Terima kasih udah mampir baca.
Maaf baru update lagi hari ini.
Tinggalkan jejakmu yaa!
--------------------------------------------------
Park Jihoon POV
"Sebenarnya, apa yang kau lakukan!?" tanya ayah yang saat ini sedang memperhatikanku.
Aku menghela nafas dan mengacak-ngacak rambutku dengan frustasi, "lihat... aku bingung dengan apa yang kulakukan"
Kemarahan dan kebingungan yang tertulis di wajahnya terlalu jelas, dan aku memalingkan muka. Aku benci mengakui kehilangan kendali atas yang kualami, tapi aku tidak bisa kehilangan dia.
Ada sesuatu tentang dia yang... membuatku sangat tertarik. Juga, tanpa dia bekerja untuk mafia, aku mulai menyadari, hal-hal sederhana akan menjadi relative tidak mungkin.
"Jihoon, kenapa kamu baru memberitahuku sekarang? Kenapa tidak lebih awal?" ayahku menghela nafas dan menggelengkan kepalanya karena kecewa.
"Aku seorang Don, dan ayah tidak berhak mengatakan apa yang bisa dan tidak bisa kulakukan," aku memelototinya, dan dia mundur sambil menghela nafas lagi.
"Kamu harus memberitahunya," dia kemudian mengerutkan kening.
"Bahwa aku telah menelepon setiap tempat dia melakukan wawancara, menyuruh mereka untuk tidak memperkerjakannya begitu!?" aku mengangkat alisku.
"Untuk apa kau melakukannya? Apa alasannya?" dia bertanya dengan suara lembut.
Aku mengangkat bahu, benar-benar tidak tahu kenapa. Itu adalah puncak dari beberapa alasan, sungguh.
"Begitu aku mulai memahami mengapa dia begitu penting bagi ayah dan mafia, dari segi bisnis, aku menyadari aku tidak akan tahu bagaimana menjalankan misi tanpanya lagi."
"Selalu ada wanita lain yang bisa menggantikannya..." sarannya, tapi aku menggelengkan kepala tak setuju.
"Tidak ada yang sepertinya. Dia hanya mengacak-acak bulu matanya maka laki-laki akan jatuh di kakinya," aku mulai frustasi, "apakah ayah tidak memperhatikan itu? Dia sangat memikat dan bagus dalam apa yang dia lakukan..."
Selama beberapa minggu terakhir, aku telah memberi perhatian ekstra pada pekerjaan yang dilakukan Hyunsuk. Aku juga telah memastikan bahwa laki-laki tidak akan menyakitinya dengan cara yang dilakukan oleh Tuan Horan.
"Dia sangat luar biasa, bukan?" ayahku terkekeh pada dirinya sendiri, "tapi pikirkan apa yang terbaik untuknya. Setelah begitu banyak wawancara yang gagal, dia masih belum menyerah. Itu menunjukkan banyak hal tentang dia dan apa yang sudah menjadi keputusannya, bukan?"
Rahangku mengatup, merasa sangat bertentangan. Aku disini untuk menjalankan bisnis Mafia, dan bahkan jika ayahku menganggap sofia anaknya, dia lebih memikirkan yang terbaik untuk anak perempuannya dibandingkan untuk bisnisnya.
Aku juga sedikit egois, aku akui. Aku bahkan tidak akan mencoba untuk menyangkat ketertarikanku padanya, tetapi terpaksa mundur selangkah setelah dia melengkungkan ciumanku dan bergegas pergi. Aku bahkan menyesal berfikir dia membiarkanku menciumnya setelah makan malam kami. Itu bodoh dan aku jujur menegang saat itu.
"Aku memberikannya misi yang mudah, yang dia bahkan tidak perlu meninggalkan restoran sialan itu! Dia mendatkan banyak uang hanya dengan menggoda mereka, aku tidak mengerti mengapa dia tidak bisa mempertahankan pekerjaan ini?" Aku menggelengkan kepalaku, tahu betul ayahku bisa membaca yang tersirat saat senyum penuh pengertian terbentuk di bibirnya.
"Kau menyukainya, kan?" dia menggoda dengan ringan, dan rasa frustasiku semakin bertambah.
"Aku tidak ada waktu untuk memikirkan hal tersebut, ayah..." aku mendengus dan menarik akar rambutku, mengendalikan segalanya.
Anda akan berharap bahwa menjadi Don dari mafia yang paling besar dan kuat akan menyebabkan lebih banyak masalah, terkecuali seorang wanita, tetapi itu bukan masalahnya.
"Tapi kamu bertingkah seperti kamu sedang tidak adil memanipulasi segalanya hanya untuk membuatnya tetap bekerja untuk kita mau tak mau," ayah menantang, jelas sangat peduli pada Hyunsuk.
Aku memberinya tatapan tajam dan berdiri. Aku meluruskan jasku dan menjawab dengan tenang.
"Dia bekerja untukku, bukan untukmu, jangan lupakan itu," alisku sedikit terangkat ke arahnya, ingin memastikan dia menangkap pesannya, "dan jangan berani-berani mulai memberitahuku mana yang adil dan mana yang tidak." Ayah memaksaku untuk berhenti belajar dan mengambil alih tempatnya disini, jadi aku akan menjalankan hal-hal yang ku inginkan.
"Jihoon..."
Aku mengambil langkah menuju pintu ruang kerja dirumahnya, siap untuk keluar dari sini.
"Jika ayah menyebut semua ini pada Hyunsuk, aku akan membuatmu menyesalinya," aku menoleh ke belakang untuk memberinya pandangan terakhir, membuktikan sekali dan untuk selamanya bahwa aku sekarang berada diatasnya.
Ayah duduk di mejanya sambil menghela nafas, kemungkinan besar yang dia pikirkan kesalahan yang dia buat dalam hidupnya yang akhirnya membesarkan anak seperti diriku, "bukan hal yang buruk untuk mengakui bahwa kamu menyukainya, Nak" katanya.
"Aku tidak suka dia! Dia benar-benar pelacur," aku menoleh kembali untuk menatapnya tajam.
Alisnya berkerut, dan ekspresi yang kemudian terbentuk di wajahnya membuat diriku tak dapat berpaling.
"Apakah dia memberitahumu?" Tanya nya.
"Beritahu soal apa?" aku mendesaknya.
Dia menghela nafas dan memberi isyarat agar saya duduk lagi, "ada sesuatu yang perlu kamu ketahui tentang Hyunsuk."
Bersambung-
10 vote untuk up part selanjutnyaa^^
Selasa, 6 Desember 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
Untuk Kesenangannya
Fanfic"Berapa tarif untuk satu jam?" Dia merogoh sakunya dan mengambil dompetnya, tatapan matanya gelap yang tajam nampak menghindariku seperti melihat kuman. Aku mundur perlahan menjauh darinya, rasa panik menyerang, "Aku bukan pelacur" "Ya, benar. Perse...