• 𝐆𝐢𝐯𝐞 𝐛𝐚𝐜𝐤 𝐚𝐧𝐝 𝐠𝐢𝐯𝐞

390 52 0
                                    

"Bagaimana keadaanmu?" Tanya (Y/n) usai melihat Inumaki siuman.

Lelaki bermahkota putih itu mengacungkan jari jempolnya disana. Sudah membaik. (Y/n) mengucap syukur dalam hati, beruntung tak terjadi apa-apa pada sahabatnya satu ini. Rasa cemas tingginya kian padam, melempar senyuman pada Inumaki yang berbaring disana.

"Selanjutnya, jangan lakukan seperti tadi."

"Aku hanya membantumu. Aku tidak mau melihat kalau malahan kau yang berbaring disini, (Y/n)." Balas Inumaki cepat.

"Kau bisa mati, bodoh." Balas (Y/n) tak mau kalah.

"Ya kalau itu demi keselamatanmu, aku tidak masalah."

"Kau sudah dapat kemajuan ya?" Inumaki mengalihkan topik pembicaraan mereka berdua, sebab sepasang netranya menangkap seutas dasi milik Nanami Kento terikat dikepala (Y/n).

"Tidak, aku ditolak lagi. Sebaiknya kau banyak istirahat." Ucap (Y/n) mengakhiri dialog keduanya.

••••

Menjalani hari dengan tali kurva melengkung di parasnya. (Y/n) kini tengah menggerakkan tungkai kakinya menuju ruangan kepunyaan Nanami Kento. Niat ingin mengembalikan dasi milik lelaki itu. Semoga saja dirinya ditanggapi dengan baik.

"Masuk." Kata Nanami dari dalam setelah (Y/n) mengetukkan pintunya.

Sang perempuan melangkah mendekat, lalu berhenti tepat dihadapan Nanami, di jarakkan dengan sebuah meja disana. Ia langsung melempar tanya, "Boleh aku duduk, Nanami-san?"

Nanami mengangkat wajahnya, "Kau ternyata. Kukira Gojo. Ada urusan apa kau kesini?"

"Aku ingin kembalikan dasimu, ini." (Y/n) menjulurkan tangannya, memberi barang kepunyaan lelaki pirang itu.

"Taruh saja di atas meja. Ada lagi?" Nanami tetap menjalankan kesibukan, melihat-lihat berkas, atau apalah itu.

"Boleh aku duduk?" (Y/n) melempar pertanyaan yang sama 'tuk kedua kalinya.

"Uhh...ini, aku mau kau mencobanya." Lagi, (Y/n) meletakkan sesuatu di sebelah dasi disana. Sebuah kotak bekal transparan dengan beberapa biskuit di dalamnya. Tertata rapi cantik.

"Terimakasih. Nanti akan kucoba."

"Uhh...aku-"

"Bisakah kau keluar? Kau bisa lihat aku sedang sibuk 'kan?" Nanami bersikeras memaksa perempuan dihadapannya itu untuk pergi. Dirinya sungguh sedang tak ingin diusik. Kesibukan menenggelamkannya.

(Y/n) bergeming ditempatnya. Sebegitu tak inginnya Nanami padanya? Ia tak paham. Dilihat dari segi penglihatan, ia cukup percaya dia bahwa dirinya cantik. Tubuhnya juga bagus. Apa faktor usia? Menurutnya tak masalah. Umur hanyalah angka.

"Kenapalah aku bisa suka dengan pria sepertimu. Bikin penyakit saja." Ujar (Y/n) kemudian langsung angkat kaki dari ruangan tersebut. Kesal.

Pintu ruangan Nanami ditutup membentak, menimbulkan suara mengganggu sejenak. Lelaki itu menghembuskan nafas panjang, letih menyelimuti dirinya. Ditambah pula lagi dengan masalah anak didiknya;(Y/n). Bikin geleng-geleng kepala.

"Dia masih remaja, perasaannya itu cuma sebentar saja. Sementara. Nanti juga hilang. Dasar, kenapa aku mengerjakan tugas si ubanan sialan itu?!" Oceh Nanami sembari mengelusi pelipisnya.

Berjam-jam berkutat dengan si kesibukan. Nanami bernafas lega, selesai juga. Ia menyenderkan punggung lebarnya, menengadah dengan mata terpejam. Ia lalu mengingat sesuatu. Biskuit buatan (Y/n).

"Ini enak." Ucap Nanami setelah mengambil gigitan pertamanya. Setelahnya kotak bekal transparan itu kandas tak bersisa. Nanami antara suka atau memang kelaparan.

••••

Terdengar teriakan tololnya Gojo Satoru. Berseru memanggil si empunya nama (Y/n). Sang perempuan sungguh terusik, apakah tidak ada cara lain untuk memanggilnya?

"APA?!" Tanya (Y/n) emosi, intonasi suaranya bahkan menandingi teriakan si lelaki ubanan. Memekakkan telinga.

Saat sudah sampai tujuan, Gojo berhenti tepat di hadapan sang perempuan tersebut. Tak langsung ke intinya, Gojo tertawa tolol dahulu di tempatnya. Benar-benar menjengkelkan. Untung tampan.

"Tadaa!!! Aku bawakan kotak bekalmu. Nanami menyuruhku untuk mengembalikannya padamu." Gojo menyerahkan benda itu, sudah bersih mengkilat. Nanami sudah mencucinya.

(Y/n) merespon dengan kerutan di dahinya, "Kenapa melalui mu? Apa harus? Aku bahkan memberi itu secara langsung. Aku bahkan juga tidak tahu apa dia benar-benar memakannya atau tidak. Apa sebegitu tak inginnya dia membalas kebaikanku? Sial." (Y/n) merampas kotak bekal transparan itu, mengangkat kakinya dari sana. Melewati tong sampah, lalu melemparnya. Ia membuang kotak bekal miliknya itu. Tak paham lagi, kenapa begini?

Dan Gojo, ia hanya diam. Sungguh tak tahu harus bertindak bagaimana. Tak mungkin ia memaksa keras temannya itu untuk membalas perasaan (Y/n). Mustahil. Hati tiap manusia tak bisa diatur seperti itu. Rumit sekali memang jika sudah menyangkut percintaan ini.

Sepasang bola mata indah milik Gojo Satoru menatap lurus ke arah punggung sang perempuan. (Y/n) tergesa-gesa. Namun, ia mengambil arah jalan yang berbeda dengan posisi kamarnya. (Y/n) mengambil sisi lainnya. Jalan menuju ruangan Nanami.

"T-tunggu (Y/n)-chan! Kau tidak berencana memukul Nanami 'kan?!"





••••

to be continued-

Whole To YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang