Ketenangan yang diharapkan dapat menghampiri Kediaman Graham di pagi hari, berubah menjadi sukacita ketika kabar bahwa Lucifer telah memasuki wilayah Graham disampaikan saat sarapan pagi. Semua orang di Kediaman Graham segera mempersiapkan penyambutan yang terbaik. Para kesatria yang kaku dan terlihat menyeramkan juga membantu persiapan dengan raut penuh gelisah. Morgance hanya berdiri kaku di depan tangga utama sembari mencerna situasi aneh apa yang tengah menghampiri mereka saat ini.
Enno yang baru saja membahas mengenai jamuan untuk rombongan Lucifer mendekati Morgance sembari tertawa kecil. "Suasana semacam ini selalu terjadi ketika Lucifer baru kembali dari perburuannya. Setiap dua kali setahun, Lucifer akan pergi ke daerah Rub yang berbahaya untuk berburu. Bukankah dia sangat hebat, Nona?"
Morgance sampai tak mampu berkata-kata. Enno terlihat sangat mengagumi iblis satu itu. Sepertinya Lucifer yang ada di pemikiran Morgance berbeda dengan pemikiran orang-orang di Kediaman Graham. Saat ia akan pergi menemui anak-anaknya yang tengah belajar melukis di taman, langkahnya langsung terhenti ketika melihat seorang kesatria berlari cepat memasuki kediaman.
"Tuan Lucifer sudah datang!"
Semua orang segera berjejer di dekat pintu, terkhusus adalah para kesatria. Mereka kembali memperlihatkan kewibawaan. Pedang dan tombak diletakkan di sisi tubuh. Perubahan formasi yang begitu cepat itu sangatlah luar biasa. Tidak ada kesatria yang berebut posisi. Mereka tahu di mana kaki mereka akan berpijak.
"Anda mau ke mana, Nona?"
Morgance yang ingin menyingkir ke samping segera menghentikan langkahnya. "Bukankah sebentar lagi akan ada penyambutan untuk Lucifer? Maka dari itu saya harus menyingkir."
"Mengapa Nona harus menyingkir? Berdirilah di sini bersama saya."
"Maaf?"
Belum sempat Morgance mendapatkan jawaban atas kebingungan, para kesatria dengan kompak menghentakkan kaki kirinya. "Menghaturkan bahagia kepada Tuan Lucifer. Selamat datang kembali di Kediaman Graham, Tuan!"
Seorang lelaki yang mengenakan pakaian berburu senada dengan warna rambutnya yang putih cerah memasuki Kediaman Graham penuh kewibawaan. Bersamanya, empat orang lelaki muda mengekor di belakang. Dari anting-antingnya yang khas, Morgance telah mengetahui siapa yang tiba. Lelaki itu tersenyum kepada Enno lalu mendekat untuk menjabat tangannya.
"Selamat datang kembali, Tuan! Bagaimana berburu Anda?"
"Sangat menyenangkan! Kelompok kami berhasil mendapatkan banyak buruan," warta lelaki itu dengan bahagia.
Seorang pengikutnya mengangguk setelah mendapatkan kode dari sang tuan. Ia kembali membawakan kepala rusa kutub jantan.
"Kepala rusa kutub! Bukankah terlihat sangat indah, Tuan Duke?"
"Tentu saja, Tuan! Tidak ada yang bisa mengalahkan keindahan hiasan kepala rusa kutub, Tuan."
Lelaki itu terkekeh mendengarnya. "Aku memberikan hadiah ini untukmu, Tuan Duke."
"Mana mungkin saya menerima hadiah yang begitu indah ini, Tuan?"
"Tolong terimalah," desak lelaki itu sembari melayangkan kerlingan jahil. Keindahan kepala rusa kutub berhasil membuat Enno terkagum-kagum. Tidak salah dirinya berburu di daerah utara untuk mendapatkan hewan langka ini.
"Terima kasih atas kebaikan Anda, Tuan." Wajah Enno memerah. Robert yang siap siaga di belakang Enno segera mengarahkan kesatria itu ke tempat lain.
Morgance merasa lelaki itu tengah menatapnya. Pandangan Morgance harus dinaikan hingga setara dengan tinggi lelaki itu untuk memastikan bahwa praduganya benar. Tatapan mereka bertemu untuk sesaat. Senyum yang dilempar oleh lelaki itu terkesan mengerikan untuk Morgance.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Marchioness' Bad Rumors
FantasyMorgance Oxley memiliki banyak rumor miring di kumpulan bangsawan. Ada yang mengatakan bahwa dia adalah kekasih gelap bangsawan kaya raya. Itu sebabnya Morgance memiliki Nox, putranya, yang dilahirkan tanpa melalui hubungan pernikahan. Selain itu, k...