04. Rasa Suka

1.4K 181 14
                                    

HAPPY READING!!

⚠Cerita ini murni dari pemikiran author, jadi jika ada kesamaan alur tokoh dan sejenisnya, saya minta maaf. itu unsur ketidaksengajaan.

ENJOY THE STORY!

"Janganlah menunggu cinta itu datang menghampirimu, karena sebetulnya cinta itu datang dengan sendirinya."—Cassandra Naura Saquela.

•••••

DI HADAPAN Naura sudah ada Cakra, Dinda serta Satya. Mereka tengah berkumpul di ruang tamu untuk membahas hal serius.


"

Ngapain lo malam-malam ke sini?" tanya Naura memulai pembicaraan.


Cakra menghela napas panjang. "Gue izin tidur di rumah lo," jawab Cakra yang langsung diberi plototan keluarga Naura.

"What? Gak salah dengar, kan? Lo mau nginep di rumah gue? Enggak, noo!" protes Naura.

"Astaghfirullah, Nak Cakra, kamu udah gak punya rumah? Atau orang tua kamu ke mana? Atau kamu mau Tante nikahin sama anak Tante yang cantik ini aja, biar gak nyusahin hidup," ujar Dinda blak-blakan.

Naura yang mendengar kata 'nikah', spontan melotot ke arah sang Ibu. "Dih, nikah sama dia? Ogah! Mending sama Abang angkringan tadi ... lebih menggoda!" bantah Naura sesekali membayangkan wajah cowok angkringan yang ia temui tadi.

"Bukan begitu Tan .... Orang tua saya lagi keluar kota beberapa hari, jadi saya di rumah sendirian, boleh saya menginap satu malam di sini? Saya janji gak akan berbuat aneh-aneh kok, Tan." Cakra menjelaskan pada Dinda.

Orang tua Naura diam sejenak mendengar penuturan teman putrinya itu. Naura yang berada di samping Dinda, mendekat ke telinga sang Ibu. "Jangan izinin, Ma! Dia resek," bisik Naura pada sang Ibu.

Dinda tersenyum jail pada Naura. Melihat itu, Naura spontan bergumam,  "Aduh firasat gue jadi gak enak."

"Oke, Tante izin kan kamu tidur semalam di sini, tapi ... ada syarat yang harus kamu penuhi." Dinda melirik ke arah Naura.

Jangan aneh-aneh, Ma. Please! batin Naura cemas.

"Kamu besok antar Naura ke sekolah sama temani dia ke Gramedia pusaka malam ini. Keberatan Nak Cakra?" tanya Dinda

Cakra menggelengkan kepala cepat. "Gak keberatan, kok, Tan! Cakra justru senang bisa berangkat sekolah bareng Naura. Oke, Tan, nanti saya antar Naura ke Gramedia." Cakra melirik Naura, menaik-turunkan sebelah alisnya, tersenyum pada gadis itu.

Asem! Punya Mama ngebet pengen punya cucu, gini amat! Naura melirik Dinda, menghela napas.

"Huh! Oke dah, aku mau," ujar Naura.

Satya tersenyum melihat tingkah putrinya. Netra pria itu lantas melirik Cakra, sedikit tajam. "Nanti kamu tidur di lantai atas, dekat kamarnya Naura. Tapi ingat ... jangan berbuat aneh-aneh, ada banyak CCTV di sana," pesan Satya, yang langsung dijawab anggukkan oleh Cakra.

"Iya, Om. Terima kasih sekali lagi udah mengizinkan saya tidur semalam di sini." Cakra bertutur sopan, kepala menunduk.

Aduh fiks caman gue! Naura sama Cakra harus kawin biar nanti punya cucu good looking!" Dinda membatin, membayangkan masa depan  cucu dan putrinya.

[END] Genius Disciples [Dibukukan] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang