18. Perombakan Kompetisi

637 58 2
                                    

Happy Reading.
Enjoy the story!





"Besok akan terbukti pembunuh yang sebenarnya!"

Seperti biasa, di dalam kelas kepintaran hanya ada kesunyian yang menyelimuti ruangan tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seperti biasa, di dalam kelas kepintaran hanya ada kesunyian yang menyelimuti ruangan tersebut. Para murid di kelas itu, mereka semua fokus dengan satu titik di depan mereka.

"Morning, semua!" sapa Katya seperti biasa pada muridnya.

"Morning, Miss," jawab kompak murid di sana.

Katya berjalan mendekat ke arah papan tulis, ia mengambil sebuah spidol hitam di kanan papan tulis, lalu menuliskan beberapa huruf di sana.

4-1-2023

14-1-2023

"Mengerti arti angka-angka di papan tulis ini?" tanya Katya pada anggota IC.

Mereka semua mengangguk, "Mengerti, Miss. Tanggal kompetisi di Asia sama Indonesia."

Katya mengukir senyum di wajahnya, ia sangat senang mengajar di kelas ini. Selain kelasnya berfasilitas elit, murid yang berada di sini juga bisa memahami beberapa clue dengan cepat. Jadi, ia tidak perlu repot-repot menjelaskan lagi kepada mereka.

"Kompetisi di Asia, akan ditukar dengan kompetisi di Indonesia. Ini pengumuman mendadak! Jadi ... kalian yang ikut kompetisi di Asia, persiapkan diri kalian sebaik-baiknya. Kalau ada yang mau ditanyakan, angkat tangan kalian," kata Katya pada muridnya.

Mereka semua tidak ada yang mengangkat tangannya. Mereka hanya diam melamun menatap angka-angka di hadapannya sekarang ini.

"Berarti ... benar perkataan Kirana waktu itu, kompetisi di Asia jadwalnya dirubah dengan kompetisi di Indonesia," gumam Naura dalam hati.

Plok plok....

Seseorang menepuk pundak Naura dua kali dengan keras. Tepukan itu terlihat sangat jelas di kedua telinga gadis itu. Gadis itu mulai melihat kanan kirinya, tapi tidak ada siapapun di sana.

"Perasaan ada yang nepuk pundak gue?" batinnya.

Saat Naura berbalik menghadap ke depan....

"Halo." Di depannya sudah ada arwah Kirana yang duduk di meja sembari memandang papan tulis di depan.

"Bangsit, untung udah jadi mayat. Kalau belum, udah gue anterin nih ke akhirat!" gumam Naura yang terdengar oleh arwah itu.

[END] Genius Disciples [Dibukukan] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang