriakan axeldian itu perlahan mereda. Masih ada ringisan, tapi tidak ada teriakan kesakitan yang menyayat seperti sebelumnya. Secara perlahan juga, cahaya berwarna ungu gelap yang sejak tadi keluar dari tubuh sang axeldian—bahkan menyebar ke sekitar tempat itu—bergerak perlahan memasuki rangkaian bunga yang dibentuk mahkota itu. Bunga wisteria itu seperti baru saja menyerap cahaya berwarna ungu gelap tadi.
“Apa yang terjadi?”
Pertanyaan itu lebih dulu diajukan Chanhee. Penyihir plantasera berambut merah jambu itu berdiri sedikit jauh dari tubuh Juyeon akibat terhempas ketika pertama kali mencoba menolong sahabatnya itu.
Tidak ada jawaban, semuanya masih diam hingga semua cahaya berwarna ungu gelap tadi sepenuhnya diserap masuk ke dalam mahkota bunga wisteria tadi.
“Sekarang, bekukan mahkota itu.”
Masih tanpa protes dan bertanya, Hyunjae segera meraih kembali mahkota bunga itu dari atas tubuh Juyeon. Ia memegang mahkota itu dengan konsentarasi penuh hingga aliran air kecil datang dari telapak tangannya—memabasahi mahkota itu perlahan sebelum membeku seperti es. Lalu, saat mahkota itu sudah sepenuhnya membeku, tanpa terduga, mahkota itu perlahan meleleh dan menghilang begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
DOMINUS AXELDIAN
Fanfictionbanginho ft. jumil Ratusan tahun sejak penyerangan kembali yang dilakukan penyihir hitam, sesuatu kejadian yang tak pernah dipikirkan terjadi, membuat semua mata tak lagi melihat axeldian sebagai penyeimbang apa yang ada di dunia. from THE LAST AXEL...