Thirteen

196 26 2
                                    

"Hati-hati, kalau nanti nggak kuat nanjak, langsung turun aja, jangan lupa istirahat kalau capek, Eomma dan Gumo udah siapin cemilan dan minum yang cukup buat kalian. Adik-adiknya dijaga ya, jangan ditinggal, jangan digangguin!" Sohee berkata panjang lebar kepada empat muda-mudi di hadapannya. Tiffany hanya meminum tehnya dengan santai.

"Iya, Imo, tenang aja nggak usah khawatir. Kan ada Brian." Ia menghela napasnya, sedikit melirik ke arah ibunya untuk meminta bantuan, tapi yang didapat malah wajah mengejek wanita pertengahan 40 tahun itu.

Sohee akhirnya menghela napasnya pelan, membenarkan perkataan Brian barusan, ia tidak perlu khawatir karena Brian memang bisa diandalkan, meski ia adalah sosok kakak yang jahil kepada adik-adiknya. Lagipula, ada Hyunjin juga yang akan membantu Brian.

"Ini udah belum? Takut keburu siang soalnya, terus kasihan itu mobil yang nunggu kita." Lia menginterupsi sambil cengengesan.

Akhirnya Sohee menyudahi ceramahnya dan melepas kepergian keempat anak muda itu, itu pun sambil diyakinkan oleh Tiffany bahwa mereka akan baik-baik saja karena mereka sudah besar.

Suasana di mobil juga hanya agak sedikit canggung, mungkin canggung hanya untuk Yeji dan Hyunjin saja, buktinya kedua kakak adik bermarga Choi itu masih saja sibuk dengan kegiatan mereka. Brian dengan cemilan serta obrolan dengan supir mereka dan Lia yang sedari tadi mengoceh semua hal yang dilihatnya kepada Yeji.

Untungnya, jarak yang mereka tempuh tidak terlalu jauh. Kurang dari satu jam, mereka sudah sampai di gerbang masuk Hallasan Seongpanak, karena mereka memang bukan ingin yang benar-benar mendaki, hanya berjalan-jalan kecil saja.

Setelah mereka membayar tiket, mereka siap untuk berjalan dengan bawaan mereka. Masing-masing membawa satu buah tas yang berisi air minum, khusus Brian dan Hyunjin, mereka membawa lebih dari satu botol air minum serta sedikit bekal makanan yang sudah disiapkan orang tua mereka.

"Kita foto dulu!" ajak Lia yang kini sudah menghampiri salah satu pengunjung, meminta tolong mengambil gambar dengan ponselnya.

Mereka berdiri berjajar, dengan Lia dan Yeji di tengah mereka. Posisi Yeji dan Hyunjin juga agak sedikit canggung sebenarya, tapi masing-masing dari mereka berusaha untuk tidak memperlihatkan itu.

Setengah jam berlalu sejak mereka mulai perjalanan, peluh sedikit membanjiri wajah dan tubuh keempatnya. Lia yang tadinya cerewet pun pada akhirnya terdiam, ia sudah merasakan lelah.

"Oppa, istirahat sebentar!" pinta Lia sambil memegang tangan Brian.

Hyunjin akhirnya mengusulkan untuk berhenti dan beristirahat sejenak di tempat yang lebih datar dan aman.

Ia juga memberikan cokelat ke masing-masing orang di sana, dengan maksud agar bisa mendapatkan energi tambahan dari cokelat tersebut.

"Masih kuat?" tanya Hyunjin kepada Yeji yang sedari tadi hanya diam.

Yeji langsung menatap Hyunjin, karena itu adalah kata-kata pertama sejak mereka di kamar kemarin.

Ia mengangguk pelan sambil tersenyum kecil, merasa bersyukur kakaknya itu akhirnya mau berbicara lagi dengannya. Lagipula, perjalanan ini masih bisa ia atasi, tidak ada apa-apanya dengan latihan dance-nya.

"Yuk, biar kita nggak kesiangan sampai atas!" Hyunjin mengajak yang lain dan akhirnya mereka bersiap untuk berjalan kembali.

Hampir lima jam mereka berjalan (tentunya dengan banyak berhenti karena Lia sudah tidak kuat dan hampir menyerah), akhirnya mereka sampai di puncak Hallasan.

"Huaahh... Akhirnya sampai!" Lia merentangkan tangannya, menghirup udara musim panas yang sebentar lagi berakhir di pulau jeju.

"Gila, gue tadinya sempet ngeremehin, nggak bakal capek karena sering latihan dance, ternyata capek banget!" seru Yeji mengadahkan kepalanya ke atas sambil menutup matanya, dirinya benar-benar lelah.

Twins? || Hwang Hyunjin x Hwang Yeji ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang