• 𝐇𝐞𝐚𝐫𝐭 𝐩𝐫𝐞𝐬𝐬𝐮𝐫𝐞

370 49 2
                                    

Uluran tangan diberikan oleh si lelaki berkerah tinggi, hendak membantu si jelita turun dari bus. (Y/n) terima dengan senang hati. Menciptakan kupu-kupu pada Inumaki Toge saat keduanya bertautan tangan.

"Arigatou, Toge."

Oksigen segar dihirup panjang. Rombongan SMA Jujutsu sudah sampai di titik tujuan. Tampak seperti pedesaan yang asri. Udaranya cukup dingin saat ini. (Y/n) pun tengah mempertipis suhu dingin ditubuhnya. Ia sibuk menggosok-gosok telapak tangannya. Menempelkan di lehernya. Harap-harap tak memperbesar rasa menggigil.

Memastikan semua orang sudah turun, Gojo Satoru langsung membuka suara memerintah, "Baiklah semuanya, kita sudah sampai di tempat pemandian air panasss!! Woooo!!. Sekarang kita masuk, bawa semua barang kalian ke dalam lalu rapikan."

Semuanya melaksanakannya. Bergiliran mengambil tas-tas mereka. Sedang (Y/n) memilih 'tuk menyingkirkan diri sejenak. Akan sangat sesak jika berbondong-bondong seperti itu, pikirnya.

"Ini ambil." Nanami Kento menjulurkan sebuah tas milik si jelita.

"Kau tahu tasku, Nanami-san?"

"Jangan salah paham. Aku tidak tahu tas semua orang. Ini Gojo yang seenaknya memaksaku."

Sang pria bermahkota pirang itu pun lalu berakhir dari hadapan si jelita. Tak memberi kesempatan (Y/n) 'tuk mengucapkan terimakasih padanya. (Y/n) mengalihkan pandangannya ke bawah, melihat lurus pada tas hijau army miliknya. Senyuman manis terlukis di parasnya.

Hah, dia selalu datang melalui orang lain ya.

••••

Aroma lezat daging panggangan menyebar, menerpa semua hidung di tempat ini. Tetapi, ada sisi tak baik. Suhu udara kian semakin meningkat dari yang sebelumnya. (Y/n) pun sampai harus memakai dua lapis jaket di tubuh indahnya. Meski demikian, angin-angin bisa-bisanya menyelip masuk. Ia sedikit menggigil.

"Daging! Daging! Daging!" Itadori Yuuji dan Kugisaki Nobara bersorak-sorai. Tampaknya suhu kulkas ini tak dapat mempengaruhi mereka berdua. Fushiguro Megumi pun sweatdrop melihatnya.

"Yahahahaha!! Kalian berdua semangat sekali. Yosh! Ayo habiskan semua dagingnya!!" Seru si pria ubanan. Dirinya bersatu dengan kedua muridnya itu. Melompat-lompat kelebihan girang disana.

Harusnya dari awal aku tidak masuk ke sekolah Jujutsu ini. Begitulah kata hati si Megumi landak.

(Y/n) menghangat melihat interaksi semua orang di tempat ini. Menyunggingkan senyuman. Ia pun mulai menggigit sepotong daging panggang di tangannya. Mengunyahnya dengan perlahan. Dagingnya sangat lezat.

"Ini, kukembalikan."

Kegiatan kunyahan penuh girang pun terpaksa dijeda. Sang jelita mengangkat wajahnya, memandangi ketampanan si penguasa hatinya. Kemudian netra violetnya pun teralihkan pada benda kotak digenggaman Nanami. Itu tempat roti panggang isi cokelat buatannya.

"Kau belajar cepat dari kesalahanmu ya, Nanami-san." Si empunya kotak tengah menyeringai.

Nanami Kento meletakkan begitu saja benda kotak itu di kursi sebelah (Y/n). "Aku sangat cukup dewasa untuk belajar dari pengalaman." Balasnya.

"Itu bagus. Aku senang mendengarnya. Bagaimana? Apa perasaanku sudah kau balas sekarang?"

"Tidak." Mata tajam si pria pirang menusuk.

"Apakah aku harus memasak makanan ala restoran baru kau mau?" (Y/n) melempar tanya lagi. Senang rasanya berlama-lama berbalas kata dengan penguasa hatinya ini.

"Aku paham sekarang. Kau menyogokku dengan makanan-makanan itu?"

"Hei! Aku cuma ingin menunjukkan skil memasakku tau! Para lelaki kan pastinya menyukai perempuan yang pandai memasak untuk dijadikan istri." Jelas (Y/n) sedikit meninggi.

"Istri?"

"Itu benar. Kau mau jadikanku istrimu 'kan, Nanami-san?" (Y/n) menyeringai lagi.

"Tidak. Istri apanya? Kau bahkan tidak sampai disitu-"

"Nanami." Gojo Satoru memotong percakapan mereka berdua. Menatap tajam lurus ke arah Nanami, lalu dengan cepat menampilkan wajah tolol penuh cengirannya pada (Y/n).

"(Y/n)-chan ayo bergabung juga dengan yang lain!"

"Chotto-" Gojo menarik paksa lengan si jelita. Menjauhkannya dari Nanami.

Dua punggung itu pun semakin mengecil dilihat. Nanami masih terpaku di tempatnya. Pandangannya kosong. Ia baru saja hampir keceplosan. Pantas saja Gojo tiba-tiba datang dan mengambil (Y/n), pikirnya begitu.

Dirinya mengambil kembali kotak milik si jelita. Mungkin besok akan ia kembalikan lagi. Tarikan kencang Gojo membuat (Y/n) tak bisa menyempatkan diri meraih kotak tersebut. Jadilah begini akhirnya.

'Kau bahkan tidak sampai disitu' apanya?! Nanami Kento bodoh. Kau hampir saja membuat kekacauan tadi.

Daksanya menjauhi kerumunan. Tak berminat ikutan bersenang-senang. Baterai tubuhnya hirap. Tungkai kaki ia perintahkan 'tuk mengarah ke kamarnya. Beristirahat lebih awal daripada semuanya. Diri perlu banyak merenungi segala gejolak hati.

Menjadi istriku? Jangan melawak, (Y/n). Umurmu saja tidak sampai lebih dari 20 tahun. Jangan membuat pembodohan disini.

Wajah lelahnya diusap kasar. Nanami melempar tubuhnya ke atas futon lembut. Kembali berkelahi dengan alasan-alasan bodohnya. Sesekali menggeleng cepat sewaktu rupa si jelita terbayang dibenak.

"Seharusnya aku tidak membantu Gojo merawatmu." Gumam Nanami sebelum dirinya memasuki bunga tidurnya.

••••

"Serahkan itu padaku, Nanami." Gojo Satoru menghadang jalan si pria pirang.

"Aku-"

"Biar aku saja. Kemarikan itu."

Nanami menghela nafas pasrah. Pelan-pelan menjulurkan kotak tersebut. "Titip ucapan terimakasihku padanya."

Gojo Satoru menyeringai, "Ucapan terimakasih, atau ucapan maaf?" Tanyanya menekan.

"Aku tidak ingin mengungkitnya lagi, Gojo."

"Mengungkit yang mana? Tentang kau yang mencintai (Y/n) tapi menolak keras karena umurnya pendek? Atau tentang kau yang mengirimnya ke Amerika karena ingin menjauhkannya darimu?"

Gojo Satoru semakin memajukan wajahnya. Menekan lebih kepada si pria pirang. Kepalanya mendidih, dadanya menggelegar. Sangat tak bersahabat.

"Kau pengecut, Nanami."



••••

to be continued-

Whole To YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang