Kecewa dirasa. Raga jelita lamban menerima kotak miliknya. Dari tangan si pria ubanan, Gojo Satoru. Padahal kemarin malam diri bersumringah melihat Nanami yang langsung memberikannya. Sang penguasa utuh hatinya datang melalui orang lain, lagi.
Awan mendung menutupi birunya langit. Buram tak bercahaya seperti jiwa (Y/n) sekarang ini. Dirinya mengurungkan niat untuk pergi ke kuil. Padahal ia sudah berniat sekali ke tempat itu. 'Tuk berdoa, semoga semuanya baik-baik saja. Juga permohonan akan cerita romansanya.
"Jangan sedih, (Y/n)-chan. Nanti malam ada festival, mau pergi?" Tawar Gojo berharap dapat memperbaiki suasana hati (Y/n).
"Nanami-san menyuruhmu lagi untuk mengembalikannya?" Tanya (Y/n) melenceng dari topik.
Pria tiang albino itupun menghela nafasnya panjang lalu menjawab, "Sudahlah, itu tidak penting. Kau tidak bisa terus-menerus seperti ini padanya, (Y/n)-chan."
"Kenapa? Aku mencintainya, Satoru. Dia membuatku percaya lagi dengan laki-laki. Tidak seperti ayah bajingan itu."
"Kau tidak menghitungku juga dalam hal itu?" Tanya Gojo cepat.
"Bukan begitu. Kau dan Nanami sama-sama punya tempat khusus dihatiku. Kau sudah kuanggap seperti saudara laki-laki kandungku, Satoru." (Y/n) mengakhiri percakapan keduanya. Beranjak dari tempatnya dengan sekotak digenggam.
"Kau mau kemana, (Y/n)-chan?!"
"Membuang kotak sialan ini!"
••••
Seringai di wajahnya. Sang pria pemilik six eyes itu menatap rendah seorang temannya? Sekali mendecih sebelum membuka suara, "(Y/n)-chan membuangnya lagi."
"Kenapa denganmu, Gojo?" Nanami malah melempar tanya.
Tatapan sinis diberikan Gojo, "Apa maksudmu?"
"Kau terlihat lebih baik saat mendukung (Y/n) untuk mendekatiku."
Tawaan remeh terdengar. Tubuh besar Gojo Satoru berbalik membelakangi. Kakinya bergerak tiga langkah menjauhi kemudian berhenti. Menyilangkan kedua tangannya, sedang muka menengadah menatap langit biru tanpa awan putih disana.
"Aku tidak akan melakukan hal bodoh seperti itu lagi. Kau tahu kalau aku tidak menyetujui hubungan kalian berdua. Tidak akan pernah." Kata Gojo penuh penekanan.
"Meski aku meminta maaf padanya langsung, dan menjelaskan semua-"
"Kuperingatkan padamu jangan lakukan itu, Nanami!"
"Kenapa kau bersikeras seperti itu? Bukannya disini hanya aku yang dirugikan?" Nanami menatap dalam-dalam netra indah milik Gojo itu.
"Jadi, kau menyembunyikan sesuatu?" Tanya Nanami lagi menyelidik tajam.
Gojo Satoru menelan ludah dengan susah payahnya disana. Daksanya menegang disertai cucuran keringat meleleh di pelipisnya. Dirinya tercekat. Jiwanya seakan diremas kuat tak kuasa bergerak 'tuk merespon.
"Jadi itu benar?" Nanami bersuara lagi. Pria idaman (Y/n) itupun kemudian memijit kecil pangkal hidungnya lalu melanjutkan, "Kau tahu, Gojo. Menyembunyikan banyak hal dari (Y/n) itu bukan sesuatu yang bagus."
"Bukan urusanmu."
••••
"Aku minta maaf untuk kotakmu itu."
Setelah Nanami mengatakan kalimat permintaan maafnya, suara teriakan terdengar kencang. Siapa suruh pria pirang itu tiba-tiba muncul dan berakhir membuat (Y/n) terkejut batin.
"Hobimu sekarang suka tiba-tiba muncul ya?! Untung aku tidak punya penyakit jantung."
"Maaf."
"Ya. Dan untuk kotak sialan itu, aku sudah melupakannya."
Rasa bersalah Nanami membesar. Hanya sebuah kotak bekal berhasil membuatnya sedikit kacau. Ya, bagaimanapun juga Nanami Kento yang sebenarnya menyukai utuh perempuan si empunya netra violet itu.
"Aku tadi ingin mengembalikannya langsung padamu. Tapi, Gojo tiba-tiba datang dan bilang kalau biar dia saja yang memberinya padamu."
(Y/n) sedikit tercengang, "Apa kau sakit, Nanami-san?"
Lantas kerutan muncul di dahi si pria pirang. Mengernyit tak paham. "Apa?"
"Atau, apa kau kerasukan?" Tanya (Y/n) lagi.
"Kenapa kau ini?" Kesal Nanami.
Selanjutnya si jelita mengeluarkan tawa renyahnya. Membuat ketidakpahaman Nanami bertambah. Pria itu berdiam di tempatnya, mempersilahkan waktu si jelita untuk tertawa sepuas yang dia mau.
"Yang benar saja. Tidak mungkin Satoru begitu. Dan lagi, tak biasanya kau berbicara banyak padaku, Nanami-san. Apa ada yang salah?" (Y/n) meredakan gelakaknya.
Nanami Kento membuang mukanya. Diri kesal mendengar kata per kata si jelita. Niatnya sudah bagus malah tak dipercaya. Salahnya juga memang, sebab menolak keras kehadiran (Y/n) selama ini.
"Daripada itu, apa kau mau roti selai stroberi?" Tanya Nanami pelan.
"Sebagai permintaan maafku, akan kutraktir." Lanjut si pria pirang.
Dua bola mata violet si jelita terbuka lebar. Membelalak tak percaya. "Kau masih ingat kesukaanku, Nanami-san?!"
"..."
"KKYAAAAAAAA!!"
Nanami menutup kedua telinganya, tak mau indera pendengarannya kenapa-kenapa akibat pekikan senang si jelita.
"Bisakah kau diam? Berisik sekali!"
(Y/n) langsung menutup mulutnya dengan kedua telapak tangannya. Detik selanjutnya ia cengar-cengir tak berdosa. Sudah seperti Gojo Satoru saja si jelita satu ini.
"Jadi...?" (Y/n) mendekatkan wajahnya pada Nanami, memojokkan si pria.
Nanami mundur menjauhkan wajahnya, bersiteguh menjaga jarak keduanya. "Apa?"
"Jadi, kau sudah membalas perasaanku, Nanami-san?" Tanya (Y/n) penuh harap, pertanyaan yang sama ia tanya sebelum-sebelumnya. Netra violetnya bercahaya, membuat perasaan Nanami pun menyala-nyala.
Jarum jam seakan berhenti bekerja. Menghentikan waktu dunia. Angin sepoi-sepoi menerpa paras cantiknya, sedang si pria pun terpana memandanginya.
Sepatah katapun tak terucapkan, dan si jelita yang masih bercahaya menanti di tempatnya. Bersiap-siap mendengar jawaban, lagi.
Entah dari dorongan apa Nanami membalas memajukan wajahnya. Kedua mata lelahnya perlahan terpejam. Semakin dekat. Sampai Nanami menyatukan bibir mereka berdua. Mengecup lembut bibir persik kenyalnya jelita.
Aku mencintaimu, (Y/n). Kata Nanami dalam hatinya.
Burung-burung berkicauan menjadi saksi cinta mereka berdua. Tak ada yang mengusik ciuman itu, sampai tautan keduanya lepas. Tampak diatas sana sang langit sedang berpihak pada si jelita, memberikan (Y/n) hari ini sebuah kenangan yang akan senantiasa berakar di jiwanya.
Ciuman pertamanya diambil cinta pertama dan terakhirnya.
••••
to be continued-

KAMU SEDANG MEMBACA
Whole To You
FanfictionTentang semua kebohongan Nanami Kento yang menolak kehadiran (Y/n), pun tak diindahkan sang jelita. Memberi utuh pada sang pria penguasa hati. Sampai segalanya yang tersembunyi t'lah terungkap jelas, memberi perubahan besar pada (Y/n) dan membalikka...