Chapter 5

38 8 0
                                    

Kuda hitam itu terus menembus kelamnya malam dengan suara ringkihan yang lantang. Jalan yang terjal maupun berlumpur ia taklukan dengan cepat sebab sedang cemaslah penunggangnya itu. Morgance Oxley memikirkan bagaimana nasib para warga. Bila tak segera, entah bagaimana nasib ribuan nyawa yang bergantung kepadanya sekarang. Ia harus menemui Baron Ezra dan membuatnya setuju untuk memberikan bantuan bagaimanapun caranya. Tak peduli bila Morgance harus mengorbankan dirinya untuk kepentingan banyak orang.

Ketika dirinya sampai di depan gerbang Kediaman Ezra, hanya ada sepi dan gelap yang menyapanya. Penjaga tak berada di posnya dan obor yang selalu dinyalakan di pos jaga kini padam. Morgance meloncat turun dari kudanya. Ia mencari siapapun orang yang bisa dimintai pertolongan sekarang juga.

"Umumkan bahwa putri Dimitrius datang untuk menemui tuanmu!" pekik Morgance, tetapi tak ada sahutan barang satupun. Morgance memajukan dirinya dan memukul gerbang besi yang tinggi menjulang itu. "Siapapun, umumkan kedatangan putri Dimitrius sekarang juga! Penjaga, dengarkah kalian?"

Nyatanya tetap tak ada satupun jawaban. Morgance mengusak rambutnya ke belakang lantas memundurkan badannya hingga sejajar dengan kuda yang ia bawa. Ia membawa kuda itu mengelilingi tembok pembatas Kediaman Ezra. Mereka menuju ke gerbang belakang, dimana semestinya pos jaga juga didirikan di sana. Ketika Morgance sampai, tidak ada satupun penjaga di pos, sama keadaannya seperti di depan.

"Putri Dimitrius, Morgance Oxley."

Morgance segera membalikan badannya kerika mendengar suara itu. Dari arah jembatan, seorang wanita berjalan mendekatinya dengan menggunakan pakaian pengantin lengkap dengan venil yang menutup rambutnya. Semakin mendekat, Morgance mengenali wanita itu. Dia adalah putri Baron Ezra, yang tempo hari ditemui oleh Helion. Morgance lupa siapa namanya, tetapi seingatnya wanita itu memiliki nama yang indah.

Wanita itu berhenti beberapa langkah di depannya dengan wajah yang dipenuhi kesedihan. Buket bunga lili yang ia bawa dihempaskan begitu saja ke tanah.

"Putri Dimitrius, apakah aku tampak cantik dengan pakaian ini?" tanyanya sembari merentangkan tangan dan menggerakan tubuhnya ke samping, memperlihatkan tiap lekuk tubuhnya yang indah dalam balutan gaun pengantin.

Morgance diam sejenak, berusaha mencerna tindakan dari putri Baron Ezra. Ia tidak pernah mendengar kabar bahwa Baron Ezra akan mengadakan pernikahan untuk putrinya. Yang ia tahu, putri Baron Ezra adalah wanita yang enggan menjalin hubungan asmara dan tidak satupun orang pernah melihatnya berhubungan dengan pria.

"Apakah kamu akan menikah? Dengan siapa?"

Pertanyaan Morgance meruntuhkan senyum yang semula menghiasi bibirnya. "Kamu masih bertanya dengan siapa aku menikah, putri Dimitrius? Menurutmu dengan siapa lagi aku memiliki hubungan selain dengan calon tunanganmu Helion. Betapa gila aku karenanya! Dialah satu-satunya pria yang membuatku jatuh cinta dan kamu merebutnya dariku!"

"Aku tidak pernah merebutnya. Bila aku tahu Helion memiliki hubungan denganmu, tidak akan pernah kusetujui pertunangan itu. Aku akan bicara dengan Ayah dan orangtua Helion supaya membatalkan perjodohan kami. Maka dari itu, aku mohon pertemukan aku dengan ayahmu sekarang juga. Aku membutuhkan bantuannya."

"Kamu terlambat, Nona. Helion telah lebih dahulu datang kemari dan membunuh kedua orangtuaku. Dia berjanji akan membawaku pergi dari tempat ini setelah mendapatkan kekuasaannya di Seilyanth dan Oxley. Dia berjanji akan menikahiku."

Kedua mata Morgance langsung membelalak mendengar keterangan dari putri Baron Ezra. Tak ia sangka pria yang akan dinikahinya adalah penggila kekuasaan. Bahkan dia menipu putri Baron Ezra hanya demi kekuasaan. "Kamu mempercayai ucapan seorang pria yang telah membunuh kedua orangtuamu? Di mana otakmu?" sentak Morgance. "Sekarang bawa aku menemui orangtuamu terlebih dahulu. Aku akan usahakan segala cara untuk menyelamatkan orangtuamu. Aku berjanji."

The Marchioness' Bad RumorsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang