Nine

211 27 3
                                    

Hari berganti hari dan bulan berganti bulan. Kehidupan Yeji perlahan membaik, itupun menurut dirinya.

Hyunjin dan ibunya yang awalnya hanya menunda kepergiannya ke Australia, malah kini akhirnya memutuskan untuk menetap di sini. Ayahnya sudah mengirim orang untuk mengurus kepindahan ibunya dan Sohee juga harus mengundurkan diri dari kerjaannya, itupun setelah drama dari sang atasan yang tetap menginginkan Sohee untuk cuti saja.

Hubungan Sohee dan Chansung juga mulai membaik, sudah bisa berbincang dengan nyaman tanpa rasa canggung sedikitpun. Malah kadang diselingi dengan canda tawa. Meski terkadang Sohee masih membatasi dengan tidak memberikan Chansung celah untuk bersentuhan dengannya.

Tapi, ada hal yang baru kali ini dialami oleh Yeji seumur hidupnya.

Tawa sang ayah.

Akhirnya ia merasakan hal itu sekarang.

Hyunjin juga sudah mulai berkuliah di kampusnya. Mengambil jurusan yang sama dengan dirinya dan ia juga harus terpaksa mengubur mimpinya untuk menjadi seorang idol. Karena dokter sudah melarangnya untuk menari lagi. Efek pasca kecelakaan tempo lalu.

Dan sama halnya dengan Yeji. Kakinya sudah tidak bisa menahan beratnya latihan menari. Bahkan, untuk dipakai berlari saja kadang ia merasa nyeri di beberapa bagian kakinya.

Sejak Yeji keluar dari Rumah Sakit pula, terpantau kini Jinyoung secara terang-terangan sedang mendekati dirinya. Awalnya, Yeji tidak menyadari hal itu, namun makin lama Jinyoung terlihat sekali lebih memperhatikan Yeji ketika mereka sedang berkumpul. Padahal setiap mereka berkumpul, Hyunjin juga ada bersama mereka. Yeji tahu ketika Jinyoung mengajaknya berbincang, raut wajah Hyunjin pasti akan berubah.

Yeji tidak ingin apa yang dipikirannya tentang Hyunjin benar terjadi, sampai akhirnya hari ini Yeji memberanikan diri untuk menanyakan keresahan hatinya kepada saudaranya itu.

Yeji kini sedang berada di kamar Hyunjin, menemani laki-laki itu untuk menyelesaikan tugas kuliahnya. Sehabis membantunya tadi, Yeji tidur-tiduran di atas kasur Hyunjin sambil tangannya tak henti berselancar di halaman media sosialnya.

"Jin," panggil Yeji yang hanya dijawab dehaman dari saudara laki-lakinya.

"Jin," panggil Yeji lagi, karena merasa Hyunjin tidak meresponnya dengan benar.

"Apa?" tanya Hyunjin, namun pandangannya tak beralih dari laptopnya.

"Jin," panggil Yeji sekali lagi yang kali ini berhasil membuat Hyunjin mengalihkan atensinya ke arah gadis yang sedang menatap ke arahnya.

"Apa Hwang Yeji, adikku paling cantik, paling bawel?" tanya Hyunjin sambil gemas yang hanya dihadiahi kekehan kecil dari mulut Yeji.

"Lo masih lama? Bukannya udah selesai tadi tugas lo?"

"Gue lagi nyicil buat tugas yang lain. Kenapa banyak banget sih, padahal baru tahun pertama."

"Karena baru tahun pertama makanya banyak tugas. Coba kayak gue, tugas udah mulai dikit, tapi sebentar lagi gue bakal magang sih."

"Jin," panggil Yeji sekali lagi.

"Kenapa sih? Lo laper? Kan tadi gue bilang makan aja duluan, gue masih belum laper."

"Bukan itu iih!!!" seru Yeji sambil melempar bantal ke arah Hyunjin yang untungnya langsung tertangkap, kalau tidak tertangkap mungkin sudah mendarat di atas laptopnya.

"Hahahaha... Ya udah, apaan sih? Lo tuh mau ngomong apa sih sampe muter-muter gini?"

Yeji menarik napasnya dalam, lalu menghembuskan perlahan.

"Lo pasti sadar kan kalo Jinyoung Oppa deketin gue?" tanya Yeji pelan sambil memilin jari jemarinya.

Yeji mengangkat pandangannya dan mendapati Hyunji yang terdiam sambil menatapnya. Di sana, Yeji bisa melihat guratan kecewa di mata Hyunjin. Yeji bisa melihat bagaimana Hyunjin tidak rela kalau Yeji dekat dengan orang lain.

Twins? || Hwang Hyunjin x Hwang Yeji ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang