• 𝐒𝐨𝐦𝐞𝐭𝐡𝐢𝐧𝐠'𝐬 𝐰𝐫𝐨𝐧𝐠

295 27 1
                                    

(Y/n) mengernyitkan dahinya. Ia menatap penuh tanya pada layar gawai canggih miliknya. Gojo Satoru mengirimkan pesan, bahwa ada hadiah pernikahan untuknya dengan Nanami Kento.

"Apa kotak bingkisan dikursi belakang dari Satoru?" Tanya (Y/n) pada Nanami disampingnya.

"Ya. Kau ingin membukanya sekarang?"

Mereka berdua sedang dalam perjalanan pulang ke rumah. Rumah marga Nanami. Sang jelita sudah sah bernama Nanami (Y/n). Tak ada rasa cemas lagi dirasa. Keduanya siap membangun keluarga harmonis.

"Uhm, aku ingin membukanya sekarang. Aku ragu si ubanan sialan itu tahu tentang bagaimana aturan memberi kado untuk seseorang."

Nanami Kento yang mendengar pun menyatukan kedua alisnya tak paham. Diam di tempat, membiarkan istrinya berbuat sesuka hati terhadap kado pemberian Gojo Satoru disana.

Suara sobekan kertas tertangkap indera pendengaran. Nanami Kento sesekali melirik dari sudut matanya, ada sedikit rasa ingin tahu juga terhadap isi kotak itu.

"Sialan!" (Y/n) mengumpat kecil setelah melihat isinya. Sekotak penuh kondom, tak ada secarik kertas pun yang ada sebagai ucapan selamat.

Pipi memerah menahan rasa malu. (Y/n) melempar kotak itu kembali ke belakang. "Dasar albino tolol!"

"Lagipula kenapa harus kondom?! Bukannya kita sudah menikah?" Lanjut (Y/n).

"Kata Gojo padaku tadi, kalau dia takut kau hamil di usia muda." Jawab Nanami Kento cepat.

"Bodoh."

••••

Pintu kamar dibuka, tampak sebuah ranjang berukuran big size disana. Bersih putih, dihiasi dengan satu vas bunga mawar merah diatas nakas.

Saat hendak memasuki ruang kamar, (Y/n) dibuat berhenti ditempat. Membelalakkan mata menangkap apa yang dibawa Nanami Kento. Sekotak kondom pemberian Gojo Satoru diangkutnya.

"Chotto! Kenapa kau membawa itu, Kento-kun?!" Tanya (Y/n) dengan nada sedikit meninggi.

Nanami Kento lantas mengangkat kotak digenggamnya, melempar tatapan tak berdosa ke arah istrinya. "Aku akan menaruhnya di-"

"Buang saja itu!" Potong (Y/n) cepat.

"Lagipula itu untuk apa? Jangan termakan omongan si ubanan itu, Kento-kun."

"Tidak. Aku hanya menghargainya saja sebagai hadiah." Kata Nanami membela dirinya.

(Y/n) memijit pangkal hidungnya lelah, "Tidak usah menghargai benda bodoh itu."

"Katanya ini kondom paling mahal dijual."

"Apa hubungannya?! Terserah, tapi kau tidak boleh memakainya." Akhir kata si jelita. Kaki jenjang mulusnya dibawa melangkah dengan sedikit hentakan kesal.

"Siapa juga yang ingin memakainya."

Pintu kamar ditutup pelan. Nanami Kento ikut masuk, meletakkan sekotak kondom di sudut ruangan. Jauh dari daerah ranjang. Lalu telapak kaki besarnya dibawa mendekat ke arah kamar mandi.

"Aku mandi dulu."

Sedang (Y/n) duduk dibibir kasur. Mati-matian mengontrol detak jantungnya disana. Otaknya kini dipenuhi oleh gaya-gaya seks. Diri gelisah takut-takut di malam pertamanya.

Kenapa aku gugup sekali?! Padahal sebelum menikah kami sudah pernah melakukannya.

Suara percikan air terdengar. (Y/n) menatap lurus ke arah pintu kamar mandi. Degupnya menjadi-jadi.

Selang beberapa menit kemudian Nanami Kento keluar dari kamar mandi. Handuk putih melilit di pinggangnya. Tetesan air dari rambut pirangnya jatuh sedikit-sedikit. Tubuh atletisnya tampak sangat menggoda iman dilihat.

"Kau tidak mandi juga?" Tanya Nanami membuyarkan lamunan istrinya disana.

"A-ah ya-ya."

Tubuh bak gitar spanyol itu tergugu-gugu memasuki kamar mandi. Meninggalkan Nanami Kento dengan perasaan gemas padanya.

Durasi lamanya ritual mandinya lebih lama daripada Nanami Kento tadi. Membuat sang suami itu bertanya-tanya apa saja yang dilakukan istrinya di dalam sana.

Saat hendak bangkit dari ranjangnya, (Y/n) akhirnya menampakkan diri. Niat Nanami yang ingin memanggilnya tadi pun tak jadi. Bokongnya kembali didaratkan. Melihat aneh kepada (Y/n) disana yang tak bergeming ditempatnya.

"Ada apa? Cepat pakai bajumu nanti kau kedinginan." Ujar Nanami Kento perhatian.

(Y/n) membuang mukanya tak berani menatap sang suami. Pipinya memerah, dengan memaksa diri ia membuka suaranya pelan, "Bisa kau balik badan dulu?"

"Kau malu? Bukannya aku sudah melihat-"

"Sudahlah cepat balikkan saja badanmu dulu sebentar, Kento-kun!" Cibir (Y/n).

"Ha'i ha'i." Nanami Kento langsung berbalik badan.

Selagi (Y/n) sibuk berkutat dengan isi lemari pakaian, Nanami Kento disana menerima panggilan. Tertera nama Gojo Satoru disana.

"Halo."

"Moshi Moshi, Nanami. Sekarang kau sedang bersama (Y/n)-chan 'kan?"

"Ya. Ada apa?"

"Baguslah, jaga dia baik-baik. Awas saja kalau (Y/n)-chan sempat lecet sekecil pun."

"Memangnya ada apa? Kenapa kau ini?"

"Tadi aku melihat Getou menyelinap ke dalam sekolah Jujutsu. Sepertinya dia masih mengincar iblis yang melakukan kontrak dengan (Y/n)-chan."

"Bukannya sudah tidak ada lagi sekarang?"

"Memang. Tapi dia tidak percaya. Dia juga bilang kalau dia juga mengincar Yuuta dan Toge."

"Jangan sampai ada keributan, Gojo."

"Keributan apa?" Tanya (Y/n) tiba-tiba membuat Nanami sedikit terlonjak kaget.

Sambungan telepon diputus sepihak oleh si pria bersurai pirang. Tak mau berita tidak baik ini sampai di (Y/n). Berharap semoga kedepannya lebih baik lagi. Nanami Kento tak mau jika ia harus kehilangan setengah jiwanya 'tuk kedua kalinya.

"Tidak ada. Gojo bilang kalau aku harus mencoba kondom-"

"Tidak!"

Nanami menghela nafas. Tangan besarnya menggapai puncak kepala sang istri, mengusap-usap sayang. "Aku memang tidak akan memakainya, (Y/n)." Kata Nanami lembut.

(Y/n) mengambil nafasnya lega. Detik kemudian ia bergerak gelisah. Kembali teringat akan pikiran kotornya tadi. Melirik kecil Nanami malu-malu. Yang dilirik pun menanggapi aneh akannya. Namun, sekejap menyadari.

"Sekarang kau tidur." Ucap Nanami sembari menepuk-nepuk bantal kepala.

(Y/n) mengerjap, "T-ta-tapi..."

"Sudahlah. Aku tahu kau sangat lelah. Sekarang tidur. Kita bisa melakukannya nanti."

"Apa kau termakan omongan Satoru? Kau takut aku hamil muda? Kau takut kalau-"

"Tidak. Sekarang tidur, atau aku benar-benar akan membuatmu tidak bisa berjalan."

Mengangguk menuruti. (Y/n) mulai berbaring dan menutup matanya. "Kento, kemarilah tidur juga."

Nanami Kento mendekat. Tidur berpelukan menghangatkan tubuh. Hanya suara tempo nafas sang jelita ditangkap pendengaran. Damai. Nanami memberi kecupan manis di kening (Y/n) sebelum keduanya masuk ke alam mimpi.

Aku janji akan melindungimu, (Y/n).





••••

to be continued-

Whole To YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang