• 𝐑𝐚𝐠𝐢𝐧𝐠 𝐢𝐧 𝐭𝐡𝐞 𝐛𝐫𝐚𝐢𝐧

260 26 1
                                    

Suara langkah kaki terdengar mendekat. Sang jelita yang kini tengah memasak pun menoleh ke sumber suara. Ada Nanami yang sedang mengucek matanya disana. Baru bangun. Senyuman manis dilempar kepada pria itu.

"Ohayou, Kento-kun." Ucap (Y/n). Nanami hanya membalas dengan deheman beratnya.

Pria besar itu kemudian langsung mendaratkan bokongnya diatas kursi meja makan. Menatap lurus kearah (Y/n) yang sibuk dengan kegiatan masak-memasaknya disana. Ini pemandangan terbaik yang pernah ada, begitu pikirnya.

Selang beberapa menit menunggu, akhirnya santapan pagi siap terhidang di depan mata. Aroma lezat dicium, membuat cacing-cacing perut brutal tak sabaran.

"Maaf, aku hanya bisa membuat ini. Karena kita belum ada belanja bahan-bahan makanan."

"Tidak masalah."

Tak ada yang membuka suara selama memakan makanan. Sampai akhirnya kegiatan lahap-melahap itu selesai, Nanami menawarkan diri membantu mencuci piring. Pastinya ditolak (Y/n), namun suaminya itu tetap bersikeras.

(Y/n) yang mengambil alih mencuci piring, dan Nanami yang bertugas mengelap piring. Keduanya begitu kompak dilihat.

"Kau ingin berlibur kemana?" Tanya Nanami tiba-tiba.

(Y/n) menoleh berekspresi tanya, "Memangnya kita akan berlibur kemana?" Tanyanya balik.

Nanami menghela nafas, "Itu bukan jawaban, (Y/n). Kenapa kau malah bertanya balik?"

"Habisnya kau tiba-tiba sekali menanyakan tentang itu." Kata (Y/n) sembari mengelap kedua tangannya. Beranjak dari tempatnya, duduk di sofa ruang tengah.

Nanami mengekorinya, mengambil tempat di sebelah (Y/n). "Memangnya kau tidak ada berpikiran untuk kita berdua honey moon?"

"Ah itu. Tak masalah mau dimana saja, asal kau tetap disampingku."

••••

Jauh dari tempat (Y/n) dan Nanami ada satu titik daerah yang tengah ribut saat ini. Suara ledakan dan apapun itu mememakakkan gendang telinga.

Kubu lokal dibuat Gojo Satoru, tentu tak mau serangan keduanya sampai terkena kemana-mana.

"Sekalipun kau menyerangku dengan sekuat tenaga. Tetap saja aku yang paling terkuat." Ucap Gojo sombong pada sahabatnya disana; Geto Suguru.

Geto menyeringai remeh, "Tutup saja mulutmu yang penuh omong kosong itu."

"Yah kau tak sepenuhnya salah juga. Karena jika Nanami Kento yang kuserang, hanya perlu waktu sebentar saja sebelum dia mati." Lanjut Geto melempar senyuman iblisnya disana.

"Sebaiknya kau harus belajar tentang buruknya mengusik kehidupan manusia, dasar iblis."

BOOMM!!

Serangan terakhirnya diberikan. Gojo Satoru meninggalkan acara pertarungan sengit tersebut. Buang-buang waktu saja, pikirnya.

Sedang Geto Suguru ditempatnya tertawa jahat. Sedikit merapikan pakaiannya yang cukup berantakan akibat lempar-lemparan serangan tadi. Pun juga meninggalkan tempat itu.

"Tunggu saja, Nanami Kento. Istri cantikmu itu akan kubawa."

••••

Tawaannya berhenti. Sosok yang sangat ia kenal ditangkap. Menatap lurus ke objek yang cukup jauh di depannya.

"Satoru!" Seru (Y/n) memanggilnya. Detik selanjutnya alisnya menyatu heran.

Tungkai kakinya dibawa, mendekati si pria ubanan disana. "Kenapa dengan bajumu?" Tanyanya.

Sobekan yang cukup besar terdapat pada setengah bajunya. Menampilkan otot-otot besar Gojo dipandang semua mata.

Whole To YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang