Five

294 34 3
                                    

"Yeji, Appa masih nunggu penjelasan kamu ya!" seru sang Ayah sambil bersedekap dada di hadapan putrinya itu.

"Appa butuh penjelasan apa memangnya dari aku?"

"Dia. Siapa laki-laki yang sama kamu tadi?"

"Emangnya kenapa kalo Appa tahu? Apa peduli Appa?"

"Apa peduli Appa? Saya Ayah kamu, yang harus tahu siapa laki-laki kurang ajar yang udah berani cium kamu?"

"Oh, Appa masih peduli sama aku? Aku pikir, udah lupa kalau punya anak."

"Maksud kamu apa ngomong gitu?"

"Coba Appa pikir, apa selama ini kita pernah ketemu? Apa selama ini, Appa pernah nanya aku lagi apa? Aku kenapa? Apa semua baik-baik aja? Nggak pernah aku denger kalimat-kalimat itu keluar dari mulut Appa. Pas aku dirawat di Rumah Sakit, Appa lebih milih untuk pergi ke China. Pas kelulusan SMA aku, Appa lebih milih untuk ke Amerika.  Pas aku... Pas aku... Pas aku bener-bener butuh Appa, Appa nggak ada. Aku nggak pernah ngerasain punya Appa," kata Yeji yang kini sudah menangis tersedu.

"Appa lakuin ini semua buat kamu. Buat masa depan kamu."

"Buat aku gimana? Aku cuma mau Appa nyempetin untuk nanya aku udah makan apa belum, aku lagi apa, kuliah aku gimana, apa yang aku suka. Aku nggak peduli sama ini semua!" seru Yeji sambil menunjuk rumahnya.

"Yeji. Sekarang kamu masuk kamar kamu. Appa hukum kamu, untuk nggak keluar kamar sampai kamu sadar apa salah kamu."

"Apa karena ini aku nggak punya Ibu?" tanya Yeji pelan.

"Maksud kamu?" tanya Chansung balik sambil menatap Yeji.

"Apa karena sifat Appa yang kayak gini, yang bikin Eomma pergi ninggalin kita?"

"Kamu udah ngaco, Ji. Sekarang pergi ke kamar kamu!"

"Kenapa Appa nggak kasih aku ke Eomma aja dari dulu? Kenapa aku harus hidup, sedangkan jiwa aku udah mati. KENAPA AKU NGGAK MATI AJA SEKALIAN???"

PLAAAAKKKK....

"CHANSUNG!!!"

Terdengar suara Tiffany berseru ketika Chansung menampar pipi Yeji dengan keras. Tiffany memang langsung bergegas menuju kediaman adiknya itu, ketika salah satu pelayan di sana mengabari kalau Chansung sedang marah besar ke Yeji.

"Aku. Benci. Appa!" kata Yeji penuh penekanan di tiap katanya dan langsung berlalu masuk ke dalam kamarnya dan langsung disusul oleh Lia.

Changsung mengusap wajahnya dengan kasar. Ia tidak mengerti kenapa putrinya menjadi seperti ini.

"Kamu tuh apa-apan sih. Kenapa sampai nampar Yeji begitu?" tanya Tiffany penuh amarah sambil mengampiri adiknya itu.

"Nuna, please leave me alone," pinta Chansung sambil mendudukan dirinya di sofa.

"Eomma Appa nggak pernah ngajarin kita untuk main tangan sama anak kita. Aku juga nggak pernah ngajarin kamu untuk nyakitin anak kamu."

"Nuna nggak tahu permasalahannya anak itu."

"Aku emang nggak tahu permasalahan yang ada di kepala kamu itu, tapi aku tahu anak itu seperti apa."

"Apa yang Nuna tahu tentang dia?" tanya Chansung pelan, sedikit meremehkan Kakaknya itu.

"Kamu. Aku tahu kamu nggak pernah tahu anak itu. Kamu nggak pernah kenal siapa Yeji dan seperti apa Yeji sebenarnya."

"Aku tahu dia. Dia itu anak aku," bantah Chansung lagi.

Twins? || Hwang Hyunjin x Hwang Yeji ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang