9

302 39 3
                                    

Double up untuk hari inii!!^^

Terima kasih udah mampir baca.

Tinggalkan jejakmu yaa!

--------------------------------------------------

Hyunsuk POV

Flashback

"Dia seorang pengusaha tua, bawa ini bersamamu untuk pegangan."

Morgan memberikan ku tabung plastic yang sangat kecil berisi kokain setelah melihatku mengenakan rok hitam ketat dan tipis dengan atasan tipis dan putih.

Aku terpeleset dan menggelengkan kepalaku, "Aku akan berhasil tanpanya, sungguh..."

"Ayo sayang, ambillah. Kamu tahu aku mencintaimu kan?" dia memegang daguku dan menarik wajahku ke arahnya.

"Ya," bisikku dan membiarkannya menciumku dengan lapar.

"Bagus. Singkirkan omong kosong itu dan mulai bekerja," dia memukul pantatku dan memberikanku senyuman penyemangat, "telepon aku jika terjadi sesuatu, ya?"

"Ya," aku mengangguk sambil tersenyum dan menciumnya sekali lagi.

Hari sudah gelap, dan tanpa mengenakan jaket aku dapat merasakan udara sekarang sangat dingin.

Aku sangat akrab dengan hotel yang menjadi tujuanku saat ini. Aku telah berada di sana berkali-kali bertemu dengan berbagai macam orang; khusus orang kaya.

Sebelum masuk, aku menyelinap ke gang untuk menghirup kokain yang ku miliki. Aku memastikan bagian bawah hidungku bersih dengan cermin kecil yang selalu saya bawa dalam dompet kecil, dan memasuki gedung.

Aku benar-benar takjub dengan hotel seperti ini. Tapi aku tak peduli, tujuanku bukan untuk mengagumi hotel ini.

Sambil menyenandungkan diriku sendiri, aku naik lift ke lantai tertinggi.

"Bajingan mewah," gumamku, mencapai pintu depan kamar presidensial.

Seorang pria dalam suite gelap berdiri di dekat pintu, tampak seperti seseorang dari Secret Service. Aku memberinya senyum lebar dan mengulurkan tanganku untuk berjabat tangan.

"Aku, Hyunsuk," aku memiringkan kepalaku dan mulai merasakan detak jantungku semakin cepat dan kehangatan membanjiri tubuhku, dari atas kepalaku hingga ujung jari kakiku.

"Asahi" dia memperkenalkan dirinya dengan dingin, tidak menjabat tanganku.

"Jadi aku masuk, atau apa?" Aku terkikik pada diriku sendiri, mengangguk kea rah pintu tempat dia berdiri setelah menarik tanganku.

Matanya tertuju padaku, tapi dia mengangguk sekali dan membukakan pintu untukku.

Sangat jarang aku memiliki klien di suite seperti ini. Uang yang akan saya dapatkan dari ini akan membuat Morgan sangat senang, dan aku tak sabar untuk itu.

"Halo?" aku memanggil dengan manis begitu pintu menutup di belakangku.

Aku mendengar langkah kaki mendekati aula masuk tempat ku berdiri. Aku dengan cepat mengacak-acak rambutku dan memastikan belahan dadaku terlihat.

"Buat dirimu nyaman," seorang pria paruh baya dengan setelan sederhana muncul dan memberiku senyuman ramah.

Aku mengikutinya ke area ruang tamu dan duduk di sofa tepat di sebelahnya. Aku merasa gembira.

Untuk KesenangannyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang