Suara dentuman musik masih mengiringi sekelompok orang yang menari di atas panggung, meliuk-liukan tubuh mereka sesuai dengan irama. Di depan panggung juga sudah berderet juri-juri yang merupakan koreografer dan orang-orang yang berpengaruh di industri entertainment Korea Selatan.
Setelah pose terakhir dan suara musik terhenti, tepuk tangan riuh mengiringi kepergian sekelompok orang tadi dari atas panggung.
"Lihat deh, mereka hebat banget," bisik seseorang dengan freckles di wajahnya.
"Here we go, Felix si pesimis kembali muncul," sindir temannya yang mempunyai rambut agak panjang, sambil menyentil kening temannya itu.
"Yak! Sakit!" serunya sambil membalas dengan memukul kepala temannya itu.
"Stop! Ayo, kita siap-siap ke belakang panggung!" kata teman mereka lainnya, yang sudah berdiri dari kursi yang ia duduki.
"Emangnya udah disuruh, Hyung?" tanya si freckles bingung.
"Makanya, jangan berdebat terus dari tadi! Ayo kita udah di tunggu panitia di sana!"
Akhirnya, mereka berdua berjalan mengikuti lelaki yang usianya terpaut tiga tahun lebih tua dari mereka.
Di belakang panggung, mereka bertemu dengan lautan manusia yang sedang menunggu giliran untuk tampil di panggung. Memang, ini bukanlah acara yang sembarangan. Meskipun tidak ditampilkan di televisi, namun dengan adanya acara ini bisa memungkinkan mereka untuk dilirik oleh beberapa para pencari bakat dari agensi-agensi ternama di Korea Selatan.
"Kalian tunggu di sini, kalau ingin memperbaiki riasan kalian, silahkan di sebelah sana," kata panitia yang mengantar mereka sambil menunjuk di salah satu meja rias yang sebenarnya tidak kosong alias ada penghuninya.
"Baik, terima kasih," kata mereka bertiga sambil membungkukkan badan.
"Kita duduk di mana, Hyung?" tanya si rambut panjang sambil mengedarkan pandangannya.
Si yang paling tua juga ikut mengedarkan pandangannya, berharap ada tempat kosong yang bisa mereka tempati.
"Bangchan!" seru sebuah suara dari arah kanan mereka.
"Heiii... Bambam!" sapa Bangchan balik sambil menghampiri temannya itu, membuat kedua temannya yang lain diam mematung, bingung harus berbuat apa.
"Kalian ngapain diem aja? Ayo!" sahut Bangchan lagi ketika sadar kedua temannya masih berdiam diri di tempatnya.
"Lo ikut juga? Udah gue bilang untuk gabung sama crew gue," kata Bambam sambil mempersilahkan duduk ketiga orang yang baru datang itu.
"Ck, gue nggak sebanding sama kalian. Lo kan tahu, passion gue sebenarnya bukan di dance tapi lebih ke musik."
"Oh ya, kalian cuma bertiga?"
"Kenalkan, ini Hyunjin," kata Bangchan menunjuk si rambut panjang. "Dan ini Felix. Mereka dongsaeng terbaik gue."
"Hai, gue Bambam. Dan ini teman-teman gue, itu Jinyoung, Jackson, JayB, Mark, Yugyeom, dan Youngjae," kata Bambam memperkenalkan satu persatu teman-temannya.
"Lo, saudara lo juga ikut di kompetisi ini?" tanya Jackson tiba-tiba.
"Nggak. Gue nggak punya saudara di Korea," jawab Hyunjin. "Memangnya kenapa?"
"Nggak, muka lo mirip seseorang yang gue temuin tadi. Perempuan sih, tapi mukanya mirip banget sama lo."
"Aaahhhh, yang jalan sama Chaeryeong tadi?" tanya Youngjae sambil mengingat.
"Iya, yang sama temanmu tadi. Siapa namanya?" tanya Jackson lagi.
"Yeji. Hwang Yeji."
"Nggak. Gue nggak kenal yang namanya Hwang Yeji," kata Hyunjin lagi sambil menggelengkan kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twins? || Hwang Hyunjin x Hwang Yeji ✔️
Fiksi PenggemarHyunjin dan Yeji, bertemu untuk pertama kalinya ketika mereka mengikuti kompetisi dance. Wajah mereka yang identik membuat teman-teman di sekitarnya penasaran dengan hubungan keduanya, yang membawa mereka menjadi lebih dekat satu sama lain. Apakah...