Seventeen

198 32 1
                                    

Yeji berusaha membuka matanya yang susah sekali diajak kerja sama, sedangkan ia merenggangkan tubuhnya. Ia merasakan bahwa alas tidurnya tidak senyaman biasanya, ia membuka sedikit matanya, kemudian menutup salah satu matanya untuk menghalau sinar matahari yang kini mencoba masuk ke mobil.

Mobil.

Yeji membulatkan matanya dengan sempurna, ketika menyadari dirinya kini ada di dalam mobil milik Hyunjin dan saat ini empunya tersebut ada di kursi pengemudi di depannya, menggelung sambil memeluk dirinya sendiri.

Ia juga baru menyadari, kalau sedari tadi ia memakai jaket kebesaran milik Hyunjin.

Seketika, ia mencoba mengingat apa yang telah terjadi kemarin malam. Yeji mengingat bahwa ia ada di tengah-tengah keluarganya dan ayahnya mengatakan bahwa ia bukanlah darah dagingnya, lalu kemudian ia marah dan sang ibu menamparnya.

Ia juga ingat kalau Hyunjin akhirnya membawanya ke tempat ini, setelah hampir sejam mereka berjalan tak tentu arah. Kemudian Hyunjin mengelus pipinya yang sakit akibat tamparan ibunya dan... Oh..

Yeji menutup wajahnya dengan kedua tangannya, ketika mengingat ciuman panas mereka semalam.

Lo ngapain semalem, Yeji? Baru dikasih tahu dia bukan saudara lo, terus lo berdua langsung ciuman! Mana semalem Hyunjin bilang 'I love you' gitu. Iiissshhh..

Yeji menggerutu dalam hati sambil memukul kepalanya dengan kepalan tangannya dengan pelan, berusaha untuk menyadarkan dirinya dari kebodohannya.

"Eh, lo udah bangun?" tanya Hyunjin sambil merenggangkan tangannya, ia merasakan tubuhnya sedikit sakit akibat tidur dengan posisi tidak nyaman.

Yeji hanya mengangguk pelan ketika Hyunjin menatapnya dari bangku depan. Kini posisi mereka memang, Yeji tidur di bangku belakang dan Hyunjin di bangku depan.

"Laper nggak? Cari sarapan, yuk!"

Akhirnya, Yeji kembali ke bangku samping Hyunjin. Namun, Hyunjin masih saja tak menjalankan mobilnya. Yeji menatapnya bingung. Perlahan tubuh Hyunjin mendekat ke arah Yeji, seketika Yeji menutup matanya, tapi yang dirasa hanyalah sabuk pengaman yang melintang di tubuhnya.

Yeji membuka mata, ia pikir Hyunjin sudah menjauh, tapi ternyata Hyunjin terdiam di tempatnya, tepat di depan wajahnya sambil menatap lekat Yeji.

"K-kenapa?" Yeji tergagap sambil melihat wajah Hyunjin yang DEMI TUHAN cakep banget.

Hyunjin hanya menyunggingkan senyumnya. "Lo kenapa tutup mata? Berharap gue cium?"

"Hyunjin!" seru Yeji sambil memukul pelan lengan laki-laki di hadapannya ini.

Kekehan terdengar di telinga Yeji dan Hyunjin langsung mencuri kecupan kilat di bibir Yeji yang sedari tadi merajuk.

"Morning kiss," kilahnya ketika Yeji membulatkan matanya.

Hyunjin tersenyum lalu mulai melajukan mobilnya, meninggalkan tempat yang penuh kenangan dan cerita tersebut.

***

"Abis ini, lo balik?" tanya Yeji di sela sarapannya.

Pagi ini, mereka memilih untuk sarapan di warung makan yang menyediakan sundubu jjigae sebagai menu sarapannya. 

"Lo juga lah!"

Gelengan pelan terlihat dari kepala Yeji. "Balik ke mana gue?"

"Ji, rumah itu, masih rumah lo juga."

"Nggak, Jin. Di sana bukan tempat gue, gue udah bukan bagian dari kalian lagi. Gue aja sekarang bingung, nama gue sebenarnya siapa?"

Twins? || Hwang Hyunjin x Hwang Yeji ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang