02. Ujian Khusus

2K 225 4
                                    

HAPPY READING!!

⚠Cerita ini murni dari pemikiran author, jadi jika ada kesamaan alur tokoh dan sejenisnya, saya minta maaf. itu unsur ketidaksengajaan.

ENJOY THE STORY!!

"Kapasitas otak sudah ditakar. Kepintaran dan kebodohan sama-sama bersahabat." —Kirana Puspasari.
•••••


SEORANG gadis berseragam Nerlangga dengan rambut terurai sepundak berjalan menuju sebuah bangunan dengan nuansa gold. Ia berjalan ke bangunan itu dengan mimik cemas. Perlahan, ia memutar knop pintu bangunan itu--sangat pelan.

“Pasti Mama marahin Luna lagi,” gumam gadis itu seraya membuka pintu. Belum sempat dia membuka pintu rumah, di depannya sudah ada wanita paruh baya yang menyambutnya.

“Sudah pulang anak kesayangan Mama,” sambut wanita itu dengan menorehkan senyuman sinis pada putrinya.

Aluna hanya merespons dengan anggukan dan tidak mengucapkan sepatah kata pun.
Tidak ada jawaban dari sang putri, wanita itu beralih menatapnya dari atas hingga bawah tanpa terkecuali.

“Luka di wajah kamu cepat sembuhin sendiri! Jangan sampai Papa kamu lihat luka di wajah kamu itu!”

Aluna mendongakkan Kepalanya saat mendengar perkataan itu dari mulut mamanya. Dia mencoba tersenyum. “I-iya, Ma ..., Aluna masuk dulu.”

Eits, setelah mengobati luka di wajah kamu, tau, kan, harus ngapain?” ujar wanita itu kembali.

Aluna mengangguk paham. Dia tau arah pembicaraan mamanya. Benar. Dia harus menjadi nomor 1 di sekolahnya. Melelahkan!Aluna selalu menghabiskan banyak waktunya hanya untuk belajar.

“Kapan aku bisa berhenti untuk belajar?”

—HSN—

Dia kan bodoh, kok bisa masuk kelas kepintaran sih.”

Dia nyogok Kepsek kayaknya, kan kata orang-orang dia orang kaya.”


“Anak bodoh kayak dia nggak layak masuk kelas pintar itu.”

“IC jadi nggak bagus dengan adanya dia.”

Begitulah kira-kira cemohan para murid Nerlangga kepada Kirana Illeana Puspasari—siswi yang berhasil menempati kelas IC dan kemampuannya jauh di bawah dari anak IC.

Sang empu nama hanya cuek dengan semua cemohan itu. Seakan-akan semua lontaran itu sudah sangat biasa menurutnya.

Kirana berjalan masuk ke dalam lift dan menekan tombol angka 5.

“Gue harus bisa mendapatkan peringkat terbaik di kelas IC nanti!” tekad Kirana.

Ting.

Pintu lift terbuka. Gadis itu bergegas berjalan keluar dari lift. Tetapi saat sudah sampai luar, di hadapannya sudah ada gadis berambut pirang dengan buku tebal di tangannya. Kirana sangat tahu sama gadis di depannya sekarang. Thalia Fadelya Tirtanta—anggota IC sekaligus teman kelasnya.

Firasat Kirana yang tidak enak dengan adanya Thalia di hadapannya, ia langsung bergegas pergi dari tempat itu. Namun, saat hendak melangkah pergi satu tangannya dicekal kuat oleh gadis pirang itu.

[END] Genius Disciples [Dibukukan] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang