12. Tragedi

624 48 16
                                    

HAPPY READING!
⚠Cerita ini murni dari pemikiran author, jadi jika ada kesamaan alur tokoh dan sejenisnya, saya minta maaf. itu unsur ketidaksengajaan.

ENJOY THE STORY!

"Pembunuhan adalah kasus yang sangat menjijikkan!"

Para anggota IC tengah berada di sebuah taman Nerlangga, mereka semua tengah berbincang tentang pengirim chat misterius yang mereka dapatkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Para anggota IC tengah berada di sebuah taman Nerlangga, mereka semua tengah berbincang tentang pengirim chat misterius yang mereka dapatkan.

"Coba semua yang dapetin chat itu, tunjukin ke kita." Cakra menatap satu persatu orang di depannya.

Naura menyerahkan ponselnya pada Cakra, begitupun yang lainnya. Mereka yang terkena teror menyerahkan ponsel mereka pada Cakra.

Cakra melihat satu persatu ponsel yang ia dapat, ia mengerutkan dahinya dan beralih menatap teman-teman-nya.

"Yang dapat teror chat, cewek semua. Kemungkinan besar ... tuh peneror mengincar orang lemah," ujar Cakra.

Mereka semua mengangguk, kemudian Cakra beralih mengambil pulpen dan kertas di saku bajunya. Lalu ia mencatat beberapa informasi di kertas tersebut.

Korban teror chat.

08967289xxxx
Tunggu waktunya. –Aluna.

08561791xxxx
Kematian di depan mata. –Kirana.

08563842xxxx
Mati atau hidup. –Naura.

08945285xxxx
Siap mati saja kamu.  –Thalia.

Para anggota IC menatap kertas di depannya teliti, mereka mencoba memahami satu persatu kalimat si peneror itu.

"Kemungkinan yang dibunuh duluan dari chat-nya ... antara Naura sama Kirana," kata Gavin.

Mereka semua hanya mengangguk sembari menatap dua cewek yang di katakan Gavin itu.

"Gue gak mau mati, Cak, gue gak mau mati," lirih Naura sendu.

Cakra yang berada di samping Naura, memeluk tubuh gadis itu di dekapannya, "Gue pastiin, lo gak bakal mati secepat itu, Ra. Gue akan cari tahu si peneror sialan itu, sabar sayang," ujar Cakra sembari mengelus punggung gadis tersebut.

Naura tidak menjawab, dia malah makin mempererat pelukannya pada Cakra.

"Udah kasmarannya, balik ke topik pembicaraan," timpal Allen.

[END] Genius Disciples [Dibukukan] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang