3

678 52 5
                                    

Terima kasih udah mampir baca.

Tinggalkan jejakmu yaa!

Sesuai janjiku kalau part sebelumnya udah memenuhi target votenya aku bakal up-next ceritanyaa^^

Selamat membaca...

--------------------------------------------------

Hyunsuk POV

Tanpa gelar apapun, memperoleh posisi dengan gaji yang mirip dengan yang aku miliki sekarang adalah mustahil kudapatkan, bahkan untuk sedikitnya.

Aku telah mengirim resume lamaran kerja ke beberapa bar lokal dan semacamnya, berharap dapat menemukan pekerjaan yang sesuai dengan pengalaman kerjaku.

Percakapan pesan dari Byonggon

Byonggon: Aku mendukung sepenuhnya sayang. Kamu bisa bekerja denganku jika mau.

Hyunsuk: Aku tidak akan merasa nyaman bekerja denganmu, kamu tau sendiri. Btw terimakasih untuk tawarannya.

Byonggon: Datanglah malam ini.

Hyunsuk: Aku sedang bekerja, maaf...

Byonggon: Besok mungkin... brunch?

Hyunsuk: Aku akan kabari nanti kalau uda sampe rumah, oke?

Aku mematikan ponselku dan menyelipkannya ke clutch kecil yang kubawa.

Aku gugup. Tuan Horan adalah salah satu dari sedikit orang yang Tuan Park senior pastikan untuk tidak pernah membiarkanku terlibat demi keselamatan dan kesejahteraanku. Putranya yang arogan jelas tidak berempati sedikitpun tak peduli.

"Kau akan baik-baik saja, Hyunsuk" Haruto yang mengantarku hari ini, dia mendapatkan tugas untuk menemaniku sebagai sopirku saat ini, dan meyakinkanku bahwa semuanya akan berjalan dengan lancar.

Aku menghela nafas dan merebahkan punggungku kembali ke kursiku dengan nyaman, memberinya senyum kecil melalui kaca spion pengemudi.

"Aku tahu" Aku tidak yakin bahwa diriku akan melakukannya dengan baik, dan itu hal yang paling membuatku takut.

Aku telah memberi tahu Tuan Park Senior tentang apa yang ditugaskan putranya padaku malam ini, tetapi jawaban atas pesan itu belum aku terima hingga sekarang. Aku tahu dia akan marah karena keselamatanku tidak dipertimbangkan dalam misi ini.

Aku telah berada di posisi ini berkali-kali sebelumnya, tetapi tidak pernah dengan seseorang seperti Tuan Horan. Park Corp setidaknya bisa menutupi bisnis mafia illegal mereka, tapi dengan Tuan Horan, dia tidak ambil pusing. Dia bertindak seolah-olah dia berada di atas hukum dan tidak akan pernah bisa disentuh. Tidak ada yang berani, kecuali Tuan Park Jihoon.

Haruto mendoakanku semoga berhasil, sebelum pintu dibukakan untukku dan memasuki malam yang amat sangat dingin.

Aku terjebak atas pikiran yang muncul dikepalaku sendiri ketika sedang berjalan di dalam restoran. Aku dituntun ke meja yang sering kugunakan untuk acara-acara seperti ini ketika sedang bekerja, dimana sekarang aku bisa melihat Tuan Horan menunggu dalam penerangan yang remang-remang.

Mata birunya terangkat untuk bertemu dengan mataku, sebelum seringai mesum terbentuk di bibirnya saat melihat penampilanku.

Dia berdiri untuk menyambutku dan entah bagaimana aku berhasil terlihat lebih terkendali dan tenang dari sebelumnya.

Untuk KesenangannyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang