7

349 46 3
                                    

Terima kasih banyak untuk kalian yang uda rajin vote^^

Terima kasih juga buat yang udah mampir baca^^

Tinggalkan jejakmu yaa...

--------------------------------------------------

Hyunsuk POV

"Jadi, apakah kamu sudah mendapatkan pekerjaan baru?" Tuan Park Senior bertanya kepadaku.

Kami mengobrol di perpustakaan yang dia miliki di rumahnya, saya berbaring santai di sofa sementara dia mengatur beberapa buku ke dalam rak kayunya.

"Tidak," desahku, menatap lukisan dilangit-langit yang lumayan tinggi.

"Mengapa tidak? Kamu memiliki etos kerja yang sangat baik, mereka bodoh jika tidak memperkerjakanmu" gumamnya pada diri sendiri.

Aku tertawa pelan dan sedikit bercanda, "itu juga yang kupikirkan"

"Aku serius, Nak." Katanya dengan tulus, dan aku menoleh untuk melihatnya masih meletakkan buku ditempatnya dengan posisi punggunya menghadapku.

Aku sudah terbiasa melihatnya dalam setelan jas, rasanya hampir aneh sekarang melihatnya hanya mengenakan baju stelan rumahan biasa sangat sederhana.

Aku lalu mulai mengatakan kepadanya apa yang telah terjadi.

Flashback

Setelah Tuan Park Jihoon dan obrolan kecil selesai, aku meninggalkan gedung kantor untuk menuju wawancara di kafe terdekat.

Pikiranku masih sangat terfokus pada Park Jihoon. aku dibuat bingung akan perasaanku padanya.

Wawancara berjalan sangat baik. Manajer sepertinya sangat menyukaiku, dan seluruh suasana tampak baik-baik saja.

"Aku pikir Anda akan melakukannya dengan baik dalam posisi di mana Anda akan bertanggung jawab atas periklanan atau di bagian pemasaran," katanya kepadaku.

Aku tidak mengharapkan lebih dari pekerjaan sebagai barista, jadi itu merupakan kejutan yang cukup menyenangkan dia mampu memberikan ku pekerjaan ini.

"Kedengarannya bagus," aku tersenyum lebar, lalu mengetahui bahwa semuanya akan baik-baik saja. Bekerja di kafe tidak akan membahayakanku, setidaknya jenis bahaya yang aku hadapi setiap hari tidak seperti aku bekerja untuk sindikat kejahatan.

Tepat ketika wawancara hampir berakhir, pintu ruang wawancara terbuka dan seorang wanita yang tampak sangat cemas bergegas masuk.

Tanpa memperhatikanku, dia mulai membisikkan sesuatu ke telinga manajer yang mewawancaraiku saat ini.

Aku mengamati seluruh situasi dengan sangat bingung.

Wanita itu segera pergi, meninggalkan pria di depanku yang terlihat sangat tidak nyaman.

"Sepertinya kita tidak memperkerjakan karyawan lagi, maaf..." sekarang dia benar-benar menghindari kontak mata.

Flashback end.

"Kedengarannya sangat mencurigakan, bukan begitu?" Tuan Park Senior balas menatapku, menatapku dengan kaca mata tebalnya.

Aku mengangkat bahu, "Aku kira mungkin saja. Mungkin mereka benar-benar tidak memperkerjakan karyawan baru lagi, mungkin mereka menemukan orang lain, atau situasinya berubah."

"Seberapa dekat kamu dengan anakku?"

Alisku berkerut dan aku duduk di sofa tidak berbaring lagi. Aku mengangkat lututku ke dadaku dan dengan terus memperhatikannya yang sedang sibuk mencari sesuatu di buku yang sedang di baca.

Untuk KesenangannyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang