Terima kasih udah mampir baca.
Tinggalkan jejakmu yaa!
--------------------------------------------------
Hyunsuk sedang dalam perjalanan untuk berangkat kerja dikeesokan harinya, namun dikagetkan Tuan Park Senior yang menelponnya.
Nampaknya Hyunsuk tidur nyenyak setelah mengatasi guncangan tadi malam, dia saat ini terlihat lebih bugar.
Hyunsuk POV
"Selamat pagi," aku menjawab panggilan telepon menggunakan telepon Samsung lama yang jelek, ini adalah satu-satunya telepon yang bisa ku gunakan setelah smartphone ku rusak akibat kejadian tadi malam, "apa kabar?"
"Apakah kamu baik-baik saja? Aku menyuruhnya untuk menghentikan pertemuan itu," aku bisa membayangkan dia menggelengkan kepalanya dengan ekspresi tidak senang, "mendengar beritanya, sungguh mengerikan, Jihoon menelponku tadi malam dan memberitahuku."
"Jihoon?"
"Anakku," dia tampak santai membalasnya sambil tertawa, "Apa kau terkejut karna aku mendengar ini dari dirinya?"
"Mungkin, entahlah..," jawabku, aku rasa aku tidak peduli lagi, "maaf, pikiranku saat ini sedang kacau. Aku memutuskan untuk mengundurkan diri hari ini..."
Aku mendengar dia bergeser di ujung sana, seolah duduk dengan tiba-tiba, "apa?" tanyanya untuk memastikan ucapanku.
"Tanpa anda sebagai Don, saya tidak merasa nyaman atau aman melakukan apa yang saya ingin lakukan terkait pekerjaan yang ditugaskan kepada saya. Tadi malam dengan Tuan Horan adalah mimpi buruk bagi saya, banyak hal yang muncul kembali dalam ingatan saya dan saya sama sekali tidak menyukainya," kataku kepada Tuan Park Senior dengan sopan.
Aku pada akhirnya sampai di pintu depan gedung tempat kantor mafia berada.
Sebelum melewati prosedur keamanan, aku berhenti untuk menyelesaikan percakapan ini.
"Seharusnya kamu tidak bertemu dengan Mr Horan. Aku sudah meluruskannya pada Jihoon tentang hal ini, tentang bagaimana hal-hal yang kulakukan untuk memastikan semuanya aman untukmu," dia meyakinkanku, "butuh waktu baginya untuk menyesuaikan diri. Tapi aku yakin begitu dia melakukannya..."
"Sudah terlambat, aku benar-benar memutuskan untuk mengundurkan diri," desahku menyesal, tidak ingin mengganggu Tuan Park Senior lagi tentang hal ini. Aku tahu dia tidak ingin aku untuk mengundurkan diri, tetapi ini adalah keputusan terakhirku.
Aku telah menghabiskan pagi ini dengan melihat semua tawaran untuk wawancara dari tempat-tempat yang ku kirimkan lamaran pekerjaan.
Tuan Park Senior nampak menghela nafas dan aku membayangkan dia mengangguk pada dirinya sendiri, "baiklah. Hanya saja... aku hanya ingin meluruskan bahwa anakku benar-benar tidak seburuk kelihatannya. Jujur saja aku bahkan belum pernah tahu bagaimana caranya menjadi seorang ayah untuknya, hanya saja..."
Alisku berkerut mendengar kata-kata yang rentan. Jelas tidak nyaman baginya untuk mengatakan hal-hal ini kepadaku, tetapi aku cukup yakin itu hanya menunjukkan betapa dia tidak ingin diriku untuk mengundurkan diri. Aku merasa tidak enak, karena keputusan ini.
Ketika sepertinya dia tidak mau atau tidak bisa melanjutkan lebih jauh, aku menjawab dengan suara lembut, tidak cocok dengan situasi gemuruh orang-orang yang berada di sekitar lobi gedung.
"Aku benar-benar harus pergi sekarang"
Dia tahu aku masih akan mengundurkan diri.
"Temui aku nanti sore, ok?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Untuk Kesenangannya
أدب الهواة"Berapa tarif untuk satu jam?" Dia merogoh sakunya dan mengambil dompetnya, tatapan matanya gelap yang tajam nampak menghindariku seperti melihat kuman. Aku mundur perlahan menjauh darinya, rasa panik menyerang, "Aku bukan pelacur" "Ya, benar. Perse...