Chapter 9

25 7 0
                                    

"Apa, Ibu akan datang?"

"Iya, Nona. Saya mendapat pemberitahuan dari pengawal pribadi Nyonya Amalie bahwa beliau akan tiba di Oxley malam ini."

Morgance menaikan kedua alisnya sembari menghela napas kecil. Sudah bertahun-tahun sejak pertemuan terakhirnya dengan sang ibunda. Dengan tanpa pemberitahuan seperti ini, Morgance menjadi bingung. Bagaimanapun mereka tidak pernah bertemu lagi dalam enam tahun dan hubungan mereka tidak seakrab itu sehingga keduanya jarang berkomunikasi satu sama lain.

Nox mengedarkan pandangannya. Pembicaraan antara Morgance dan Arthur menarik perhatiannya hingga membuatnya berhenti menyendokan daging. Dia hanya tahu bahwa neneknya bernama Amalie dari Keluarga Ottoniel di Kerajaan Gordon. Setelah bercerai dengan Dimitrius, Amalie dinikahkan dengan Raja Kerajaan Gordon saat ini dan dengan demikian mendapatkan gelar Ratu. Dia dengar ibunya memiliki hubungan yang tidak terlalu harmonis dengan neneknya sehingga semua orang berusaha menjauh dari topik orangtua ibunya.

Morgance memijit pelipisnya. Bibirnya merapat seketika dan matanya terpejam berusaha mencari pencerahan di dalam benaknya. "Aku akan pergi menyambut Ibu nanti malam. Minta pelayan menyiapkan kamar tamu terbaik di kediaman. Oh, dan batalkan semua kegiatanku hari ini, termasuk menemui Tuan Duke Howard."

"Baik, Nona."

Arthur segera pergi dari ruangan setelah mendapatkan jawaban dari Morgance.

Nox tidak begitu mengerti situasinya. Yang dia pikirkan saat ini adalah bahwa neneknya datang untuk berduka atas kematian anggota Keluarga Oxley. Amalie telah melalui pernikahan yang cukup lama dengan Dimitrius dan Aunstin jugalah putranya-- dia berhak untuk berduka dan tidak perlu menaruh heran mengenai kedatangannya ke Clivia kali ini. Namun wajah Morgance terlihat berbeda-- begitu rumit. Nox sampai takut memulai pembicaraan. Selama berada dalam masa berkabung ini, Morgance sering menunjukkan ekspresi yang rumit. Termasuk perihal kedatangan Amalie, Nox melihat ekspresi rumit itu sudah terbilang sepuluh kali.

"Nox, apakah kamu tahu siapa nenekmu?"

"Amalie dari Keluarga Ottoniel di Kerajaan Gordon."

"Saat kedatangannya nanti, panggillah nenek dengan sebutan Baginda Ratu. Sekarang nenekmu adalah ratu di Gordon. Jangan sampai menyinggung Kerajaan Gordon dengan bersikap tidak sopan kepadanya."

"Baik, Ibu."

Morgance menghela napas kecil. "Nanti biar Arthur membantu menyiapkanmu. Selama belum ada pengganti untuk Wilma, sementara kebutuhanmu akan dibantu oleh Arthur."

"Ibu tidak perlu khawatir," Nox menyunggingkan senyum.

Dia akan melakukan yang terbaik untuk menyambut neneknya. Tidak boleh sampai mengecewakan dan membuat malu Morgance dan Keluarga Oxley!

•••

Arthur sudah membantunya bersiap semenjak sore. Pria itu menyiapkan air untuknya dan membantunya membasuh rambut. Setelah selesai membersihkan diri, Arthur membantunya berpakaian. Morgance sendiri yang memilihkan pakaian itu dari butik terbaik yang ia pesankan secara mendadak siang tadi. Menunjang penampilannya yang telah mendekati sempurna, Arthur menata rambutnya dengan rapi: poni kanannya dibiarkan jatuh di atas alis dan poni kirinya ia singkirkan ke telinga. Dengan demikian, tepat pada jam makan malam Nox telah selesai bersiap.

Malam itu Morgance mengenakan pakaian yang senada dengannya: biru beludru. Morgance menggunakan rok mengembang berlengan sesiku dengan ujung berenda, pada lapisan gaunnya menggunakan kain sutra terbaik yang memiliki ukir layaknya bunga-bunga di taman. Udara malam saat itu tidak terlalu dingin sehingga Morgance memilih gaun tanpa kerah kemudian memadukannya dengan perhiasan berbatu safir biru.

The Marchioness' Bad RumorsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang